Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dokter soal Mitos Minum Kopi Bisa Bantu Membersihkan Kista di Rahim, Ini Faktanya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/wavebreakmedia
Ilustrasi minum kopi.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Unggahan warganet yang menyebut, minum kopi dapat membantu membersihkan rahim dari penyakit kista, ramai di media sosial.

Sebagai informasi, kista adalah benjolan yang muncul di bawah kulit yang berisi cairan, udara, nanah, atau zat padat seperti rambut.

Unggahan tersebut dimuat di akun media sosial TikTok @a*ke* pada Kamis (25/7/2024).

"Awalnya telat haid 3 bulan, ternyata kista. Bersih-bersih rahim yuk beb. Minimal minum kopi seminggu 3 kali," tulis unggahan.

Beberapa warganet yang berkomentar di unggahan tersebut mempertanyakan terkait kebenaran minum kopi bisa membantu mengatasi kista.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, dokter spesialis obstetri dan ginekologi membantah klaim minum kopi bisa membersihkan kista rahim. Selengkapnya, simak penjelasan berikut. 

Baca juga: Benarkah Darah Menstruasi yang Berserabut dan Menggumpal adalah Tanda Kista?


Penjelasan dokter soal mitos kopi bisa membersihkan kista

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi dari RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susanto membantah tegas pernyataan yang menyebut minum kopi bisa bermanfaat untuk meluruhkan kista.

Sebaliknya, Indra mengatakan bahwa minum kopi justru bisa memperburuk kondisi kista rahim pada wanita.

Pasalnya, kafein dalam kopi bisa memicu peradangan, yang dapat memicu kista ovarium baru sekaligus memperparah kista yang sudah ada.

"Jadi kalau punya kista sebaiknya tidak mengonsumsi kopi atau asupan berkafein lebih dari 200 miligram/hari. Ini dilakukan agar kondisi kista tak semakin memburuk," kata Indra, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (27/7/2024).

Indra menjelaskan, hasil studi meta-analisis yang dilakukan pada 2023 dengan judul "The Relation between Caffeine Consumption and Endometriosis" menyimpulkan, asupan berkafein lebih dari 200 miligram per hari dapat meningkatkan risiko kista endometriosis.

Selain itu, penelitian yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition dengan responden wanita AS berusia 18-34 tahun yang rutin mengonsumsi kafein sebanyak 1,5-2 cangkir kopi sehari menunjukkan, konsumsi kafein dapat memengaruhi kadar estrogen.

Penelitian tahun 2012 pada wanita Asia yang mengonsumsi asupan berkafein setidaknya 200 miligram per hari, atau setara dengan sekitar dua cangkir kopi, responden memiliki kadar estrogen lebih tinggi dibandingkan dengan wanita minim konsumsi kafeinnya.

Penelitian penelitian di atas menunjukkan, konsumsi asupan berkafein seperti kopi dapat memengaruhi hormon estrogen, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seperti kista endometriosis dan kista ovarium.

"Jadi apabila seseorang didiagnosis dengan kista ovarium, sebaiknya mereka menghindari kafein karena merangsang produksi estrogen yang dapat merangsang pertumbuhan kista," jelas Indra.

Baca juga: Ciri-ciri Kista Ovarium, Termasuk Kembung dan Sering Buang Air

Cara mengobati kista ovarium

Cara mengobati kista ovarium bergantung pada usia, jenis, dan ukuran kista. Selain itu, pengobatan kista juga bergantung pada gejala yang alami masing-masing individu.

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut beberapa pengobatan yang mungkin akan diberikan kepada penderita kista ovarium:

1. Pemeriksaan rutin

Sebagian besar kista ovarium bersifat jinak dan bisa hilang dengan sendirinya.

Untuk itu, dalam banyak kasus seseorang dapat menunggu dan diperiksa ulang untuk melihat apakah kista hilang setelah beberapa bulan. 

Adapun, bila kista tidak hilang dan kian membesar ukurannya, dokter akan meresepkan obat dan menyarankan perawatan lebih lanjut.

2. Terapi obat

Kista ovarium di beberapa kasus dapat diobat dengan terapi hormonal, seperti minum obat kontrasepsi.

Obat ini dapat menghambat pertumbuhan kista ovarium. Akan tetapi, obat ini tidak bisa mengecilkan ukuran kista yang sudah ada.

Adapun, bila kista semakin membesar dan menimbulkan gejala nyeri, kemungkinan pengobatan yang disarankan yakni operasi.

3. Operasi

Dokter mungkin menyarankan pengangkatan kista yang besar, tidak tampak seperti kista fungsional, membesar, atau menimbulkan rasa sakit.

Beberapa kista dapat diangkat tanpa mengangkat ovarium (sistektomi). Dalam beberapa kasus, ovarium yang mengandung kista diangkat (ooforektomi).

Kista ovarium yang berkembang setelah menopause terkadang merupakan kanker. Dalam kasus ini, wanita perlu menemui dokter spesialis kanker ginekologi.

Dokter mungkin akan melakukan pembedahan untuk mengangkat kista yang ganas di rahim, leher rahim, tuba falopi, dan ovarium. Selain itu, seseorang mungkin juga memerlukan kemoterapi atau radiasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi