KOMPAS.com - Kehilangan orang tersayang adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Berduka menjadi respons alami dari kehilangan tersebut.
Saat itulah, berduka menjadi pengalaman emosional yang prosesnya terasa menyakitkan, rumit, dan membingungkan.
Baca juga: 15 Ucapan Turut Berduka Cita untuk Keluarga, Teman, dan Rekan Kerja
Beberapa orang mungkin mengalami proses berduka dengan cepat. Tapi, sebagian orang mungkin sulit menemukan jalan menuju kesembuhan.
Tapi tahukah Anda, proses berduka punya beberapa tahapan. Hal ini disampaikan oleh psikiater asal Swis, Elisabeth Kübler-Ross dalam bukunya yang berjudul "On Death and Dying".
Kübler-Ross memperkenalkan konsep 5 tahapan berduka untuk membantu orang yang kehilangan memahami dan menghadapi perasaan yang mereka alami.
Apa saja kelima tahap tersebut?
1. Penyangkalan atau denial
Reaksi awal yang dialami saat mendapat berita duka adalah penyangkalan. Rasanya sulit percaya bahwa kehilangan itu nyata terjadi.
Dikutip dari Harvard Health, penyangkalan memberikan waktu bagi individu untuk perlahan-lahan memproses realitas kehilangan yang sangat menyakitkan?.
Penyangkalan sering kali berfungsi sebagai mekanisme pertahanan yang membantu kita mengatasi rasa sakit secara bertahap.
2. Marah atau anger
Rasa marah juga biasanya muncul sebagai respons perasaan tidak adil dari kehilangan.
Rasa marah ini kerap diarahkan kepada diri sendiri, orang lain, atau bahkan kepada orang yang meninggal.
Baca juga: Indonesia Berduka: 10 Tokoh Indonesia yang Tutup Usia di 2021
Dirangkum dari CNN, rasa marah yang terjadi adalah bentuk ekspresi rasa sakit. Tahap ini memungkinkan seseorang untuk mengakui rasa sakit yang dirasakannya?.
Ini menjadi cara orang mengungkapkan rasa sakit dan frustasi mendalam. Beberapa orang merasakan rasa ini karena merasa seharusnya bisa melakukan sesuatu untuk mencegah kehilangan tersebut.
3. Tawar menawar atau bargaining
Pikiran "jika melakukan sesuatu mungkin dia masih hidup" sering menghampiri orang yang sedang berduka.
Tahap ini, orang mulai membuat kesepakatan dengan diri sendiri atau Tuhan sebagai upaya mengurangi rasa sakit yang dirasakan atau mengubah situasi.
Misalnya, "Tuhan, jika dia tetap hidup, aku berjanji akan rajin beribadah."
Tawar menawar ini sering kali bersifat irasional dan menjadi upaya untuk mengendalikan apa yang dirasa tidak bisa dikendalikan.
4. Depresi atau depression
Saat berduka, perasaan putus asa, kehilangan minat pada aktivitas yang biasa kita nikmati, dan menarik diri dari orang lain menghampiri. Ini adalah tanda Anda mengalami depresi.
Dalam konteks berduka, depresi adalah rasa kesedihan yang mendalam dan kehilangan harapan. Depresi merupakan bagian alami dari proses berduka.
Baca juga: Habibie Berpulang, Kenapa Kita Ikut Berduka?
Depresi ini bisa muncul seiring waktu, terkadang bahkan baru muncul setelah beberapa tahun setelah kehilangan?.
Pada tahap ini, penting untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau kelompok dukungan berduka untuk membantu mengatasi perasaan ini.
Tapi, jika kondisi ini berlangsung terlalu lama atau mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk mencari bantuan profesional.
5. Penerimaan atau acceptance
Penerimaan adalah tahap di mana seseorang akhirnya menerima kenyataan kehilangan tersebut.
Menerima kehilangan bukan berarti bahwa seseorang sudah "melupakan" atau berhenti merasakan duka. Tapi tahap ini lebih kepada menerima kenyataan baru dan mulai beradaptasi dengan hidup yang berbeda.
Dilansir dari Psych Central, penerimaan terjadi saat seseorang tidak lagi menolak kenyataan dan mulai menemukan cara untuk hidup dengan kehilangan tersebut?.
Dengan kata lain, orang yang berduka mulai menemukan cara untuk melanjutkan hidup sambil tetap menghargai kenangan akan orang yang telah tiada.
Baca juga: Indonesia Berduka: 7 Tokoh yang Berpulang pada 2020
Tahap berduka tidak selalu linear
Merangkum dari Healthline, meski dikenal dengan istilah five stages of grief atau lima tahap berduka, tapi apa yang dirasakan tidak selalu sesuai dengan urutan di atas.
Anda mungkin merasakan tahap marah terlebih dahulu sebelum merasakan penyangkalan. Bisa juga, seseorang mengalami tahapan tertentu berulang kali.
Bahkan, beberapa orang mungkin melewatkan satu atau dua tahapan di atas.
Perlu diingat, proses berduka merupakan perjalanan unik dan personal yang dirasakan oleh setiap orang.
Selain itu, perlu dipahami bahwa setiap orang mengalami setiap tahapan dalam waktu yang berbeda-beda.
Ada orang yang mungkin menyelesaikan rasa dukanya dalam waktu satu minggu, tapi ada pula orang yang memerlukan beberapa tahun untuk menyembuhkan rasa kehilangannya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.