Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Picu Rasa Gatal, Mengapa Daun Jelatang Justru Ampuh Atasi Pegal?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Jeremy Lopez Foppiani
Ilustrasi tanaman daun gatal, daun jancuk, daun jelatang menyebabkan rasa gatal. Manfaat daun jelatang untuk menghilangkan pegal.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Daun jelatang, daun jancuk, atau daun gatal merupakan nama-nama untuk menyebut daun tanaman dari keluarga Urticaceae.

Sesuai sebutannya, mengoleskan daun jelatang pada kulit akan mengundang rasa gatal tidak tertahankan.

Namun, di kalangan masyarakat Papua dan Maluku, melumuri kulit dengan daun jelatang justru membantu menghilangkan pegal dan nyeri.

Hal itu tampak dari unggahan video akun X @ainunrozi, Jumat (7/6/2024). Warga lokal terlihat santai dan tidak menunjukkan reaksi berlebihan saat mengoleskan daun jancuk ke tubuhnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbanding terbalik, orang-orang yang belum terbiasa memanfaatkan daun jelatang tampak berteriak karena rasa gatal yang menyerang.

Lantas, dapat memicu rasa gatal, mengapa daun jelatang justru bisa mengatasi pegal?

Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Khasiat Daun Jancuk untuk Tubuh


Daun jelatang picu rasa gatal tetapi atasi pegal

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada, Maluku, Lukman La Basy mengatakan, daun gatal atau daun jelatang secara empiris digunakan oleh masyarakat sebagai penghilang pegal dan lelah.

Peneliti daun gatal ini tengah mengembangkan riset terkait senyawa pembawa (marker) yang berpotensi sebagai analgesik alias pereda nyeri, serta antiinflamasi atau anti-peradangan pada daun.

Akan tetapi, berdasarkan hasil skrining fitokimia, daun gatal memiliki kandungan flavonoid, fenolik, steroid, terpenoid, dan alkaloid.

"Di mana senyawa-senyawa ini memiliki aktivitas sebagai antioksidan atau penangkal radikal bebas, dan analgesik-antiinflamasi," ujar Lukman, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/6/2024).

Kandidat doktor di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini melanjutkan, hasil penelusuran lebih jauh dari daun jelatang menemukan bahwa senyawa yang bertanggung jawab sebagai analgesik-antiinflamasi adalah uvaol dan lupeol dari golongan triterpenoid.

Namun, menurut Lukman, senyawa-senyawa di balik manfaat meredakan nyeri itu bukan senyawa penyebab rasa gatal tak tertahankan saat dioleskan.

Dia menjelaskan, sensasi gatal dari daun jelatang disebabkan trikoma yang memenuhi permukaan daun.

Tidak membahayakan tubuh, trikoma pada tumbuhan merupakan alat untuk melindungi diri dari serangan.

"Trikoma berbentuk jarum ketika tertusuk pada kulit menyebabkan gatal," tutur Lukman.

Baca juga: Manfaat Daun Gatal Papua, Diklaim Ampuh Atasi Pegal dan Lelah

Sensasi gatal dan nyeri berlawanan

Lukman pun menyebut, jika belum terbiasa menggunakan daun jelatang atau daun gatal, pasti akan merasa tidak nyaman.

Kendati demikian, 10-15 menit kemudian, rasa gatal dari daun jelatang akan menghilang, sebelum digantikan dengan sensasi analgesik.

Munculnya rasa gatal yang dipicu oleh trikoma juga dapat mengalihkan pengguna dari rasa pegal atau nyeri.

"Karena di dalam trikoma terdapat asam formiat yang menyebabkan vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah, sehingga aliran darah lancar, badan terasa rileks," ucapnya.

Terpisah, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) Inggrid Tania menjelaskan, sensasi gatal dan nyeri atau pegal bersifat antagonistik atau berlawanan.

Rasa nyeri akan menghambat gatal, sedangkan sensasi gatal akan menahan rasa nyeri yang tengah dirasakan.

Inggrid menambahkan, kandungan asam formiat dalam daun jelatang bisa menembus kulit dan melebarkan pori-pori.

Saat pori-pori melebar, aliran darah akan terangsang, sehingga membantu menghilangkan rasa pegal dan nyeri otot.

Meski menimbulkan sensasi gatal cukup kuat saat dioleskan pada tubuh, daun jelatang membantu mengurangi nyeri yang melanda.

"Setelah beberapa menit, sensasi gatal tersebut memberikan efek mengurangi rasa nyeri dan kekakuan tubuh," jelasnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Baca juga: 6 Manfaat Daun Sambung Nyawa, Tingkatkan Kesuburan hingga Turunkan Kolesterol

Jenis daun jelatang dengan efek gatal berbeda

Daun jancuk atau jelatang umumnya mengarah pada genus Laportea yang banyak tumbuh di daratan Indonesia, terutama Maluku dan Papua.

Setidaknya ada tiga spesies umum dari tanaman yang juga disebut sebagai daun gatal ini, yakni Laportea decumana, Laportea stimulans syn, dan Laportea peltata.

Namun, ada pula daun jelatang yang masuk dalam genus Urtica, yaitu Urtica dioica yang lebih sering ditemukan di luar negeri.

"Daun jelatang Urtica dioica sebetulnya asalnya dari luar negeri, tapi di Indonesia juga sudah ada yang menanam, bisa tumbuh di Indonesia," ungkap Inggrid.

Perbedaan spesies dan genus tersebut menyebabkan bentuk dan ukuran daun jancuk tampak berbeda-beda.

Kendati demikian, tanaman perdu ini memiliki ciri umum berupa batang pohon yang lunak dan rambut-rambut halus pada permukaan daun.

"Semuanya disebut daun jelatang, daun gatal, atau daun jancuk," ujar Inggrid.

Baik Laportea maupun Urtica, sama-sama menimbulkan efek gatal sekaligus khasiat untuk meredakan pegal dan nyeri.

Namun, Urtica dioica yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama stinging nettle turut menyebabkan efek panas terbakar saat tersentuh kulit.

Baca juga: 5 Tanda Hormon Tidak Seimbang, Salah Satunya Sering Lupa

Manfaat daun jelatang

Di sisi lain, manfaat daun jelatang jenis Urtica dioica dalam ilmu kesehatan pun sebenarnya jauh lebih banyak terbukti oleh penelitian ilmiah.

Ahli pengobatan herbal ini menjelaskan, Urtica dioica dapat dikonsumsi dengan mengolahnya menjadi sayuran bening atau tumisan.

Rutin mengonsumsi daun tanaman ini juga bermanfaat memperlancar aliran air susu ibu (ASI).

Penelitian lain turut mengembangkan daun jelatang Urtica dioica menjadi krim anti-penuaan atau anti-aging.

Tidak hanya itu, tanaman yang sama juga bisa disulap menjadi salep yang berkhasiat membantu meredakan nyeri.

Sementara itu, menurut Inggrid, daun jelatang dari genus Laportea baru dimanfaatkan sebatas pereda pegal dan nyeri otot maupun kulit.

"Sampai saat ini yang baru dimanfaatkan memang sebatas mengatasi nyeri-nyeri terasa di kulit, termasuk nyeri perut, itu bisa dipakai. Segala yang terasa nyeri di kulit itu bisa dimanfaatkan," terang Inggrid.

Bukan hanya efek analgesik atau pereda nyeri, dua jenis daun jelatang juga memiliki efek antiinflamasi yang membantu mencegah peradangan dalam tubuh.

Khasiat tersebut diperoleh dari kandungan asam yang memicu rasa gatal pada kulit, sehingga menimbulkan pelebaran pori-pori serta peningkatan aliran darah.

Lebih lanjut Inggrid menjelaskan, masyarakat yang ingin merasakan manfaat daun gatal atau jelatang pun dapat langsung mengoleskannya pada bagian tubuh yang pegal dan nyeri.

"Sederhana sekali, cuma dioleskan saja daunnya langsung ke kulit. Kalau mau lebih kuat lagi, daunnya ditumbuk, setelah ditumbuk lalu dioleskan di kulit yang ada keluhan pegal dan nyeri otot," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi