KOMPAS.com - Stevia adalah pemanis nol kalori yang terbuat dari glikosida steviol, yaitu senyawa yang diekstrak dan dimurnikan dari daun tanaman Stevia rebaudiana.
Banyak orang memilih untuk mengganti asupan gula mereka dengan stevia untuk mengurangi konsumsi kalori mereka, dilansir dari Web MD.
Daun stevia 200-300 kali lebih manis daripada gula putih tradisional dan orang-orang telah menggunakannya selama berabad-abad sebagai pemanis.
Meski demikian, stevia dapat memicu efek samping pada tubuh, terutama bila dikonsumsi secara berlebih dan dalam jangka panjang.
Lantas, apa saja risiko dan efek samping penggunaan stevia?
Baca juga: Mengenal Tanaman Stevia hingga Manfaatnya untuk Kesehatan
Risiko dan efek samping stevia
Beberapa penelitian telah mengidentifikasi potensi efek samping stevia selama beberapa dekade terakhir.
Dikutip dari Medical News Today, berikut efek samping potensial yang terkait dengan konsumsi stevia:
1. Kerusakan ginjalStevia dianggap sebagai diuretik yang dapat meningkatkan kecepatan tubuh dalam mengeluarkan air dan elektrolit melalui urine.
Karena ginjal bertanggung jawab untuk menyaring dan membuat urine, para peneliti menganggap bahwa konsumsi stevia dalam jangka panjang dapat merusak organ tersebut.
Namun, penelitian yang lebih baru menyimpulkan, stevia justru dapat membantu mencegah kerusakan ginjal.
Sebuah uji klinis tahun 2018 terhadap peserta dengan penyakit ginjal kronis menemukan bahwa suplemen stevia mengurangi kreatinin, asam urat, gula darah, dan mikroalbumin.
2. Gejala gastrointestinalBeberapa produk stevia mengandung tambahan gula alkohol yang dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bila dikonsumsi dalam jumlah besar.
Gejala hipersensitivitas terhadap gula alkohol dapat meliputi:
- Mual
- Muntah
- Gangguan pencernaan
- Kram
- Kembung
Saat ini, penelitian pada manusia masih kurang, tetapi penelitian in vitro dan penelitian pada hewan menunjukkan, stevia dapat meningkatkan keanekaragaman bakteri dan mengurangi peradangan di usus besar.
Baca juga: Apa Saja Suplemen Penurun Gula Darah Tinggi? Ini Daftarnya
3. Tekanan darah rendahStevia diketahui bertindak sebagai vasodilator, menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga menurunkan tekanan darah secara keseluruhan.
Saat ini, para peneliti hanya mengeksplorasi aspek-aspek yang berpotensi positif dari penggunaan ini. Tidak ada bukti stevia menurunkan tekanan darah ke tingkat yang berbahaya.
Namun, orang dengan tekanan darah rendah kronis dan mereka yang menggunakan obat penurun tekanan darah sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menambahkan stevia ke dalam makanan mereka.
4. Gangguan endokrinGlikosida steviol memiliki struktur molekul yang mirip dengan steroid, sehingga diperkirakan dapat mengganggu produksi hormon.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan, sel sperma manusia yang terpapar steviol mengalami peningkatan produksi progesteron.
Penelitian lebih lanjut pada manusia diperlukan untuk menarik kesimpulan yang solid.
Itulah 4 potensi efek samping stavia jika dikonsumsi rutin dan dalam jangka panjang.
Untuk menghindari efek samping, seseorang dengan kondisi medis tertentu sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi stevia.
Baca juga: Cara Alami untuk Membantu Menurunkan Gula Darah, Cocok bagi Penderita Diabetes
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.