KOMPAS.com - Media sosial tengah diramaikan dengan unggahan soal "weton tulang wangi" yang dikaitkan dengan malam 1 Suro.
Diketahui malam 1 Suro merupakan malam yang menandai awal bulan pertama dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam penanggalam Islam.
Salah satu warganet di media sosial X (Twitter) menuliskan, pemilik weton tulang wangi biasanya akan mulai merasakan gejala aneh pada tubuh, seperti lemas dan susah tidur.
"Kalau tidak salah hitung 1 Sura jatuh pada tanggal 07 Juli 2024. Jika peka, Para pemilik Weton tulang wangi biasanya sudah mulai ngrasa aneh di beberapa bgian tubuh. Nyeri, lemas, susah tidur, perasaan gelisah, denger suara2 aneh ditelinga, dan panas di blkng leher," tulis pemilik akun @Lakonstory, Rabu (3/7/2024).
Hingga Kamis (4/7/2024), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 1 juta kali, disukai 9.000, dan di-retweet lebih dari 2.000 warganet X atau Twitter.
Lantas, apa itu weton tulang wangi yang disebut-sebut berkaitan dengan malam 1 Suro?
Baca juga: Benarkah Kebo Bule Diberi Minum Kopi dan Makan Ketela Sebelum Dikirab di Malam 1 Sura?
Penjelasan soal "weton tulang wangi"
Kepala Pusat Unggulan Iptek Javanologi Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta Sahid Teguh Widodo mengatakan, weton tulang wangi adalah bentuk kepercayaan masyarakat dalam menyambut 1 suro atau 1 Muharram untuk menandai Tahun Baru Islam.
Menurut dia, munculnya weton tulang wangi dan kepercayaan lain terhadap malam 1 Suro merupakan bentuk self-cultivation atau budidaya diri untuk menapaki sesuatu yang baru, dalam hal ini untuk menyambut Tahun Baru Islam.
Ia menyampaikan, keyakinan akan weton tulang wangi muncul lantaran budaya Jawa tidak bersifat antropologi, namun lebih ke kosmologi. Artinya, orang jawa meyakini bahwa dirinya bagian dari semesta alam.
Lebih lanjut, Sahid menjelaskan, weton tulang wangi memiliki banyak kategori, seperti Sabtu Wage dan Sabtu Legi.
Waktu-waktu itu tersebut menurut kepercayaan orang Jawa dianggap istimewa. Pertandanya biasanya muncul dengan macam-macam, ada yang merasakan badan pegal-pegal, emosian, gelisah, dan lainnya.
"Saya rasa weton tulang wangi yang dikaitkan dengan gejala-gejala tersebut tidak jauh dengan self-cultivation orang Jawa untuk menjadi subjek di semesta alam ini sesuai dengan konsep kosmologi tadi," kata Sahid kepada Kompas.com, Kamis (5/7/2024).
Baca juga: Ramai soal Weton Tulang Wangi Dikaitkan dengan Satu Sura, Apa Itu?
Apa saja weton tulang wangi?
Sementara itu, budayawan sekaligus dosen Program Studi Ilmu Sejarah di UNS Surakarta, Tundjung Wahadi Sutirto mengatakan, biasanya orang yang memiliki weton tulang wangi memiliki kencenderungan akan daya tarik yang kuat, yang terkadang menyentuh alam gaib.
"Maka orang dengan weton tulang wangi itu penggambarannya wataknya sangat peka terhadap lingkungan, baik lingkungan yang terlihat maupun yang tidak kasat mata," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (18/7/2023).
Sementara itu, ia menyebutkan bahwa ada banyak weton yang termasuk tulang wangi, di antaranya:
- Senin Kliwon
- Senin Wage
- Senin Pahing
- Selasa Legi
- Rabu Kliwon
- Rabu Pahing
- Kamis Wage
- Sabtu Wage
- Sabtu Legi
- Minggu Pon
- Minggu Kliwon
Baca juga: Mitos Tidak Boleh Keluar Saat Malam Satu Sura Bertentangan dengan Tradisi Keraton, Apa Sebabnya?
Weton tulang wangi dan mitos malam 1 Suro
Tundjung menyampaikan, dalam khasanah budaya Jawa, malam 1 Suro dipercaya sebagai malam yang penuh magis dan mistis.
Pada malam 1 Suro dipercaya roh para leluhur akan datang ke lingkungan tempat tinggal manusia di Bumi dan bisa dirasakan oleh pemilik weton tulang wangi.
"Karena, orang dengan weton tulang wangi ini punya kedekatan dengan makluk halus atau astral, maka mereka yang memiliki weton itu bisa bersinggungan dengan roh-roh itu. Sehingga bisa berdampak pada energi negatif yang terserap olehnya," ungkap dia.
Oleh karena itu, untuk menghindarkan dari energi negatif itu, Tundjung menyarankan agar siapa saja yang memiliki weton yang menunjukkan weton tulang wangi agar lebih mendekatkan diri dengan yang maha kuasa.
"Siapa saja yang hitungan kelahirannya menunjukkan weton tulang wangi agar memperbanyak melakukan pendekatan diri dengan yang maha kuasa dengan berbagai cara misalnya berdoa atau meditasi," jelasnya.
"Sehingga, dalam tradisi Jawa kaitan antara weton tulang wangi dengan datangnya malam 1 Sura itu bersifat koherensi," jelasnya.
Baca juga: Ramai soal Weton Tulang Wangi Dikaitkan dengan Satu Sura, Apa Itu?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.