Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Teori Bumi Berlubang dan Agartha, Inspirasi Serial "Joko Anwar's Nightmares and Daydreams"

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Jose L. Stephens
Ilustrasi Bumi.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams sudah tayang di Netflix sejak 14 Juni 2024.

Joko Anwar yang menyutradarai langsung serial itu mengaku terinspirasi dari teori Bumi Berlubang atau Hollow Earth theory, serta dunia bernama Agartha.

“Serial ini mengeksplorasi genre sci-fi supernatural,” kata Joko dalam rilis resmi Netflix, Rabu (19/6/2024).

“Terinspirasi oleh keingintahuan dan ketertarikan saya pada cerita alien, saya menggali lebih dalam konsep menarik tentang alien yang mungkin tidak jauh dari kita," jelasnya.

Lalu, apa itu teori Bumi Berlubang serta dunia bernama Agartha dalam serial Joko Anwar's Nightmares and Daydreams?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: NASA Akan Kirim Bintang Palsu ke Orbit Bumi, untuk Menyaingi Matahari?


Teori Bumi Berlubang

Seorang astronom dan matematikawan Inggris, Edmond Halley mengemukakan gagasan Bumi berlubang pada 1692.

Dikutip dari laman University of California Santa Barbara (UCSB), Halley dikenal sebagai astronom Kerajaan Inggris yang menghitung orbit Komet Halley.

Menurutnya, Bumi memiliki rongga di dalamnya dengan lapisan cangkang yang memiliki tebal sekitar 800 km dengan dua pintu di bagian utara dan selatan. Rongga itu berukuran seperti diameter Venus, Mars, dan Merkurius.

Teori ini dibuat karena Halley melihat Bumi memiliki medan magnet yang berubah-ubah dan bervariasi. Dia berpendapat, ada lapisan atmosfer dalam Bumi yang memisahkan cangkang-cangkang, sehingga setiap cangkang memiliki kutub magnetnya sendiri.

Halley menambahkan, rongga di dalam perut Bumi itu ditempati sebuah bola yang memiliki atmosfer dan dapat dihuni makhluk hidup.

Pada abad 17, ahli lain Leonhard Euler juga berpendapat bahwa Bumi memiliki rongga dengan Matahari kecil seukuran 1.000 km berada di tengahnya untuk memberikan cahaya dan kehangatan bagi peradaban dalam perut Bumi.

Baca juga: Bumi Terima Sinyal Misterius dari Jarak Hampir 16.000 Tahun Cahaya, Berasal dari Mana?

Sementara, ahli lain bernama John Cleves Symmes Jr melengkapi teori tersebut dengan mengusulkan adanya lubang berdiameter 2.300 km di Kutub Utara dan Kutub Selatan untuk masuk ke perut Bumi.

Untuk membuktikan teori itu, Symmes bahkan mengadakan ekspedisi ke Kutub Utara untuk mencari pintu masuk tersebut. Sayangnya, ekspedisi itu tidak terwujud karena dia meninggal pada Mei 1829.

Dilansir dari Discover Magazine (17/8/2023), penjelajah bernama Richard Byrd memimpin penerbangan pertama melintasi kedua kutub pada 1920-an.

Dia dikabarkan mencapai Bumi berongga. Namun, temuannya tidak dipublikasikan secara terbuka.

Dikutip dari laman Institut Geofisika University of Alaska Fairbanks, akademisi Raymond Bernard menuliskan teori Bumi Berlubang dalam buku The Hollow Earth pada 1979.

Menurutnya, pintu masuk rongga perut Bumi tidak terlihat dari udara karena kompas pesawat rusak saat pilot melintasi wilayah kutub yang dipenuhi magnet di sekitar lubang pintu masuk tersebut.

Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem Serang Banyak Negara, Apakah Bumi Mulai Tak Layak Huni?

Dunia Agartha di perut Bumi

Dalam teori Bumi Berongga, terdapat anggapan bahwa ada sebuah kota atau peradaban di perut Bumi yang disebut Agartha.

Nama Agartha terkadang ditulis Agartta, Agharti, atau Agarttha. Nama alternatif untuk kota ini adalah Shamballa atau Shambalah yang berarti "tempat damai" dalam bahasa Sansekerta.

Nama Agartha dianggap berasal dari Aryavartha atau tempat asal usul Weda oleh penganut Hindu.

Tak hanya umat Hindu, rakyat China , Rusia, dan Kirgizstan mengenal tempat bernama Agartha dalam budaya mereka.

Diberitakan Explorers Web (7/4/2024), Kerajaan Agartha konon terletak di pusat Bumi. Namun, tempat ini terhubung ke benua dalam permukaan Bumi melalui terowongan bawah tanah.

Tempat ini dikabarkan dihuni makhluk bernama Old One yang memiliki kemampuan fisik, spiritual, kecerdasan, dan teknologi melampaui manusia.

Agartha disebut memiliki wilayah tropis yang subur dan beriklim baik. Dikutip dari Atlas Obscura (21/10/2015), penduduk di sana disebut menyukai perdamaian serta berukuran lebih besar dan sehat daripada makhluk hidup di permukaan Bumi.

Baca juga: Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Bukti Bumi tak berongga

Sejumlah eksperimen dilakukan para peneliti untuk membuktikan Bumi tidak berongga, dikutip dari IFL Science (8/6/2023).

Pada 1774, ilmuwan melakukan perhitungan kepadatan Bumi di Gunung Schiehallion, Skotlandia.

Mereka menemukan massa gunung itu menarik pendulum ke arahnya. Data ini dihitung untuk menentukan kepadatan Bumi.

Hasilnya, ilmuwan menemukan, Bumi memiliki kepadatan sekitar 5,5 gram per sentimeter kubik. Sementara batuan kerak Bumi memiliki kepadatan rata-rata 2,7 gram per sentimeter kubik.

Baca juga: Bulan Disebut Mulai Menjauh dari Bumi, Kecepatannya Setara dengan Pertumbuhan Kuku Manusia

Profesor geofisika dari Chicago University, Andrew Campbell menjelaskan, kepadatan Bumi jika berongga seharusnya lebih rendah dibandingkan kepadatan kerak Bumi.

Kenyataannya, lapisan batuan yang menyusun kerak Bumi lebih padat dibandingkan kepadatan permukaan Bumi. Ini berarti Bumi tidak berongga.

Selain itu, Bumi terdiri dari empat lapisan yang dikelompokkan berdasarkan komposisi kimia dan sifat fisikanya. Berikut rincian lapisan Bumi:

  1. Kerak: lapisan terluar yang terbuat dari batuan padat dan mineral, seperti basal dan granit. Kerak terbagi menjadi samudera dan benua
  2. Mantel: mayoritas terdiri dari batuan dan mineral padat dengan area magma semi padat
  3. Inti luar: berupa cairan yang alirannya menciptakan medan magnet Bumi
  4. Inti dalam: berupa benda padat dari besi dan nikel sekaligus lapisan terpanas Bumi dengan suhu mencapai 5.500 derajat celsius.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi