Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Waktu Terbaik Konsumsi Minuman Elektrolit?

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi wanita meminum air elektrolit.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Minuman elektrolit dapat memainkan peran penting dalam mendukung hidrasi dan fungsi tubuh yang efisien. 

Kaya akan mineral seperti sodium, kalium, dan magnesium, minuman elektrolit bermanfaat khususnya bagi Anda yang menghadapi aktivitas intens.

Sebab, saat berolahraga atau beraktivitas intens, tubuh akan membutuhkan cairan tambahan untuk menggantikan air yang hilang.

Namun, penting mengetahui waktu konsumsi yang tepat untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Mengonsumsi minuman elektrolit pada waktu yang tepat, dapat membantu mencegah dehidrasi, meningkatkan performa olahraga, dan mempercepat pemulihan setelah aktivitas berat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, kapan waktu terbaik konsumsi minuman elektrolit?

Baca juga: Air Galon, Isi Ulang, atau Rebusan, Mana yang Lebih Sehat?

Waktu terbaik konsumsi minuman elektrolit

Dikutip dari Eating Well, waktu terbaik konsumsi minuman elektrolit adalah sebelum, selama, dan setelah berolahraga atau aktivitas fisik.

Sebelum berolahraga, minuman elektrolit mampu menjaga kecukupan cairan atau hidrasi, sehingga membantu tubuh siap bekerja optimal.

Sementara, mengonsumsi minuman elektrolit selama berolahraga akan mengisi kembali cairan atau mineral yang hilang melalui keringat.

Minuman elektrolit juga membantu tubuh menjaga fungsi otot bekerja dengan baik.

Setelah berolahraga, elektrolit berperan dalam membantu pemulihan tubuh dengan mengisi kembali cairan yang hilang, mendorong pemulihan otot, dan mengurangi risiko cedera.

Selain itu, waktu terbaik minum air elektrolit lainnya adalah ketika cuaca sedang dalam kondisi panas dan lembab.

Pasalnya, kondisi tersebut dapat memicu peningkatan keringat tubuh, serta mengurangi kadar cairan dan elektrolit dalam tubuh.

Baca juga: Minum Air Hangat Diyakini Ampuh Hilangkan Lemak Perut, Ini Faktanya

Sumber elektrolit

Elektrolit bisa didapatkan melalui air kelapa. Berdasarkan studi, minum air kelapa saat berolahraga secara efektif mampu meningkatkan kadar cairan dalam tubuh.

Air kelapa biasanya mengandung elektrolit seperti natrium, kalium, magnesium, dan kalsium

Elektrolit juga bisa didapatkan dari minuman olahraga atau sports drink.

Meski demikian, perlu diperhatikan kandungan gula tambahan dalam minuman olahraga. Pasalya, asupan gula tambahan berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Suplemen elektrolit juga bisa menjadi alternatif lain, biasanya berbentuk bubuk, tablet, dan cairan.

Mengonsumsi suplemen ini bisa menjadi pilihan cepat dan mudah bagi mereka yang perlu mengisi kembali elektrolit saat bepergian.

Baca juga: Ramai soal Kurang Minum Air Putih Bisa Sebabkan Stroke, Benarkah?

Efek samping kelebihan dan kekurangan elektrolit

Sementara itu, seseorang bisa mengalami kelebihan (hiper) atau kekurangan (hipo) elektrolit yang dapat memicu gangguan kesehatan.

Oleh karenanya, menjaga asupan elektrolit yang tepat dapat membantu tubuh tetap terjaga kesehatannya.

Jumlah asupan harian elektrolit sangat bervariasi berdasarkan sejumlah faktor, seperti usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas, dan kesehatan secara keseluruhan.

Namun, orang dewasa sehat secara umum perlu mengonsumsi sekitar 1.500-2.300 miligram natrium, 2.600-3.400 miligram kalium, 310-420 miligram magnesium, dan 1.000-1.200 miligram kalsium setiap hari.

Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut gangguan kesehatan jika kelebihan dan kekurangan elektrolit sebagai berikut:

  • Natrium:
    • Hipernatremia: Merasa kebingungan, hilang kendali otot, dan kejang
    • Hiponatremia: Merasa kebingungan, mudah tersinggung, refleks melemah, mual, dan muntah.
  • Kalium:
    • Hiperkalemia: Merasa lemah, tidak mampu menggerakan otot, kebingungan, dan aritmia
    • Hipokalemia: Kram otot, rasa haus luar biasa, ingin sering buang air kecil, pusing, pingsan, dan aritmia.
  • Magnesium:
    • Hipermagnesemia: Aritmia, refleks tubuh melemah, dan kemampuan bernapas menurun
    • Hipomagnesemia: Otot melah, kedutan, hilang kendali tubuh, dan aritmia.
  • Kalsium:
    • Hiperkalsemia: Sakit, merasa kebingungan, sembelit, mual, aritmia, dan nyeri tulang
    • Hipokalsemia: Merasa kebingungan, hilangnya kendali otot, berkedut, kejang, sulit berbicara, dan sulit bernapas.

Baca juga: Hindari Minum Air Putih Setelah Makan Buah, Ini Efek Sampingnya...

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi