Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-Usul Nama Stasiun Brambanan di Wilayah Prambanan, Klaten

Baca di App
Lihat Foto
kalogpalembang.blogspot.com
Stasiun Brambanan, di Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - KRL relasi Yogyakarta-Solo setiap hari beroperasi melewati sejumlah stasiun di antara Solo, Klaten, dan Yogyakarta.

Pemberhentian yang dilewati yakni Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Maguwo, Brambanan, Srowot, Klaten, Ceper, Delanggu, Gawok, Purwosari, Solo Balapan, Solo Jebres, dan Palur.

Jika diperhatikan, nama-nama stasiun tersebut diberi nama berdasarkan nama daerah lokasi pemberhentian kereta tersebut. Hal ini tidak berlaku bagi Stasiun Brambanan.

Stasiun itu tidak berada di wilayah Brambanan. Stasiun Brambanan berada di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Di sisi lain, wilayah Prambanan tidak hanya ada di Klaten. Provinsi DI Yogyakarta memiliki daerah bernama sama yakni Kapanewon Prambanan di Kabupaten Sleman.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, mengapa stasiun KRL Yogya-Solo diberi nama Brambanan dan bukan Prambanan sesuai nama wilayahnya?

Baca juga: Jadwal KRL Jogja-Solo Per 1 Februari 2024, Ada 24 Perjalanan Sehari


Stasiun Brambanan di Klaten

Manager Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro menuturkan, KRL Yogya-Solo berhenti di Stasiun Brambanan.

Nama Stasiun Brambanan sudah terdaftar sejak di daftar jadwal perjalanan KA zaman Kolonial Belanda. 

Data dari Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau perusahaan kereta api di masa Hindia Belanda menuliskan nama stasiun tersebut sebagai Brambanan.

Krisbiyantoro menduga ada kemungkinan nama Prambanan ditulis menjadi Brambanan karena memiliki cara pelafalan dengan logat yang berbeda. Ini membuat ejaannya menjadi bervariasi.

"(Misalnya) Djogja, Jogja, Djokja. Ada juga di tahun 1872, sebutan Djokdjo," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (18/8/2024).

Selain itu, dia membenarkan Stasiun Brambanan memiliki kode stasiun kerta api BBN yang diambil dari singkatan nama stasiun tersebut.

Jika namanya diubah menjadi Stasiun Prambanan, kodenya bisa berubah menjadi PBN atau PRB.

Kode PBN sudah digunakan Stasiun Prambon di Sidoarjo. Sementara kode stasiun PRB dipakai Stasiun Prembun di Kebumen.

Baca juga: KAI Buka Suara soal Penangkapan Teroris di Stasiun Solo Balapan oleh Densus 88

Wilayah Brambanan atau Prambanan?

Terpisah, sejarawan Universitas Sebelas Maret (UNS), Harto Juwono menuturkan nama wilayah Prambanan di Klaten aslinya bernama Brambana.

Hal tersebut tercatat dalam buku Transactions of The Batavian Society of Arts and Science Volume VII karya A.H. Hubbard terbitan 1814.

Penulis buku itu mengutip jurnal dari Letnan Kolonel MacKenzie pada 12 Januari 1812 berjudul Narrative of A Journey to Examine The Remains of An Ancient City and Temples at Brambanan in Java.

Sesuai judul jurnalnya, Letnan Kolonel MacKenzie menceritakan dirinya tiba di depan sebuah bangunan candi yang disebut sebagai "gundukan piramida kuno" yang berada di wilayah Brambana, Jawa.

"Dulu pada abad X, (Brambana) merupakan nama kerajaan yang dibangun oleh raja raksasa bernama Prabu Karungkala dan diturunkan kepada keturunannya Prabu Boko," jelas Harto.

Dia melanjutkan, buku The History of Java karya Thomas Stamford Raffles terbitan 1818 menuliskan ada daerah yang disebut sebagai Brambanan.

Dalam sumber-sumber sejarah tahun 1812, 1816, 1820, 1839 dan 1870-an, lanjutnya, wilayah tersebut tetap disebut sebagai Brambanan.

Harto menambahkan, ada kemungkinan lain nama daerah itu disebut Brambanan berkaitan dengan nama Residen Yogya Van Bram yang mungkin menyewa tanah di situ. Namun, hal ini masih belum pasti.

Selain itu, ada dugaan lain wilayah tersebut diberi nama Brambana karena wilayah itu menjadi tempat berkumpul kaum Brahmana untuk sembahyang dalam agama Hindu.

"Itu tidak jelas (berubah dari Brambana menjadi Brambanan) tapi ada kemungkinan juga karena (sebutan) Brahmana menuju Brambana mungkin dari ucapan," imbuh Harto.

Baca juga: Harga Tiket Masuk Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko di Libur Sekolah 2024

Wilayah Prambanan di Klaten dan Yogyakarta

Harto melanjutkan, nama Prambanan muncul setelah terbit Babad Prambanan awal abad XX.

Babad Prambanan adalah teks historiografi tradisional Jawa yang disalin pada 4 Maret 1927 dan disusun berbentuk tembang macapat menggunakan bahasa Jawa Baru.

Teks Babad Prambanan menceritakan para raja yang memerintah Kerajaan Pengging setelah pemerintahan Prabu Kusumawicitra dan Prabu Citrasoma.

Juga berisi berdirinya Kerajaan Prambanan oleh Prabu Karungkala, diikuti peperangan antara Kerajaan Pengging dan Prambanan, pembangunan candi Roro Jonggrang, pertempuran Ajisaka melawan Dewatacengkar.

Lalu terciptanya huruf Jawa, kisah cinta Panji Asmarabangun dengan Dewi Angreni, dan terbunuhnya Dewi Angreni.

"Kalau Prambanan Yogyakarta dan Klaten itu baru (ada) tahun 1940-an. Itu pembagian administratif Kabupaten Klaten," lanjutnya.

Sementara itu, dikutip dari laman Kapanewon Prambanan, dua wilayah Prambanan di Klaten dan Yogyakarta menjadi tempat berdirinya kompleks Candi Prambanan.

Candi Prambanan dibagun pada abad ke-9 masehi oleh Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya, pemimpin Kerajaan Mataram Kuno.

Candi Prambanan terletak di tengah Kapanewon Prambana Desa Bokoharjo, Sleman, DI Yogyakarta dan Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.

Nama Prambanan diduga berasal dari nama wilayah tempat candi ini berdiri. Nama Prambanan dianggap perubahan dialek bahasa Jawa dari istilah "Barhman" atau "Para Brahman" yang bermakna “Brahman Agung” dalam agama Hindu.

Pendapat lain menganggap "Para Brahman" mungkin berkaitan dengan keberadaan para brahmana yang berada di sekitar candi.

Ada juga anggapan nama “Prambanan” berasal dari kata "mban" dalam bahasa Jawa bermakna "menanggung atau memikul tugas" yang merujuk kepada dewa Hindu dengan tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi