KOMPAS.com - Demam berdarah adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk, yang cukup umum terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Gejala yang paling umum ketika Anda terkena demam berdarah adalah demam tinggi mencapai 40 derajat celsius, disertai gejala lain seperti sakit kepala, nyeri tubuh, mual, dan ruam.
Biasanya kondisi ini membaik dalam waktu 1 sampai 2 minggu. Namun beberapa orang dapat mengalami demam berdarah parah dan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Dalam kasus yang parah, demam berdarah dapat berakibat fatal. Sehingga akan lebih baik untuk mencegah daripada mengobati.
Baca juga: Cara Menaikkan Trombosit bagi Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dikutip dari Kompas.com (17/2/2023) demam berdarah parah terjadi ketika pembuluh darah rusak dan bocor, sehingga jumlah sel pembentuk gumpalan (trombosit) dalam aliran darah Anda turun.
Hal tersebut dapat menyebabkan syok, pendarahan internal, kegagalan organ, dan bahkan kematian.
Sekitar 1 dari 20 orang yang sakit demam berdarah bisa berpotensi mengalami demam berdarah parah. Gejalanya dapat berupa:
- Sakit perut, nyeri tekan
- Muntah (setidaknya 3 kali dalam 24 jam)
- Pendarahan dari hidung atau gusi
- Muntah darah, atau darah di tinja
- Merasa lelah, gelisah, atau mudah tersinggung.
Baca juga: 7 Ciri-ciri Demam Berdarah, Apa Saja?
Jika Anda mengalami gejala tersebut, segera hubungi dokter atau pergi ke rumah sakit. Sebab demam berdarah parah membutuhkan perawatan medis sesegera mungkin.
Jika Anda pernah menderita demam berdarah di masa lalu, ketika terkena kedua kalinya, kemungkinan besar Anda akan mengalami demam berdarah parah.
Fase demam berdarah
Demam berdarah dimulai secara tiba-tiba setelah masa inkubasi khas selama 5–7 hari, dan penyakitnya berjalan dalam 3 fase, yakni demam, kritis, dan penyembuhan.
1. Fase demamMenurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), tahapan pertama demam berdarah dimulai dengan fase demam (febrile phase).
Demam biasanya berlangsung 2 sampai 7 hari dan dapat bersifat bifasik. Gejala lainnya bisa mencakup sakit kepala parah, nyeri retro-orbital, mialgia dan artralgia, hingga ruam.
Tanda-tanda peringatan akan perkembangan menjadi demam berdarah yang parah biasanya terjadi pada fase demam akhir, yaitu sekitar waktu penurunan suhu tubuh.
Gejalanya berupa muntah, nyeri perut, penumpukan cairan, pendarahan mukosa, kelesuan/kegelisahan, hipotensi postural, pembesaran hati, dan hemokonsentrasi.
Baca juga: Tips Penanganan Demam Berdarah pada Anak, Penting untuk Orangtua
Fase kritis demam berdarah dimulai saat demam turun dan biasanya berlangsung 24 sampai 48 jam.
Kebanyakan pasien membaik secara klinis selama fase ini, tetapi mereka yang mengalami kebocoran plasma substansial dapat mengalami demam berdarah parah.
Pasien dengan kebocoran plasma parah mungkin mengalami efusi pleura, asites, hipoproteinemia, atau hemokonsentrasi.
Pasien mungkin tampak sehat meskipun ada tanda-tanda awal syok. Namun, begitu hipotensi berkembang, tekanan darah sistolik menurun dengan cepat, dan syok ireversibel hingga kematian dapat terjadi.
Baca juga: Tips Pencegahan Demam Berdarah secara Mandiri di Rumah
3. Fase penyembuhan
Penting bagi penderita demam berdarah mendapatkan perawatan yang baik dan sesegera mungkin ketika fase kritis.
Saat kebocoran plasma mereda, pasien memasuki fase pemulihan dan mulai menyerap kembali cairan intravena yang ekstravasasi serta efusi pleura dan abdomen.
Saat kondisi pasien membaik, status hemodinamik menjadi stabil (meskipun pasien mungkin mengalami bradikardia), dan diuresis pun terjadi.
Hematokrit pasien menjadi stabil atau mungkin turun karena efek pengenceran cairan yang diserap kembali, dan jumlah sel darah putih biasanya mulai meningkat, diikuti oleh pemulihan jumlah trombosit.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.