KOMPAS.com - Topan Yagi akibat siklon tropis yang menerjang kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara sejak awal September 2024 telah menyebabkan korban tewas di beberapa negara.
Di Vietnam bagian utara, topan Yagi yang bergerak dengan kecepatan 200 kilometer per jam merenggut nyawa 127 orang.
Dilansir dari Euro News, Rabu (11/9/2024), terjangan topan Yagi juga menewaskan 20 orang di Filipina dan empat orang di China bagian selatan.
Selain korban tewas, topan Yagi memporak-porandakan Pulau Hainan yang menjadi destinasi wisata di China, menimbulkan banjir di Filipina, dan meruntuhkan jembatan di Vietnam.
“Puluhan orang (di China dan Filipina) masih dinyatakan hilang di tengah-tengah jembatan yang hancur, tanah longsor dan banjir,” tulis Euro News dalam pemberitaannya.
Lantas, apakah topan Yagi bisa sampai ke Indonesia? Berikut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca juga: Topan Super Yagi Luluh Lantakkan Vietnam, Jembatan Ambruk, Puluhan Kendaraan Jatuh ke Sungai Merah
Apakah topan Yagi bisa sampai ke Indonesia?
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, topan Yagi tidak akan sampai ke Indonesia meski beberapa negara tetangga terdampak siklon ini.
Ia menjelaskan, Indonesia tidak akan dilanda topan Yagi karena pengaruh pergerakan angin timuran.
Adapun, angin timuran adalah rata-rata angin yang bertiup dari arah timur hingga tenggara dan bergerak pada April-Oktober setiap tahunnya.
Dilansir dari laman resmi BMKG, angin timuran menjadi indikator musim kemarau bagi wilayah Indonesia.
Guswanto menjelaskan, angin timuran bergerak dari Samudera Pasifik menuju daratan China atau Asia sehingga topan Yagi tidak akan sampai ke Indonesia.
“Jadi melalui (Samudera) Pasifik terus kemudian Laut Filipina terus Laut China Selatan yang di utara terus masuk ke daratan Asia,” jelas Guswanto kepada Kompas.com, Selasa (10/9/2024).
Guswanto menegaskan, pihaknya belum menerima informasi bahwa siklon tropis yang memicu topan Yagi terdeteksi di sekitar atau di dalam Indonesia.
Kalaupun siklon tropis Yagi muncul, fenomena ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
“(Informasi) Yagi itu muncul lagi (di sekitar atau di dalam Indonesia) ga ada. Mungkin kalau dia (siklon tropis Yagi) muncul lagi, siklon berikutnya dinamakan sama (siklon tropis Yagi) itu bisa,” tutur Guswanto.
Baca juga: Topan Super Yagi di Vietnam, China, dan Filipina Tewaskan Puluhan Orang
BMKG sempat deteksi siklon tropis Yagi di sekitar wilayah Indonesia
Sebelum menerjang China, Vietnam, dan Filipina, BMKG sudah mendeteksi kemunculan siklon tropis Yagi pada Minggu (1/9/2024).
Berdasarkan pengamatan BMKG pada Selasa (3/9/2024), siklon tersebut berada di koordinat 18,6 derajat lintang utara dan 118,1 bujur timur yang berjarak sekitar 1.700 kilometer sebelah utara Tarakan, Kalimantan Utara.
Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani, pada saat itu siklon tropis Yagi bergerak menjauhi Indonesia dengan kekuatan 50 knots atau 95 kilometer per jam.
“Tekanan 990 hPa kategori II,” Andri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/9/2024).
Meski siklon tropis Yagi terdeteksi di sekitar Indonesia, Andri menegaskan, fenomena ini tidak memberikan dampak terhadap cuaca maupun gelombang.
“Diperkirakan kecepatan angin maksimum siklon tropis Yagi meningkat dalam 24 jam ke depan (sejak Selasa (3/9/2024 pukul 19.00 WIB) menjadi kategori III dan bergerak ke arah barat menjauhi wilayah Indonesia,” jelas Andri.
Baca juga: Ada Siklon Tropis Yagi di Utara Indonesia, Apakah Akan Picu Hujan?
Siklon tropis Yagi picu badai terbesar di Vietnam
Dilansir dari BBC, Selasa, siklon tropis Yagi telah memicu badai terbesar di Vietnam dalam 30 tahun terakhir.
Sebanyak 1,5 juta warga Vietnam bagian utara kehilangan akses listrik setelah wilayahnya diterjang siklon tersebut.
Badai akibat siklon tropis Yagi yang bergerak dengan kecepatan 150 kilometer per jam juga merobohkan atap bangunan, merusak pabrik, dan memicu tanah longsor.
Otoritas setempat melaporkan, 64 orang dinyatakan hilang dan 401 wilayah di 18 provinsi utara mendapat peringatan banjir dan tanah longsor.
Terkait kemunculan siklon tropis Yagi, para ahli meteorologi mengatakan, ketika Bumi menghangat, badai dapat membawa kecepatan angin yang lebih tinggi dan curah hujan yang lebih lebat.
Baca juga: BMKG Deteksi Siklon Tropis Yagi di Sekitar Indonesia, Potensi Cuaca Ekstrem?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.