KOMPAS.com - Kejaksaan Distrik Jeonju tengah menyelidiki Mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, yang diduga membantu menantu laki-lakinya mendapat jabatan eksekutif di sebuah maskapai penerbangan.
Mengutip Korea Times, Senin (1/8/2024), menantu laki-laki Moon Jae-in yang diketahui bermarga Seo diangkat menjadi direktur eksekutif maskapai Thai Eastar Jet pada 2018, ketika Moon masih menjadi presiden.
Sebagai bagian dari investigasi terhadap Presiden Korea Selatan ke-12 itu, jaksa melakukan penggeledahan di rumah putri tunggal Moon sekaligus mantan istri Seo, Moon Da-hye. Diketahui, keduanya saat ini telah bercerai.
Penggeledahan ini dilakukan untuk mengetahui dukungan finansial yang mungkin diberikan Moon Jae-in selama masa kepresidenannya.
Penggeledahan tersebut dilakukan usai surat perintah yang menyebut Moon Jae-in sebagai nama yang dicurigai terlibat, terbit pada Jumat (30/8/2024).
Baca juga: Krisis Populasi, Pemerintah Korea Selatan Bentuk Kementerian Perencanaan Kependudukan
Berawal dari aduan tahun 2020
Tudingan gratifikasi Moon Jae-in bermula dari pengaduan yang diajukan Partai Kekuatan Rakyat (PPP) dan kelompok sipil dari Justice People di Seoul empat tahun lalu, atau 2020.
Mereka mengajukan empat aduan sepanjang September 2020 hingga April 2021. Aduan tersebut di antaranya menyebutkan, pendiri maskapai mengangkat Seo sebagai direktur eksekutif sebagai imbal balik atau untuk menjaga relasi yang baik dengan penguasa.
PPP yang kala itu merupakan partai oposisi utama, juga mengadukan adanya dugaan korupsi dalam proses perekrutan Seo.
Diberitakan The Straight Times, Senin, maskapai penerbangan Eastar Jet didirikan oleh Lee Sang-jik yang juga pernah menjabat sebagai anggota parlemen dari Partai Demokrat selama dua periode.
Lee diangkat sebagai Kepala Badan UKM dan Perusahaan Rintisan Korea (Kosme) pada Maret 2018, hanya beberapa bulan sebelum Seo bergabung dengan unit Easter di Thailand pada Juli 2018.
Kurangnya pengalaman Seo dalam industri penerbangan, ditambah dengan kesulitan keuangan perusahaan, menimbulkan kecurigaan adanya keterlibatan presiden dalam pengangkatannya.
Jaksa menduga, Lee mendapatkan jabatan sebagai Kepala Kosme setelah pertemuan informal dengan sekretaris presiden pada akhir tahun 2017.
Penuntut menuding, sebelumnya, Moon Jae-in dan istrinya kerap memberikan bantuan finansial kepada keluarga putri tunggal mereka, Seo dan Moon Da-hye. Namun, bantuan itu dihentikan usai Seo dipekerjakan di Thai Eastar Jet.
Jika pemberian dana itu dihentikan setelah Seo bekerja, jaksa meyakini bahwa gaji dan tunjangan berupa rumah yang diberikan perusahaan Eastar Jet kepada Seo secara tidak langsung juga merupakan bentuk suap ke Moon Jae-in.
Jaksa memperkirakan Seo menerima total 223 juta won atau sekitar Rp 2,5 miliar dalam bentuk gaji dan biaya pindah ke Thailand antara bulan Juli 2018 dan April 2020.
Oleh karena itu, jaksa akhirnya menerbitkan surat perintah penggeledahan yang menyebut Moon Jae-in diduga menerima gratifikasi dari Lee.
Tahun ini, Seo telah diperiksa tiga kali sebagai saksi dan selalu memilih untuk bungkam saat dikonfirmasi.
Baca juga: Anak Muda Kesepian di Korea Selatan Dimodali Rp 7,6 Juta Per Bulan untuk Bersosialisasi
Mantan bawahan Moon Jae-in diperiksa
Menindaklanjuti dugaan keterlibatan Moon Jae-in, jaksa telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa mantan pejabat kantor kepresidenan.
Jaksa juga memeriksa mantan sekretaris senior presiden Cho Hyun-ock yang bekerja di bawah Moon Jae-in untuk urusan personalia.
Selain itu, ada juga mantan Kepala Staf Im Jong-seok yang ditanya oleh Jaksa apakah dia berperan dalam pengangkatan Lee sebagai Kepala Kosme.
Tak hanya mereka, jaksa juga menginterogasi pemimpin Partai Pembangunan Kembali, Cho Kuk yang saat itu merupakan ajudan senior Moon Jae-in pada 31 Agustus 2024.
Tuai pro dan kontra
Penggeledahan jaksa di rumah putri Moon Jae-in menuai pro dan kontra dari partai yang berkuasa dan pihak oposisi.
Juru bicara PPP Jeong Kwang-jae mengatakan penggeledahan itu adalah bentuk kesetaraan hukum.
"Semua warga negara harus setara dihadapan hukum, tidak terkecuali Moon Da-hye. Ia harus dihakimi dengan standar yang sama," ujar Jeong, Sabtu (31/8/2024).
Sementara, sebanyak 37 anggota parlemen Partai Demokrat yang di antaranya merupakan mantan ajudan pemerintahan Moon Jae-in mengecam penututan terhadap sang mantan presiden.
Di sisi lain, para kritikus menilai ada motif politik dibalik penyelidikan yang dilakukan jaksa. Salah satu kritikus bermarga Im, menduga kasus ini diprakarsai oleh jaksa "yang berpolitik" dan memiliki maksud tertentu.
Hal itu dapat terlihat dari penggeledahan baru-baru ini terhadap rekenin bank milik Moon Jae-in dan instrinya.
Disebutkan, penyelidikan itu bertujuan untuk mengalihkan atensi publik dari kasus yang menimpa Presiden Yoon Suk-yeol dan Ibu Negara Kim Keon-hee.
Baca juga: Saat Teror Penusukan Tanpa Motif Jelas di Korea Selatan Picu Ketakutan Penduduk...
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.