KOMPAS.com - Sebagian orang meyakini makan daging kambing dapat membuat tekanan darah naik. Oleh karena itu daging kambing dihindari penderita tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Padahal, daging kambing menjadi salah satu hidangan utama saat kurban dalam rangka Idul Adha.
Umumnya, orang dewasa memiliki tekanan darah normal berkisar antara TDS 120-129 mmHg dan/atau TDD 80-84 mmHg.
Namun, mereka akan mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi jika memiliki tekanan darah TDS di atas 130-159 mmHg dan/atau TDD 90-99 mmHg ataupun lebih dari itu.
Orang yang memiliki riwayat hipertensi mungkin akan menghindari makan daging kambing karena takut tekanan darahnya naik.
Lalu, benarkah makan daging kambing akan membuat tekanan darah naik?
Baca juga: Mengapa Daging Kambing Bau Prengus?
Daging kambing bikin tekanan darah naik: mitos
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Habibie Arifianto membantah mitos daging kambing menyebabkan tekanan darah naik.
"Dari berbagai macam penelitian, daging kambing tidak terbukti berpotensi untuk meningkatkan tekanan darah atau hipertensi," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (13/6/2024).
Menurut Habibie, hal yang justru berisiko meningkatkan tekanan darah seseorang adalah condiment atau bahan-bahan yang dipakai untuk mengolah daging kambing. Misalnya, garam, margarin, dan kecap yang kaya natrium.
Alasannya, bahan-bahan penyedap yang tinggi natrium akan membuat senyawa itu mampu mengikat banyak cairan yang mengalir bersama darah ke jantung. Kondisi ini membebani kerja jantung sehingga meningkatkan tekanan darah.
Natrium yang berlebihan juga mengganggu keseimbangan dengan kalium dalam tubuh. Padahal, keseimbangan natrium dan kalium diperlukan agar ginjal mampu membuang cairan berlebih dari tubuh.
Natrium yang berlebihan membuat ginjal tidak mampu membuang sisa cairan sehingga terjadi penumpukan di dalam tubuh yang dapat menimbulkan naiknya tekanan darah
Baca juga: Berapa Kandungan Kolesterol pada Daging Kambing?
Penyebab tekanan darah tinggi
"Kondisi yang mempengaruhi tekanan darah beberapa di antaranya kita bagi menjadi yg bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi," lanjut dia.
Kondisi penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat dimodifikasi antara lain sebagai berikut:
- Faktor genetik: pasien dengan riwayat keluarga hipertensi juga berpotensi untuk menderita hipertensi.
- Usia: pembuluh darah akan kaku semakin bertambah usia sehingga meningkatkan risiko terjadinya hipertensi
- Jenis kelamin: pria lebih berpotensi mengalami hipertensi dibanding wanita. Namun, wanita berusia di atas 60 tahun akan lebih berisiko tinggi karena faktor menopause.
Sebaliknya, ada penyebab tekanan darah tinggi lainnya yang dapat dimodifikasi atau dihindari yakni:
- Konsumsi makanan yang kaya natrium atau garam. Garam cenderung mengikat cairan di dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanan darah
- Gaya hidup sendentary atau kurang gerak
- Merokok
- Melakukan diet kaya lemak atau kolestrol.
Habibie menekankan, orang-orang dianjurkan menghindari faktor risiko penyebab tekanan darah ringgi untuk mencegah konfisi tersebut.
"Mencegah tekanan darah tinggi otomatis menghindari faktor risiko yg bisa dimodifikasi. Selain itu, apabila sudah didiagnosis hipertensi, wajib untuk rutin mengkonsumsi obat hipertensi," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.