KOMPAS.com - Obat pereda nyeri atau analgesik sering digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada tubuh.
Obat pereda nyeri bekerja dengan mengurangi peradangan pada tubuh atau mengubah persepsi otak dalam memproses rasa sakit.
Biasanya, obat pereda nyeri digunakan untuk meredakan nyeri otot, sakit kepala, sakit gigi, radang sendi, dan terkadang digunakan untuk meredakan gejala haid, dikutip dari Hopkins Medicine.
Beberapa jenis obat anti nyeri yang kerap digunakan adalah aspirin, acetaminophen, dan ibuprofen.
Baca juga: Jenis Ikan yang Perlu Dibatasi Penderita Batu Ginjal, Apa Saja?
Meskipun membantu meredakan nyeri pada tubuh, konsumsi obat pereda nyeri dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan gangguan ginjal kronis atau disebut sebagai nefropati analgesik.
Nefropati analgesik adalah suatu kondisi yang terjadi akibat penggunaan obat penghilang rasa sakit dalam jangka panjang.
Kondisi ini mengakibatkan kerusakan struktural pada ginjal.
Baca juga: Pria 70 Tahun Punya Ginjal Berusia Hampir 100 Tahun, Bagaimana Ceritanya?
Alasan obat pereda nyeri berakibat sakit ginjal
Dikutip dari Healthline, setiap ginjal mengandung hingga 1 juta nefron, yakni unit penyaringan yang membersihkan darah dari limbah.
Setiap nefron mememiliki pembuluh darah kecil yang mengalirkan darah ke penyaring.
Penggunaan obat penghilang rasa sakit tertentu dalam jangka panjang dapat merusak pembuluh darah kecil, yang kemudian mengakibatkan nefropati analgesik.
Padahal, kerusakan ginjal akibat nefropati analgesik tidak dapat dipulihkan.
Kondisi ini paling umum terjadi pada orang berusia di atas 45 tahun dan lebih umum terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun.
Nefropati analgesik mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkembang dan awalnya tidak memiliki gejala apa pun. Namun, kondisi ini dapat mengakibatkan komplikasi seperti gagal ginjal.
Baca juga: Kopi Bisa Mengurangi Risiko Batu Ginjal atau Sebaliknya? Ini Kata Sains
Gejala nefropati analgesik
Pada tahap awal, nefropati analgesik mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Namun, seiring dengan perkembangan kondisi, seseorang mungkin mulai merasakan hal-hal berikut ini:
- Kelelahan atau kelemahan, merasa tidak sehat
- Darah dalam urin (hematuria)
- Peningkatan frekuensi buang air kecil
- Nyeri di bagian punggung atau daerah panggul (di mana ginjal berada)
- Penurunan produksi urine
- Penurunan kewaspadaan, seperti mengantuk, kebingungan, atau kelesuan
- Rasa berkurang atau mati rasa, terutama di lengan dan kaki
- Mual dan muntah
- Pembengkakan yang meluas (edema)
- Mudah memar atau berdarah
Meski demikian, beberapa orang tidak menunjukkan gejala apa pun. Kkerusakan ginjal dapat diketahui melalui tes darah rutin.
Selain itu, gejala nefropati analgesik mungkin tampak seperti kondisi atau masalah medis lainnya.
Baca juga: 10 Ciri Anda Mengalami Gagal Ginjal Akut, Salah Satunya Bengkak pada Kaki
Komplikasi dan faktor risiko
Beberapa kasus gagal ginjal akut telah dikaitkan dengan penggunaan obat pereda nyeri, termasuk aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
Nefropati analgesik dapat mengakibatkan gagal ginjal akut, kanker, atau aterosklerosis pada tahap selanjutnya.
Banyak dari orang-orang ini memiliki faktor risiko, seperti:
- Penyakit lupus
- Usia lanjut
- Kondisi ginjal kronis
- Minum alkohol secara berlebihan
Untuk itu, hentikan konsumsi obat pereda nyeri tanpa resep dokter. Apabila mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, segera lakukan pemeriksaan ke layanan kesehatan.
Baca juga: Benarkah Gula Darah Tinggi Bisa Bikin Ginjal Bocor? Ini Penjelasannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.