Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Bandung Turun hingga 13 Derajat Celsius, BMKG: Suhu Dingin sampai Agustus

Baca di App
Lihat Foto
Pexels/Darya Grey_Owl
Wilayah yang mengalami suhu dingin lebih dari biasanya.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Media sosial Instagram diramaikan dengan unggahan suhu di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, turun hingga 13 derajat Celsius.

Menurut akun @folkbdg, Selasa (16/7/2024), suhu 13 derajat Celsius tercatat di Pangalengan, Bandung.

Pengunggah mengatakan, kondisi tersebut mengingatkannya dengan Bandung zaman dahulu.

“Menurut Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu suhu udara dingin belakangan merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli-Agustus,” tulis pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkah suhu Bandung turun hingga 13 derajat Celsius? Dan, apa penyebab suhu Bandung begitu dingin?

Baca juga: Wilayah Pulau Jawa yang Alami Suhu Dingin Sepanjang Juli-Agustus, Mana Saja?

Penjelasan BMKG

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung Teguh Rahayu alias Ayu mengatakan, pihaknya sempat mencatat suhu sebesar 13 derajat Celsius.

Namun, lokasinya berada di Lembang pada Minggu (14/7/2024). Wilayah ini juga mengalami suhu minimum 11,6 derajat Celsius pada Senin (1/7/2024), 11,8 derajat Celsius pada Rabu (3/7/2024), dan 12 derajat Celsius pada Sabtu (6/7/2024).

Sementara suhu di Bandung yang disebut warganet sangat dingin berkisar 16,2 derajat Celsius hingga 20,8 derajat Celsius.

Suhu 16,2 derajat Celsius tercatat pada Senin (15/7/2024) dan suhu 20,8 derajat Celsius terjadi pada Sabtu (6/7/2024) dan Rabu (10/7/2024).

“Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa suhu udara minimum di Bandung mengalami perubahan signifikan pada hari ini, yaitu mencapai 16.6 derajat Celsius,” kata Ayu kepada Kompas.com, Jumat (19/7/2024).

Baca juga: Suhu Dingin Pagi dan Malam Hari, Apa Penyebabnya? Ini Penjelasan BMKG

Penyebab suhu dingin Bandung

Ayu menjelaskan, suhu dingin yang terjadi di Bandung dan wilayah Jabar merupakan fenomena alamiah.

Fenomena tersebut umum terjadi ketika puncak kemarau pada Juli-Agustus. Karena alasan inilah terjadi penurunan suhu sejak awal-pertengahan Juli 2024.

Ayu mengatakan, nilai suhu minimum normal di Bandung pada Juli adalah 18,2 derajat Celsius dan pada Agustus nilainya diperkirakan 17,5 derajat Celsius.

Suhu dingin Bandung disebabkan oleh sinar Matahari yang langsung mengarah ke Bumi ketika siang hari pada musim kemarau.

Sinar Matahari langsung mengarah ke Bumi karena tidak ada tutupan awan sehingga permukaan Bumi mengalami radiasi secara maksimal.

“Karena tidak ada awan, maka di malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan,” jelas Ayu.

Baca juga: Benarkah Suhu Dingin di Indonesia Akibat Fenomena Aphelion? Ini Penjelasan BMKG

“Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan Bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal,” tambahnya.

Selain pelepasan energi, suhu dingin Bandung juga disebabkan oleh musim dingin di wilayah Australia.

Terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia sehingga terjadi pergerakan massa udara dingin menuju Indonesia atau yang dikenal angin Monsun Australia.

“(Angin Monsun Australia) yang juga merupakan penyebab utama terjadinya musim Kemarau di Indonesia,” kata Ayu.

Ia mengatakan, angin Monsun Australia membawa udara yang dingin dan kering dari Australia ke wilayah Indonesia yang berada di belahan Bumi selatan.

Baca juga: Ramai soal Bali Terasa Dingin Saat Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Imbauan BMKG

Ayu mengatakan, suhu dingin Bandung diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Ia meminta masyarakat agar tidak panik ketika fenomena ini terjadi karena suhu dingin saat musim kemarau adalah hal yang wajar.

“Saat ini wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya berada pada awal musim kemarau masyarakat diimbau agar menjaga kesehatan dan memperbanyak minum air putih hangat dan mengonsumsi buah dan sayur,” saran Ayu.

“Mengurangi aktivitas di luar ruangan terutama pada waktu malam hingga dini hari dan masyarakat diharapkan selalu meng-update informasi cuaca dan iklim melalui web dan media sosial resmi BMKG dapat juga melalui signature.bmkg.go.id,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi