KOMPAS.com - Aurora adalah fenomena indah berupa cahaya alami yang berkilauan di langit, bergerak dengan lembut, dan berubah bentuk seperti tirai yang tertiup.
Aurora umumnya hanya dapat terlihat pada malam hari dan biasanya muncul di daerah kutub yang lebih rendah.
Jika Anda berada di wilayah dekat Kutub Utara atau Selatan, Anda mungkin pernah menyaksikan fenomena cahaya langit yang disebut aurora.
Sangat jarang terjadi di wilayah lain Bumi, karena memang aurora adalah fenomena cahaya di atmosfer bagian atas bumi yang umumnya terjadi di garis lintang di kedua kutub bumi.
Ada dua jenis aurora berdasarkan lokasi fenomenanya terjadi, yakni aurora borealis dan aurora australis.
Baca juga: Muncul Bintik Matahari Baru, Akankah Kembali Picu Aurora?
Apa itu aurora borealis?
Aurora borealis adalah jenis aurora aurora yang terjadi di belahan bumi utara. Ia juga disebut sebagai northern lights (cahaya utara) atau aurora polaris.
Dikutip dari laman Space.com, aurora borealis tercipta ketika partikel berenergi dari matahari menghantam atmosfer atas Bumi dengan kecepatan hingga 72 juta kilometer/jam.
Namun, Bumi tetap aman dari serangan tersebut karena terlindungi oleh medan magnet. Saat medan magnet Bumi mengarahkan partikel ke kutub, menciptakan fenomena atmosfer sinematik yang memukau.
Baca juga: Badai Matahari Besar Picu Kemunculan Aurora di Inggris sampai AS, Apa Dampaknya?
Setiap saat, matahari mengeluarkan partikel bermuatan dari korona, atau atmosfer atasnya, yang menciptakan angin matahari.
Ketika angin itu menghantam ionosfer Bumi, atau atmosfer atasnya, aurora pun terbentuk. Dan jika fenomena tersebut terjadi di belahan Bumi utara, maka disebut cahaya utara atau aurora borealis.
Fenomena serupa juga terjadi di belahan Bumi selatan, itu disebut sebagai aurora australis atau southern lights (cahaya selatan).
Jadi, sederhananya aurora borealis adalah fenomena aurora yang terjadi di belahan bumi bagian utara.
Baca juga: Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN
Proses terbentuknya aurora borealis
Sebagaimana telah disebut sebelumnya, aktivitas yang menciptakan aurora dimulai dari Matahari, bola gas super panas yang terdiri dari partikel bermuatan listrik yang disebut ion.
Dilansir dari laman National Geographic, partikel ion, yang disebut angin Matahari, terus mengalir dari permukaan matahari.
Saat angin matahari mendekati Bumi, ia bertemu dengan medan magnet yang melindungi planet bumi.
Meskipun sebagian besar angin matahari diblokir berhasil diblokir, beberapa ion terperangkap sesaat di area penahan berbentuk cincin di sekitar planet.
Baca juga: Menangkap Aurora Borealis di Islandia, Sheravina: Ada Cahaya Hijau dan Pink Menari di Langit Malam!
Partikel-partikel ini dibelokkan ke arah kutub Bumi oleh medan magnet dan berinteraksi dengan atmosfer, kemudian menyimpan energi dan menyebabkan atmosfer berpendar.
Di ionosfer, ion angin matahari bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen yang berasal dari atmosfer bumi.
Energi yang dilepaskan selama tabrakan ini menyebabkan lingkaran cahaya berwarna-warni di sekitar kutub utara Bumi, sehingga menghasilkan fenomena aurora borealis.
Warna-warna cerah aurora ditentukan oleh komposisi kimia atmosfer Bumi. Setiap jenis atom atau molekul menyerap dan memancarkan rangkaian warna uniknya sendiri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.