KOMPAS.com - Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hossam Zaki mengumumkan telah menghapus Hezbollah sebagai “organisasi teroris” pada Sabtu (29/6/2024).
“Dalam keputusan Liga Arab sebelumnya, Hezbollah ditetapkan sebagai organisasi teroris, dan penunjukan ini tercermin dalam resolusi, menyebabkan terputusnya komunikasi," ujarnya dikutip dari Anadolu, Sabtu.
“Negara-negara anggota Liga Arab sepakat bahwa label Hezbollah sebagai organisasi teroris tidak boleh lagi digunakan,” imbuhnya.
Zaki mengaitkan keputusan tersebut dengan fakta bahwa penunjukan Hezbollah sebagai organisasi teroris tidak lagi berlaku.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa Liga Arab tidak memiliki daftar teroris dan tidak secara aktif berusaha untuk menunjuk entitas-entitas semacam itu.
Baca juga: Hezbollah Tembak 200 Roket ke Israel, Balas Kematian Komandannya
Untuk diketahui, Liga Arab mengklasifikasikan Hezbollah sebagai "organisasi teroris" pada Maret 2016, meskipun mendapatkan penolakan dari Lebanon dan Irak.
Selain itu, Liga Arab juga menyerukan agar Hezbollah berhenti mempromosikan ekstremisme dan sektarianisme.
Hezbollah juga diminta menahan diri untuk tidak mencampuri urusan internal suatu negara, serta tidak memberikan dukungan apa pun terhadap terorisme di wilayah tersebut.
Baca juga: Ribuan Pasukan di Timur Tengah Siap Gabung Bersama Hezbollah, jika Israel Serang Lebanon
Desakan untuk mengakhiri konflik Lebanon-Israel
Pada Jumat (28/6/2024), harian Lebanon Al-Akhbar melaporkan, Zaki mengunjungi Beirut dan mengadakan pertemuan dengan Muhammad Raad, kepala kelompok Loyalty to the Resistance yang berafiliasi dengan Hezbollah.
Pertemuan tersebut sekaligus menandai kontak pertama antara Liga Arab dan Hezbollah dalam lebih dari satu dekade.
Menurut pernyataan Liga Arab pada Jumat, selama kunjungannya di Beirut, Zaki telah mengadakan pertemuan dengan banyak pejabat.
Sejak Selasa (25/6/2024), Zaki telah bertemu dengan pejabat Lebanon dan berbagai pemimpin politik, serta parlemen yang mewakili spektrum politik Lebanon.
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas tentang penurunan ketegangan di Lebanon selatan sejak dimulainya perang Israel di Gaza.
Baca juga: PBB Ketar-ketir Lebanon Bernasib Seperti Gaza, Apa Antisipasinya?
"Eskalasi militer di selatan menimbulkan tantangan serius terhadap keamanan dan stabilitas, tidak hanya di Lebanon, tetapi juga di seluruh Timur Tengah, terutama jika konflik meluas," kata Zaki dilansir dari The Business Standard, Minggu (30/6/2024).
Diplomat tersebut bahkan menekankan agar semua pihak mematuhi Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi situasi saat ini.
Menurut Zaki, masyarakat internasional harus bersikeras mengakhiri perang yang berkecamuk di Jalur Gaza, sehingga akan menghentikan konfrontasi di Lebanon selatan.
Selain itu, mereka juga menfokuskan topik pembicaraannya untuk mengatasi kekosongan jabatan presiden di Lebanon yang telah berlangsung selama lebih dari 19 bulan.
Kunjungan dan pernyataan Zaki bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran atas potensi eskalasi antara Hezbollah dan Israel di Lebanon.
Baca juga: Israel Utara Dilahap Api Setelah Hezbollah Tembakkan 40 Skuadron Drone
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.