KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar mengenai smegma? Smegma adalah cairan yang keluar dari area genital.
Smegma sendiri sering kali disalahartikan sebagai keputihan karena sama-sama keluar dari area vagina. Tapi sebenarnya, kedua cairan ini punya perbedaan yang cukup signifikan.
Baca juga: Ramai soal Celana Dalam Wanita Bolong Disebabkan Keputihan, Benarkah?
Smegma, pelumas alami area genital
Dikutip dari Verywell Health, smegma adalah sekresi alami dari kelenjar minyak di sekitar alat kelamin. Cairan ini punya tekstur kental seperti keju, berwarna putih atau kekuningan, dan kadang berbau kurang sedap.
Smegma sebenarnya punya fungsi penting, yaitu menjaga kelembapan dan melumasi area genital.
Tapi, kalau dibiarkan menumpuk dan tidak dibersihkan secara teratur, smegma bisa menyebabkan iritasi. Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa smegma tidak berhubungan dengan infeksi menular seksual dan kanker.
Pada pria yang tidak disunat, smegma bisa menumpuk di bawah kulup penis. Sedangkan pada wanita, smegma biasanya muncul di antara lipatan labia atau sekitar klitoris.
Untuk menghindari tumpukan smegma, menjaga kebersihan area genital wajib dilakukan. Cucilah area genital dengan sabun lembut dan air hangat.
Keputihan, tanda bahaya kesehatan reproduksi
Sama dengan smegma, keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina. Namun bedanya keputihan bisa punya beragam warna, tekstur, dan bau, tergantung pada kondisi kesehatan dan siklus menstruasi.
Baca juga: 7 Penyebab Keputihan, akibat Infeksi hingga Tekanan Kerja
Menurut Healthline, keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih, tidak berbau, dan teksturnya bisa berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi.
Namun, keputihan yang tidak normal, misalnya berwarna kuning, hijau, atau berbau amis, bisa jadi tanda adanya infeksi atau masalah kesehatan lain.
Keputihan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk siklus menstruasi, kehamilan, dan ovulasi. Infeksi bakteri, jamur, atau parasit juga dapat menyebabkan perubahan dalam keputihan.
Misalnya, infeksi bakteri vaginosis dapat menyebabkan keputihan berbau amis, sedangkan infeksi jamur sering kali menghasilkan keputihan yang kental dan terasa gatal.
Menjaga kebersihan area genital dan menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat, seperti katun, dapat membantu mencegah keputihan yang berlebihan atau tidak normal??.
Penggunaan produk-produk kebersihan vagina, tidak terlalu disarankan. Karena produk pembersih yang tidak sesuai justru dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan menyebabkan infeksi.
Oleh karena itu, penggunaan sabun lembut tanpa pewangi lebih disarankan?? .
Bedanya smegma dan keputihan
Kita sudah tahu sedikit tentang smegma dan keputihan, tapi apa perbedaan keduanya ya?
Baca juga: Ramuan Herbal yang Bisa Mengatasi Keputihan, Apa Saja?
Secara sederhana, smegma adalah sekresi dari kelenjar minyak. Sedangkan keputihan adalah cairan yang dihasilkan oleh vagina dan serviks.
Lokasi kedua cairan ini berada pun berbeda. Smegma berada di area genital eksternal, sedangkan keputihan berasal dari dalam vagina.
Mengutip dari Medical News Today, smegma biasanya muncul akibat kebersihan yang kurang terjaga. Namun, selain faktor kebersihan, keputihan juga bisa dipengaruhi oleh hormon, infeksi, dan kondisi medis tertentu.
Baik smegma maupun keputihan sebenarnya bisa dicegah dengan menjaga kebersihan area intim. Mandi secara teratur, terutama setelah beraktivitas atau berkeringat, sangat penting.
Hindari juga penggunaan sabun yang keras atau mengandung parfum, karena bisa menyebabkan iritasi di area kewanitaan.
Smegma umumnya tidak berbahaya, tapi kalau dibiarkan menumpuk bisa menyebabkan iritasi dan infeksi. Sedangkan keputihan yang tidak normal bisa jadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu ditangani.
Jika merasa ragu dengan cairan yang keluar dari area kewanitaan atau mengalami gejala yang tidak biasa, seperti keputihan yang berubah warna, berbau, atau disertai rasa gatal atau nyeri, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.