KOMPAS.com - Tanggal 10 Muharam 1446 Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 2024. Setiap masyarakat biasanya memiliki tradisi dalam menyambutnya.
Salah satu tradisi unik pada 10 Muharam adalah hadirnya bubur Asyura, kuliner khas yang dapat dijumpai di beberapa daerah di Indonesia.
Tradisi bubur asyura tidak hanya menjadi bentuk perayaan tahun baru Islam tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat kebersamaan masyarakat.
Nama bubur Asyura sendiri berasal dari kata "Asyura" yang merujuk pada hari ke-10 bulan Muharram dalam kalender Hijriah.
Sehingga bubur asyura sering kali dibuat pada tanggal 10 Muharam. Di banyak budaya Islam, hari Asyura diperingati dengan berbagai cara, termasuk berpuasa sunnah.
Baca juga: Beda NU, Muhammadiyah, Pemerintah soal Penentuan 1 Muharam 1446 H
Tradisi bubur asyura di Indonesia
Bubur asyura adalah bubur yang terbuat dari nasi, dicampur dengan kacang-kacangan dan berbagai bahan lainnya. Berikut tradisi bubur asyura di beberapa wilayah Indonesia:
1. Siak, RiauDilansir dari laman Warisan Budaya Takbenda Kemendikbud, tradisi sedekah bubur asyura dimulai pada masa Kesultanan Siak ke-11 dan dilanjutkan masa Sultan Siak ke-12.
Bubur asyura juga menjadi hidangan yang disajikan sebagai makanan berbuka puasa bagi sultan-sultan yang melaksanakan ibadah puasa sunnah 10 Muharam.
Di Siak, Riau, ada tradisi memasak dan makan bubur bersama masyarakat yang dipertahankan sampai saat ini.
Pemerintah daerah biasanya membuat acara sedekah bubur asyura di istana Siak, yang diadakan pada tanggal 10 muharram setiap tahunnya.
Baca juga: Muhammadiyah Kini Gunakan KHGT untuk Penentuan Awal Bulan Hijriah, Apa yang Beda Sebelumnya?
2. Aceh BesarMasih dari Sumatra, masyarakat Aceh Besar juga memaknai bulan Muharram dengan melakukan tradisi memasak bubur asyura sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
Dikutip dari penelitian yang diterbitkan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, masyarakat Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, melaksanakan tradisi bubur asyura setiap tanggal 10 Muharam.
Masyarakat memasak bubur asyura bersama-sama sehari sebelum hari Asyura. Proses memasak dilakukan oleh para perempuan, dengan menggunakan belanga besi besar.
Bubur asyura bagi masyarakat Indrapuri dimaknai sebagai penghubung silaturahmi yang membangun rasa kebersamaan sesama masyarakat.
Dalam upayanya melestarikan tradisi bubur asyura, masyarakat terus melaksanakannya secara rutin pada tanggal 10 Muharam setiap tahunnya.
Baca juga: Ramai soal Larangan Menikah Sepanjang Suro atau Muharam, Ini Penjelasannya
Setiap 10 Muharram, umat Islam di Banjarmasin, Kalimantan Selatan juga menggelar tradisi serupa, yakni puasa Asyura dan membuat makanan spesial yakni bubur asyura.
Dilansir dari Kompas.com (25/10/2015), tradisi memasak bersama bubur asyura berlangsung tiap tahun di kota Banjarmasin.
Biasanya warga berkumpul di pagi hari, terutama kaum hawa, untuk memasak bubur khas tersebut. Sementara para pria menyiapkan kompor dan wajan, serta menguliti daging ayam.
Nantinya bubur tersebut akan dibagikan dan dinikmati di rumah masing-masing. Bagi mereka yang berpuasa Asyura, maka bubur ini akan menjadi hidangan buka puasa.
Baca juga: Sambut Satu Suro, Ini 5 Tradisi yang Dilakukan Masyarakat Jawa
4. JawaDi Jawa sendiri, baik Jawa Tengah dan Jawa Timur tradisi ini dikenal dengan nama bubur suro, diadaptasi dari kata Asyura atau 10 Muharram.
Kendati demikian, bubur suro biasanya dibuat saat memasuki Tahun Baru Islam atau sejak tanggal 1 Muharam.
Isian bubur Suro di setiap daerah juga biasanya berbeda-beda tergantung kemampuan dan selera masing-masing.
Asal usul bubur Suro konon sudah ada sejak zaman Sultan Agung. Bubur ini dibuat sebagai ungkapan masyarakat Jawa atas berkah dan rezeki yang diberikan Allah SWT.
Baca juga: Tradisi Halalbihalal di Indonesia, Berikut Sejarah dan Maknanya
Resep bubur asyura
Berikut adalah bahan dan cara membuat bubur asyura, khususnya pada tradisi masyarakat Banjarmasin:
1. Bahan-bahan bubur asyura- 150 gram beras
- 30 gram bayam, 30 gram kangkung, 40 gram wortel, dan 20 gram kacang panjang
- 40 gram jagung manis
- 40 gram kentang
- 20 gram kacang tanah, 20 gram kacang hijau, dan 20 gram kacang kedelai
- 50 gram ayam potong kecil
- 50 gram daun pucuk waluh dan 30 gram daun kemangi
- 100 mililiter santan
- 3 lembar daun salam, 1 ikat daun melinjo, dan 40 gram buah melinjo
- Bawang putih cincang secukupnya
- Jahe geprek secukupnya
- Garam dan lada untuk penyedap
- Air secukupnya
- Aneka bahan lainnya agar genap 41 bahan
Anda juga bisa menambahkan pelengkap seperti, abon sapi, sambal goreng tempe, dan telur dadar iris secukupnya.
Baca juga: Tak Hanya di Indonesia, Tradisi Bagi-bagi Angpau Lebaran Juga Ada di Timur Tengah
2. Cara membuat bubur asyura- Rendam beras dengan air agar beras cepat lunak dan mudah dimasak.
- Siapkan panci atau wajan besar, panaskan minyak, tumis bawang putih dan jahe hingga harum.
- Masukkan beras yang sudah direndam ke dalam panci. Tumis bersama minyak, jahe, dan bawang putih kurang lebih 5 menit. Pastikan beras tercampur rata dengan minyak.
- Tuang air secukupnya dan daun salam, lalu masak bubur.
- Masukkan bahan yang membutuhkan waktu memasak lebih lama, yakni ayam potong, ceker ayam, dan aneka kacang-kacangan.
- Lanjut dengan memasukkan aneka sayur dengan tekstur keras, seperti kentang, wortel, dan jagung manis.
- Masak sambil diaduk secara berkala dengan api sedang hingga hampir matang.
- Jika sudah hampir matang, masukkan sayuran yang mudah matang seperti kangkung, bayam, daun kemangi, daun melinjo, buah melinjo, daun pucuk waluh, dan lain-lain.
- Aduk rata, masukkan santan dan bumbu. Koreksi rasa, lalu masak hingga matang.
Setelah selesai, sajikan bubur asyura bersama pelengkap sesuai dengan selera.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.