KOMPAS.com - Pernahkah Anda sedang berjalan-jalan di tempat baru atau berbicara dengan teman, tapi tiba-tiba ada perasaan aneh seperti sudah pernah mengalami hal serupa sebelumnya.
Padahal, Anda yakin jika itu pengalaman pertama.
Baca juga: Peneliti Menemukan 4 Bentuk Baru Deja Vu, Apa Saja?
Nah, perasaan misterius ini dikenal dengan sebutan deja vu. Hampir semua orang pernah merasakan deja vu setidaknya sekali seumur hidup.
Apa itu deja vu?
Deja vu seperti ilusi yang diciptakan oleh otak.
Saat mengalami hal ini, kita merasa seperti mengulang momen yang sama persis. Secara logika, hal ini tidak mungkin terjadi.
Tapi nyatanya, fenomena yang membingungkan ini sangat umum dirasakan. Dikutip dari Cleveland Clinic, deja vu biasanya dialami oleh orang berusia 15 hingga 25 tahun.
Frekuensi terjadinya deja vu akan menurun seiring pertambahan usia.
Bagaimana deja vu terjadi?
Meski menjadi pengalaman yang umum dirasakan, tapi penyebab pasti deja vu masih misteri. Ada banyak teori mengenai penyebab terjadinya deja vu.
Teori split perceptionSalah satu teori yang menarik dalah split perception.
Dirangkum dari Healthline, teori ini menyebut bahwa deja vu terjadi saat kita melihat sesuatu dua kali dalam waktu singkat.
Baca juga: Deja vu Gaji Wakil Rakyat
Contohnya, saat lihat pemandangan indah dari atas bukit, tapi pandangan Anda terhalang sebentar.
Saat melihat pemandangan pertama kali, otak sudah mulai menyimpannya dalam memori meski cuma sekilas. Ketika pemandangan tersebut terlihat lagi dengan lebih jelas, otak membandingkannya dengan memori yang tersimpan.
Ini yang kemudian mendasari munculnya perasaan deja vu.
Ada "gangguan kecil" di otakTeori lain menyebut bahwa deja vu muncul karena "gangguan kecil" di otak yang mirip saat terjadi epilepsi.
Saat itu, terjadi kesalahan komunikasi antar-bagian otak yang menyimpan memori.
Ini membuat otak kita salah mengira kejadian yang sedang terjadi sekarang sebagai memori di masa lalu.
Mengingat memori masa lampau
Teori lain mengkaitkan deja vu sebagai cara otak memproses dan mengingat memori.
Beberapa peneliti berpendapat, ketika merasa telah mengalami pengalaman yang sedang terjadi, sebenarnya kita memang pernah mengalami peristiwa serupa. Hanya saja, kita tidak mengingatnya dengan jelas.
Baca juga: 3 Teori Kenapa Manusia Alami Deja Vu, Salah Satunya Kerusakan Otak
Misalnya saja saat kita merasa deja vu melewati jalanan di sebuah kota yang baru pertama kali dikunjungi. Bisa jadi, situasi serupa pernah kita alami meskipun tempatnya berbeda tapi mirip.
Perlu waspada deja vu, jika...
Dirangkum dari Verywell Mind, deja vu adalah fenomena yang sama sekali tidak berbahaya.
Meski begitu, jika Anda mengalami deja vu terlalu sering, disertai dengan gejala lain segera periksakan diri ke dokter.
Gejala lain yang dimaksud seperti kejang, halusinasi, atau penurunan kesadaran.
Ini bisa menjadi tanda gangguan kesehatan seperti epilepsi atau demensia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.