Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Riska, Buka Jastip Naik Gunung, Pelanggan Bisa Titip Foto hingga Video

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/@riskdmyantii
Potret Riska Damayanti saat buka jastip naik gunung di Gunung Rinjani
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Biasanya, jasa penitipan (jastip) menawarkan pembelian makanan atau barang tertentu.

Namun, belakangan muncul jastip tak biasa yang dilakukan oleh Riska Damayanti (22), seorang mahasiswi asal Makassar, Sulawesi Selatan, yakni jastip naik gunung.

Riska merupakan pendiri sekaligus orang yang menjalankan jastip naik gunung melalui layanan Riska Outdor.

Dia kerap membagikan pengalamannya dalam menjalankan usaha jastip naik gunung melalui akun Instagram pribadinya @riskdmyantii.

Seperti apa jastip naik gunung yang dilakukan Riska? Simak ceritanya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Aktivitas Gunung Api Ijen Naik Jadi Waspada, sampai Kapan Wisata Kawah Ijen Ditutup?


Mulai mendaki sejak SMP

Riska bercerita, dia mulai suka naik gunung saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP), sekitar tahun 2016-2017.

"Kalau lagi banyak masalah, aku hilangkan stres dan pusing itu naik gunung. Awalnya enggak pernah izin sama orangtua," kata Riska saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/7/2024) malam.

Ketika naik kelas ke jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), dia mulai berjualan kue keliling di sekolah.

Uang hasil jualan kue itu digunakannya untuk membeli alat-alat kegiatan outdoor.

"Dari hasil jualan kue, aku belikan alat. Setiap hari sepulang sekolah, aku pergi ke tempat jualan tenda dan alat lain (untuk beli alat outdoor)," jelas dia.

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Minggu Malam, Tinggi Kolom Abu 1.000 Meter

Setelah memiliki beragam alat kegiatan outdoor, Riska membuka penyewaan alat dengan nama Riska Outdoor di Makassar. Ternyata, usaha penyewaannya cukup laris.

Kondisi tersebut membuat orangtuanya senang dan memberi dukungan kepadanya untuk meneruskan usaha itu.

Ketika melanjutkan pendidikan di Yogyakarta pada 2021, naik gunung masih menjadi hobinya. Namun, dia juga mulai mengenalkan diri sebagai pendaki gunung dan traveler melalui Instagram.

"Apalagi di Jawa ada banyak banget gunung. Jadi aku manfaatkan selagi masih di Jogja, aku manfaatkan naik gunung dekat-dekat sini, di Jawa Tengah, Jawa Timur," ujarnya.

Baca juga: Kuah Mi Instan Rusak Gunung Tertinggi Korsel, Kok Bisa?

Buka jastip naik gunung

Usaha jastipnya dimulai ketika dia naik gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2021.

Awalnya, Riska hanya iseng membuka jastip naik gunung dan mengumumkan jasanya itu melalui media sosial.

Ternyata, ada beberapa orang yang membalas pesannya dan berminat dibuatkan foto atau video dengan latar tempat pemandangan Gunung Rinjani olehnya.

"Dari situ, dapat uang main ke Bali, Gunung Agung. Di sana, buka jastip lagi, ternyata ada (orang yang mau jastip)," tutur mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pariwisata API Yogyakarta ini.

Riska pun melanjutkan usaha jastip naik gunung dengan membuka jastip foto, tulisan atau nama, ucapan, video, paket lengkap, maupun keperluan produk.

Baca juga: Penemuan Baru di Mars, Embun Es di Gunung Berapi dan Lubang di Permukaan Planet

Dalam pendakian gunung Rinjani, jastip foto dikenai biaya Rp 50.000, jastip tulisan Rp 60.000, jastip ucapan Rp 70.000, dan video Rp 120.000. Biaya itu bisa naik tergantung lokasi gunung yang didaki.

Nantinya, dia akan mengambil foto atau video dengan latar pemandangan gunung yang bebas digunakan klien untuk keperluan apa pun tanpa memberi kredit kepadanya.

Setiap Riska naik gunung, dia juga memerhatikan gunung apa yang didaki dan seberapa besar minat publik terhadap lokasi tersebut.

Dari semua gunung yang didakinya, gunung Rinjani memiliki peminat terbanyak. Riska bahkan empat kali mendaki Rinjani untuk memenuhi jastip klien. 

"Setiap aku naik Rinjani, pasti biayanya dari jastipan. Setiap perjalanan, pasti dari jastipan, termasuk uang makan dan transportasi, dari Banda Neira dan Bromo pasti jastipan," tambahnya.

Baca juga: Jepang Hancurkan Bangunan Tinggi yang Halangi Pemandangan Gunung Fuji

Riska mengungkapkan, dia bisa mendapatkan lebih dari 100 klien jastip saat mendaki Rinjani pada 2024, dengan penghasilan mencapai Rp 11 juta.

Sebelum mendaki gunung, Riska biasanya memberi tahu klien jika kondisi gunung tidak menentu.

Namun, dia mengharuskan klien untuk menerima pesanannya meski tidak sesuai ekspektasi. Sebab, uang yang dibayarkan sudah digunakan sebagai biaya perjalanan.

Jika Riska kelupaan membuat pesanan klien atau ada kendala lain, dia akan menawarkan pengembalian uang klien. Alternatif lain, klien itu ditawarkan akan dibuatkan pesanannya dalam pendakian berikutnya.

"Ada (rentang waktu memberi foto ke klien). Kalau ada perubahan jadwal, buat status WhatsApp saja," lanjut dia.

Baca juga: Baru Seminggu, Jaring Hitam Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Banyak Dilubangi Wisatawan

Bekerja sendiri demi jastip

Riska menuturkan, dirinya menjalankan jastip naik gunung ini sendirian. Dia bertugas membalas pesanan klien, mencetak foto atau membuat tulisan lewat Canva, dan mengambil konten-konten di atas gunung.

Dia beralasan, lebih mudah mengatur pesanan klien jika dikerjakan sendiri. Hal ini juga akan mencegah terjadinya miskomunikasi dengan mereka.

"Sebelum mendaki, aku cek dulu. Bahkan di tenda sebelum tidur, aku cek lagi, takut ada yang kelupaan. Setelah itu, aku kirimkan satu-satu," jelas dia.

Sementara, penyewaan alat outdoor di rumahnya masih tetap berjalan dengan bantuan adik dan ibunya.

Baca juga: Jepang Sengaja Tutupi Pemandangan Gunung Fuji dengan Kain, Apa Alasannya?

Riska kadang ditemani teman pendaki lain maupun porter atau pemandu saat mendaki gunung. 

"Sepanjang jalan, aku cuma mikirin jastipnya orang-orang karena uangnya sudah dipakai. Capek tapi ini kerjaan dan amanah dari orang-orang jadi harus diselesiakan juga," ceritanya.

Meski lelah dalam perjalanan, Riska berusaha menguatkan dirinya untuk menyelesaikan perjalanan. Dia bersyukur pendakian maupun pesanan klien berhasil diselesaikan.

Usaha jastip dan perjalanannya pun tak selalu mulus. Riska pernah kehilangan foto klien yang terbang saat berada di Rinjani.

Padahal, jastip yang diminta belum dikerjakan. Untungnya, klien tersebut bersedia pesanannya dikerjakan pada pendakian selanjutya.

"Semuanya suka banget kak. Meski ada badai, mereka juga tetap suka," tambah perempuan yang sebulan bisa naik gunung sampai tiga kali ini. 

Baca juga: Ramai soal Ribuan Pendaki Gagal Muncak di Gunung Slamet, PVMBG: Ada Peningkatan Gempa Embusan

Akan ke gunung Kerinci

Mahasiswi jurusan Manajemen Pariwisata angkatan 2021 ini menambahkan, dia akan mulai mengerjakan skripsi di tengah hobi dan pekerjaan jastip naik gunung.

"Utamakan kuliah dulu karena aku ke sini kan kuliah. Kalau ada waktu luang, baru naik gunung. Kalau sibuk, ya jangan, tahan dulu," lanjutnya.

Pada Senin (15/7/2024), Riska mulai membuka jastip mendaki ke Gunung Kerinci di Sumatera Barat. Karena biaya perjalannya mahal, ia pun menaikkan tarif jastipnya.

Untungnya, seluruh biaya perjalanan sudah terpenuhi dari jastip. Hingga Sabtu (13/7/2024) malam, dia telah mendapat lebih dari 60 orang klien.

"Bisa juga membiayai hidupku di Jogja, kan anak rantau. Apalagi sekarang ekonomi keluarga lagi ini (kekurangan). Alhamdulillah dapat rezeki yang banyak itu," imbuh dia.

Ke depan, Riska berharap bisa mengembangkan penyewaan alat outdoor miliknya di Makassar setelah lulus kuliah. Dia juga berkeinginan bisa membuka jasa travel sendiri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi