Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Gempa Sukabumi M 5,1, BMKG Sebut Bukan di Zona Megathrust

Baca di App
Lihat Foto
(SHUTTERSTOCK/ANDREY VP)
Analisis BMKG soal gempa Sukabumi.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Gempa magnitudo (M) 5,1 mengguncang wilayah Sukabumi, Jawa Barat pada Minggu (15/9/2024) pukul 16.54 WIB.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa tersebut dirasakan hingga ke beberapa wilayah di sekitarnya, seperti Lembang, Cimahi, hingga Bandung.

Analisis BMKG mengungkap, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Hari Minggu 15 September 2024 pukul 16.54.32 WIB wilayah Pantai Selatan Sukabumi, Jawa Barat diguncang gempa tektonik," kata Daryono, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Minggu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Gempa Bumi Bisa Hasilkan Bongkahan Besar Emas, Ini Prosesnya

Analisis gempa Sukabumi M 5,1

Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempa yang mengguncang Sukabumi termasuk gempa tektonik.

Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh gerakan lempeng-lempeng tektonik di bawah permukaan Bumi.

Episenter gempa berlokasi di laut pada jarak 94 kilometer arah barat daya Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 65 kilometer (km).

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab)," tutur Daryono.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa Sukabumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust).

Baca juga: Gempa M 4,9 Guncang Gianyar, Bali Hari Ini, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Wilayah yang merasakan gempa Sukabumi

Gempa yang terjadi di Sukabumi dirasakan di sejumlah daerah sekitarnya. Berikut rinciannya:

1. Skala intensitas III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah dan terasa getaran seakan akan truk berlalu. Berikut wilayahnya:

2. Skala intensitas II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Berikut daerah yang terdampak:

Hingga pukul 17.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

Baca juga: Apakah Pesawat Terbang Bisa Selamat dari Gempa dan Tsunami?

Bukan termasuk gempa megathrust

Lebih lanjut, Daryono memastikan bahwa update parameter menunjukkan bahwa gempa yang mengguncang Sukabumi sore ini tidak termasuk gempa megathrust.

"Bukan jenis gempa megathrust karena pusatnya tidak di bidang kontak antar lempeng," kata Daryono.

Sebab, pusat gempa Sukabumi berada di bawah bidang kontak antar lempeng (megathrust).

Mekanisme gempa menunjukkan oblique thrust atau kombinasi geser dan naik jenis Intra-slab earthquake akibat deformasi batuan dalam slab lempeng Indo-Australia.

Baca juga: 4 Daerah Jateng yang Berisiko Terdampak Gempa Besar di Zona Megathrust

Rekomendasi BMKG

BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Masyarakat juga disarankan untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi