Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selalu Merasa Dinilai Negatif oleh Orang Lain adalah Efek "Spotlight", Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/PeopleImages.com - Yuri A
Seseorang yang merasa diperhatikan orang lain secara berlebhan atau menglami efek spotlight
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Ada kalanya seseorang merasa diperhatikan oleh orang lain, meski sebenarnya itu hanya perasaannya saja.

Seorang warganet di media sosial X (Twitter) menyebut, kondisi itu merupakan efek spotlight.

Melalui utas yang diunggah pada Rabu (11/9/2024), disebutkan bahwa efek spotlight juga yang membuat seseorang merasa selalu mendapat penilaian negatif dari orang lain, padahal sebenarnya tidak.

Lantas, apa itu efek spotlight?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mudah Marah Saat Bicara dengan Keluarga, Apa Penyebabnya? Ini Kata Psikolog

Efek spotlight

Psikolog sekaligus dosen di Fakultas Psikolog Universistas Aisyiyah Yogyakarta Ratna Yunita Setiyani Subardjo membenarkan bahwa perasaan diperhatikan orang lain secara berlebihan merupakan efek spotlight.

Ratna menyebut, efek ini merupakan bentuk lain dari gangguan kecemasan akibat adanya bias pada kognitif yang terjadi dalam pikiran seseorang.

"Kecemasan yang membuat seseorang merasa seperti dilihat dan diperhatikan orang lain secara detail semua yang ada di dirinya, padahal tidak," jelasnya, kepada Kompas.com, Kamis (12/9/2024).

Senada, psikolog dan dosen Fakultas Unika Soegijapratna Semarang, Christine Wibowo menuturkan, efek spotlight adalah gangguan kepribadian yang dikemas ulang dengan ciri-ciri mirip seperti kecemasan sosial atau social anxiety.

Beberapa tanda seseorang dengan efek spotlight antara lain takut dan malu berlebihan, merasa tidak boleh salah, dan merasa semua orang melihatnya.

"Masalahnya takut dinilai jelek, takut malu, jadi dia menghindari situasi bertemu dengan banyak orang," kata Christine, saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Kamis (12/9/2024).

Baca juga: Mengapa Anak Ngambek Lihat Orangtuanya Bermesraan? Ini Alasannya Menurut Psikolog

Penyebab efek spotlight

Efek spotlight bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari terlalu memikirkan respons lingkungan terhadap diri sendiri, atau karena trauma masa lalu.

Ratna menjelaskan, terbiasa mendengar komentar atau kritik negatif orang atas diri sendiri secara tidak langsung dapat memengaruhi cara berpikir dan sikap seseorang pun menjadi negatif.

Sementara, menurut Christine, rasa diperhatikan orang lain dapat muncul karena seseorang memiliki pola pikir yang menggeneralisir atau sama rata.

"Pola pikirnya digeneralisasikan, padahal dia sesat berpikir, maksudnya saat ada orang melihat, namanya ketemu kan pasti melihat, tetapi dia langsung kepikiran kalau orang tadi melihat jerawat atau kekurangan saya," terangnya.

Selain itu, memiliki ambisi tinggi juga bisa menyebabkan seseorang mengalami efek spotlight. Sebab, di satu sisi mereka sangat bersemangat, tetapi secara bersamaan muncul perasaan takut kalah.

"Beda dengan motivasi orang yang biasa saja, aku menang ya skyukur, tidak menang tidak apa-apa," timpalnya.

Baca juga: Psikolog: 3 Ucapan Ini Sering Diucapkan Orang dengan Mental Tangguh

Cara mengatasi efek spotlight

Efek spotlight dapat berdampak buruk bagi seseorang jika tidak segera diatasi. Seseorang bisa merasa rendah diri, mudah gugup, dan overthinking.

Ratna mengungkapkan, seiring berjalannya waktu, kondisi itu akan semakin sulit dikendalikan dan akhirnya memunculkan fobia sosial. Oleh karena itu, perasaan merasa diperhatikan oleh orang lain perlu segera diatasi.

Misalnya, mencoba fokus pada hal yang mampu menguatkan daripada menjatuhkan, mencari kelebihan pada diri sendiri untuk memupuk rasa cinta diri (self love), dan menciptakan rasa humor.

"Humor bisa mengalihkan ketegangan. Jadi tidak terlalu tegang menghadapi semua komentar orang di sekeliling kita," tambahnya.

Senada dengan Ratna, Christine pun mengatakan cara mengatasi efek spotlight adalah dengan mengalihkan pusat perhatian.

"Misalnya, dengan bertanya duluan atau perhatikan balik orang itu, jadi perhatian orang sekitar beralih, dan kita tidak lagi jadi pusat perhatian," ungkapnya.

Baca juga: Benarkah Love Bombing Termasuk Pelecehan Emosional? Ini Kata Psikolog

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi