Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Paus Fransiskus, Bagaimana Manusia Bisa Hidup dengan Satu Paru-paru?

Baca di App
Lihat Foto
INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Seorang anak menyalami Paus Fransiskus saat berkunjung ke Kantor Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Paus Fransiskus bertemu dengan para penerima manfaat dari organisasi amal.
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Salah satu fakta mengenai Paus Fransiskus yang baru merampungkan kunjungan apostolik di Indonesia, Jumat (6/9/2024) adalah, pemimpin Gereja Katolik dunia tersebut hanya memiliki satu paru-paru.

Dikutip dari Vatican News, sosok bernama lahir Jorge Mario Bergoglio itu menderita radang selaput dada saat masih berusia 21 tahun.

Peradangan pada jaringan di sekitar paru-paru tersebut membuat Bergoglio harus menjalani operasi pengangkatan tiga kista paru-paru dan sebagian kecil paru-paru kanan atasnya.

Sejak itu, Bergoglio muda sampai kini menjadi paus harus hidup mengandalkan satu paru-paru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, bagaimana manusia bisa hidup dengan satu paru-paru?

Baca juga: Rekap Misa Akbar GBK, Paus Fransiskus Berbahasa Indonesia, Berkati Umat hingga Akhir

Bagaimana manusia bisa hidup dengan satu paru-paru?

Umumnya, manusia akan memiliki sepasang (dua buah) paru-paru sebagai bagian dari sistem pernapasan.

Meskipun demikian, manusia masih bisa hidup dan menjalani aktivitas sehari-hari, hanya dengan satu paru-paru, laiknya Paus Fransiskus.

Namun, memiliki satu paru-paru kemungkinan akan membatasi kemampuan fisik seseorang, seperti kemampuannya untuk berolahraga.

Dilansir dari Medical News Today, tubuh nantinya akan beradaptasi terhadap perubahan pada paru-paru melalui beberapa cara.

Misalnya, paru-paru yang tersisa akan sedikit mengembang untuk menempati ruang yang ditinggalkan oleh paru-paru yang hilang.

Seiring waktu, tubuh juga akan belajar mengganti kehilangan oksigen yang dimiliki salah satu paru-paru.

Walaupun bisa bertahan hanya dengan satu paru-paru, seseorang tidak akan memiliki kapasitas paru-paru penuh seperti semula.

Manusia yang memiliki satu paru-paru harus belajar untuk memperlambat fungsi normalnya sampai batas tertentu.

Baca juga: Sejarah Toyota Innova, Mobil yang Dipakai Paus Fransiskus dan Jokowi

Penyebab seseorang hidup dengan satu paru-paru

Ada berbagai penyebab yang membuat seseorang harus mengangkat paru-parunya, seperti Paus Fransiskus.

Seseorang yang mengangkat paru-parunya paling umum disebabkan karena penyakit kanker paru-paru, dilansir dari WebMD.

Tak hanya karena kanker, infeksi yang parah juga menjadi penyebab utama manusia harus mengangkat satu paru-parunya.

Infeksi parah yang menyebabkan kerusakan luas atau sangat sulit diobati, pengangkatan paru-paru bisa jadi salah satu tindakan terbaik untuk menyelamatkan nyawa.

Selain itu, ada berbagai masalah kesehatan lain, seperti cedera serius, tuberkulosis (TBC), infeksi jamur, dan bronkiektasis yang membuat manusia harus mengangkat paru-parunya.

Baca juga: Link Live Streaming Upacara Perpisahan Paus Fransiskus di Bandara Soekarno-Hatta

Risiko hidup dengan satu paru-paru

Meskipun manusia masih memungkinan untuk hidup dengan satu paru-paru, ada berbagai risiko kesehatan yang harus dihadapi.

Sebuah studi di Journal of Cancer mencatat, operasi pembedahan untuk mengangkat satu paru-paru merupakan pembedahan berisiko tinggi, karena dapat menyebabkan komplikasi serius yang berdampak fatal. 

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada saat operasi, antara lain gagal napas, pendarahan, syok, irama jantung tidak normal, serta pembekuan darah di paru-paru.

Setelah operasi yang sukses, seseorang masih memerlukan waktu untuk pulih. Pemulihan penuh tanpa komplikasi dapat memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Selama pemulihan, seseorang mungkin akan merasakan nyeri atau rasa tidak nyaman perut sementara saat udara ini bergeser dan berasimilasi ke dalam tubuh.

Setelah pemulihan dan setelah itu, orang tersebut perlu menyadari keterbatasannya dan kemungkinan perlu mengurangi tingkat aktivitasnya secara signifikan.

Itulah penjelasan bagaimana orang bisa hidup dengan satu paru-paru, seperti Paus Fransiskus. 

Baca juga: Kata Media Asing soal Kunjungan Paus Fransiskus ke Istiqlal: Kebersamaan dalam Keberagaman

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi