Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Manusia Prasejarah Suka Melukis di Gua?

Baca di App
Lihat Foto
Adhi Agus Oktaviana/Arkenas/Griffith University
Lukisan gua tertua di dunia menggambarkan babi kutil Sulawesi yang dilukis di dinding goa Leang Tedongnge berumur 45.500 tahun yang lalu. Lukisan prasejarah tertua di dunia ini mengungkapkan sejarah migrasi manusia modern, Homo sapiens di Nusantara, Indonesia.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Peneliti menemukan lukisan gua tertua di dunia berada di dalam Goa Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.

Diberitakan Al Jazeera, lukisan berukuran 92 cm x 38 cm ini menunjukkan sosok tiga orang di sekitar seekor babi hutan yang digambar dengan warna merah tua.

Penelitian yang dilakukan oleh tim gabungan Indonesia dan Australia itu menunjukkan, lukisan tersebut dibuat sekitar 51.200 tahun yang lalu dan menjadikannya sebagai lukisan gua tertua di dunia.

Rekor sebelumnya ditempati lukisan babi kutil yang berada di gua Leang Tedongnge, Sulawesi Selatan yang diperkirakan berusia setidaknya 45.500 tahun, dikutip dari The Guardian.

Tak hanya di Indonesia, lukisan gua juga banyak ditemukan sejumlah negara lain, seperti lukisan di Cantabria, Andalusia, dan Extremadura, Spanyol yang diklaim berusia lebih dari 64.000 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mengapa manusia purba suka melukis di dinding gua?

Baca juga: Lukisan Gua Tertua Berusia 51.200 Tahun Ditemukan di Sulawesi, Ungkap Asal-usul Seni Bercerita


Simbolisme

Dilansir dari Britannica, lukisan gua berasal sekitar masa Paleolitikum atau Zaman Batu dan diyakini dibuat oleh Homo sapiens.

Hingga saat ini, tercatat ada sekitar 400 situs gua bergambar di dunia.

Saat itu, manusia prasejarah kebanyakan menggambar seni gua dengan pigmen merah atau hitam. Warna merah dibuat dari oksida besi, sedangkan mangan dioksida dan arang menjadi warna hitam.

Mereka sering menggambar hewan-hewan yang diketahui punah seperti singa gua, mammoth, badak berbulu, dan beruang gua.

Ada juga gambar kuda, bison, auroch (sejenis banteng), cervid (rusa), dan ibex (kambing gunung). Burung dan ikan jarang digambarkan.

Baca juga: Arkeolog Temukan Lukisan Kuno di Pompeii yang Terkubur Hampir 2.000 Tahun

Kepala ilmu arkeologi di Southampton University, Inggris, Alistair WG Pike dalam studinya mengatakan, lukisan gua menunjukkan manusia saat itu terlibat dalam simbolisme

"Itu mungkin terkait dengan kemampuan berbahasa," katanya, diberitakan History (5/10/2021).

Sementara, profesor arkeologi di Tennessee University, Jan F. Simek menambahkan, para pelukis gua sedang menceritakan sebuah kisah atau narasi melalui karyanya.

Dia mencontohkan, lukisan gua di Cumberland Plateau, AS menggambarkan orang-orang yang tampak membuat kain tenun.

"Ada narasi di sana, ada cerita di sana, meski kita tidak tahu apa ceritanya," lanjutnya.

Baca juga: Penemuan Gua Paleolitik Berisi 110 Lukisan Prasejarah di Spanyol

Fungsi seremonial

Gambar-gambar di gua sering kali terlihat menunjukan suatu cerita, adegan perburuan, atau suatu aktivitas dalam kehidupan prasejarah.

Hal itu membuat sejumlah pakar berpendapat, lukisan gua mungkin berperan penting dalam pengembangan pemikiran simbolik dan kemunculan bahasa, seperti dikutip dari Discover Magazine.

Di sisi lain, lukisan-lukisan tersebut sebagian besar terletak di gua-gua yang dalam dan area yang sulit diakses manusia. Bahkan, tidak ada tanda-tanda tempat tinggal di sekitarnya.

Kondisi ini membuat banyak ahli beranggapan bahwa lukisan gua bukan hiasan, tapi memiliki fungsi seremonial atau keagamaan.

Ada dugaan lukisan itu digunakan dalam upacara perdukunan untuk memberkati pemburu atau memberikan perlindungan.

Baca juga: Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Selain gambar hewan, beberapa gua juga dihiasi lukisan tapak tangan manusia yang dianggap sebagai bentuk tanda tangan. Uniknya, kebanyakan tapak tangan tidak dibuat pria.

Sebuah studi pada 2013 yang diterbitkan dalam American Antiquity meneliti jejak tangan di gua-gua sektar Perancis dan Spanyol.

Para peneliti membandingkan rasio panjang jari telunjuk, jari manis, dan jari kelingking dalam gambar yang ada.

Hasilnya, 75 persen jejak tangan atau 24 dari 32 gambar yang ada adalah milik perempuan. Hanya tiga gambar yang dibuat laki-laki, sementara lima gambar lainnya dibuat remaja laki-laki.

Temuan ini dinilai membuktikan perempuan berperan lebih penting dalam masyarakat sebagai pemburu atau pengumpul kebutuhan sehari-hari. 

Perempuan juga mungkin punya tugas penting dalam kehidupan spiritual penduduk suatu wilayah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi