KOMPAS.com - Sebuah helikopter jatuh di antara dua tebing di kawasan Pantai Suluban, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Bali pada Jumat (19/7/2024) pukul 14.37 WITA
Helikopter lepas landas dari helipad di kompleks Garuda Wisnu Kencana (GWK) Badung, Bali pada pukul 14.33 WITA. Helikopter ini ditumpangi satu pilot dan empat orang penumpang untuk tur wisata.
Kepala Kanor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya mengatakan pihaknya baru menerima informasi kecelakaan helikopter pada pukul 15.25 WITA.
"Kami memperoleh informasi adanya helikopter jatuh pada pukul 15.25 WITTA. Berdasarkan informasi awal heli membawa 5 orang termasuk pilot dan kru," ungkapnya, dikutip dari Kompas.com, Jumat.
Diketahui helikopter tersebut milik PT Indo Aviasi Perkasa (Bali Heli Tour) yang dioperasikan di bawah AOC PT Whitesky Aviation.
Berikut rangkuman fakta-fakta helikopter jatuh di Bali.
Baca juga: Penjelasan Polisi soal Kronologi Helikopter Jatuh di Badung Bali
1. Sempat berupaya mendarat darurat
Vice President, Risk, and Compliance (GRC) Whitesky Aviation I Gede Bambang Narayana mengatakan, berdasarkan data dari sistem flight following, helikopter tersebut sempat melakukan pendaratan darurat karena baling-balingnya terlilit tali layangan.
"Telah terjadi upaya pendaratan darurat yang disebabkan terlilit tali (nylon) layangan sehingga berakibat (helikopter) rusak berat," paparnya, dikutip dari Kompas.com, Jumat.
Menurut laporan warga sekitar yang menjadi saksi mata, mereka juga mengaku menemukan banyak lilitan tali layangan pada baling-baling.
Warga pun mengungkapkan, sebelumn helikopter jatuh sempat ada layang-layang yang putus. Namun, belum diketahui pemilik layangan tersebut.
Atas kejadian ini, Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Mokhmmad Khusnu menyebut pihaknya dan Pemerintah Daerah Bali akan menyosialisasikan bahaya tali layangan tehadap penerbangan.
"Kementeian Perhubungan melalui Ditjen Hubud akan melakukan sosialisasi dan pengawasan yang lebih intensif bahaya layangan agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan," ucapnya, dikutip dari KompasTV, Jumat.
Baca juga: Helikopter Jatuh di Pecatu Bali Diduga Tersangkut Tali Layang-layang, Ini Kata Polisi
2. Tidak ada korban meninggal
I Gede Bambang Narayana memastikan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Semua korban dalam keadaan selamat, meski mengalami luka ringan.
"Semua dalam kondisi selamat namun luka-luka, serta saat ini sedang dalam pemeriksaan atau penanganan di rumah sakit setempat," tambahnya.
Diketahui, helikopter tersebut mengangkut empat orang penumpang dan satu pilot, terdiri dari dua orang warga negara indonesia (WNI) dan dua orang warga negara asing (WNA) asal Australia.
Mereka adalah Dedi Kurnia, Eloira Decti Paskilah, Oki, Russel James Harris, dan Chriestope Pierre Marrot Castellat.
Hingga saat ini mereka masih menjalani perawatan medis di tiga rumah sakit di wilayah Kabupaten Badung Bali.
"Kelima korban mengalami trauma. Dua di antaranya patah tulang pada bagian tubuhnya," kata dia.
3. Lokasi kejadian sering digunakan untuk bermain layangan dan wisata udara
Saksi mata di lokasi kejadian, Tumpling mengatakan, lokasi jatuhnya helikopter tersebut, sering digunakan untuk bermain dan uji coba layang-layang.
Di sisi lain, lokasi itu juga sering dilalui helikopter wisata untuk melihat keindahan alam daerah pesisir Bali selatan dari udara.
"Helikopter sering (melintas) karena bisnis helikopter kan banyak juga terutama pariwisata. Lebih dominan yang tur atau foto-foto," tambahnya.
Oleh karena itu, Kepala Bidang Humas Polda Bali Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan belum bisa menyebut penyebab helikopter terjatuh karena tali layang-layang.
Kepolisian bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi masih melakuan penyelidikan lebih lanjut kecelakaan ini.
4. Terbang rendah di atas pemukiman warga
Saksi mata juga menyebut, sebelum jatuh helikopter sempat bergerak dari arah timur dengan jarak terbang yang cukup rendah sekitar 100 meter dari atap rumah warga.
"Helikopter terbang agak pendek. Paman saya bilang kok tiba-tiba ada helikopter mau mendarat di sini. Saya jawab enggak mungkin tapi terjadi itu dan menabrak tebing," jelas Tumpling, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (20/7/2024).
Selanjutnya ia mengaku mendengar suara keras dari arah tebing. Ketika ia bersama beberapa warga melihat lokasi kejadian, tampak helikopter dalam kondisi terbalik dengan asap yang keluar dari mesin.
(Sumber: Kompas.com/Isna Rifka Sri Rahayu, Yohanes Valdi Seriang Ginta | Editor: Sakina Rakhma Diah Setiawan, Sari Hardiyanto)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.