Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Leonid Rogozov, Dokter Soviet yang Operasi Usus Buntunya Sendiri

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Dr. Leonid Rogozov melakukan operasi pengangkatan usus buntu di Antartika, 1961. Ia adalah satu-satunya dokter yang bertugas di Stasiun Novolazarevskaya dan, saat berada di sana, ia mengalami radang usus buntu, yang berarti ia harus melakukan operasi usus buntu pada dirinya sendiri.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dokter bedah Uni Soviet (kini Rusia) bernama Leonid Rogozov melakukan operasi pemotongan usus buntunya sendiri pada April 1961.

Rogozov merupakan anggota tim ekspedisi Antartika Soviet keenam yang terdiri dari 12 orang untuk membangun pangkalan baru di Schirmacher Oasis.

Ke-12 orang di dalam tim tersebut terputus dari dunia luar oleh musim dingin kutub pada saat itu. Di sisi lain, satu-satunya dokter di pangkalan itu hanya Rogozov.

Lantas, bagaimana Rogozov yang seorang dokter bedah melakukan operasi pemotongan usus buntunya sendiri?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Remaja India Meninggal Usai Jalani Operasi, Dokter Diduga Belajar dari YouTube

Kisah Leonid Rogozov

Dikutip dari TheAtlantic, kisah bermula ketika Rogozov yang saat itu berusia 27 tahun menderita radang usus buntu akut pada akhir April 1961.

Rogozov merasakan sakit di perutnya itu pada malam hari di kutub saat badai salju, sehingga komunikasi dan transportasi terputus.

Tidak diragukan lagi, ia perlu menjalani operasi pemotongan usus buntunya sendiri untuk bertahan hidup di sana.

Saat itu, rasa sakitnya tak tertahankan dan ia tahun kondisinya semakin memburuk seiring waktu.

Rogozov mengetahui bahwa usus buntunya bisa pecah dan jika itu terjadi, hampir dapat dipastikan ia akan meninggal.

“Rasanya sakit seperti setan! Badai salju mencambuk jiwaku, meraung-raung seperti seratus serigala. Masih belum ada gejala yang jelas bahwa perforasi akan segera terjadi, tetapi perasaan firasat yang menindas menyelimuti saya ... Ini dia ... Saya harus memikirkan satu-satunya jalan keluar yang mungkin: mengoperasi diri saya sendiri ... Hampir tidak mungkin ... tetapi saya tidak bisa begitu saja melipat tangan dan menyerah,” tulis Rogozov di jurnal hariannya.

Baca juga: Dokter di India Keluarkan Pisau, Pemotong Kuku, dan Gantungan Kunci dari Perut Pasien

Operasi pemotongan usus buntu dilakukan

Sebelum melakukan operasi, Rogozov menyusun rencana terperinci dan memberikan arahan kepada rekan-rekannya untuk berbagai peran dan tugas.

Ia menunjuk dua asisten utama untuk memberinya peralatan, mengatur posisi lampu, dan memegang cermin.

Hal itu dilakukan, karena Rogozov berencana menggunakan pantulan untuk melihat apa yang sedang dilakukannya.

Salah seorang lainnya berjaga-jaga di ruangan depresi, untuk bertindak menggantikan dua asisten utama jika salah satunya pingsan.

Dilansir dari BBC, Rogozov juga memberi arahan bagaimana cara penyuntikan yang benar dan melakukan ventilasi buatan.

Anestesi umum tidak mungkin dilakukan, sehingga ia hanya dapat memberikan anestesi penghilang rasa sakit lokal pada dinding perutnya. 

Namun setelah ia berhasil melakukan pemotongan, proses pengangkatan usus buntu harus dilakukan tanpa penghilang rasa sakit.

“Saya juga takut. Namun, ketika saya mengambil jarum berisi novocaine dan memberikan suntikan pertama pada diri saya, entah bagaimana saya secara otomatis beralih ke mode operasi, dan sejak saat itu saya tidak menyadari apa pun,” tulis dia. 

Baca juga: Bencana Danau Nyos 1986 di Kamerun, 1.746 Orang Tewas Saat Tertidur

Rogozov berniat menggunakan cermin untuk membantunya beroperasi, tetapi ia menemukan bahwa pandangannya menjadi terbalik.

Hal itu kemudian membuat Rogozov memutuskan untuk melakukan operasi dengan rabaan tanpa sarung tangan.

Saat Rogozov mencapai bagian akhir dan tersulit dari operasi itu, ia hampir kehilangan kesadaran. Dia mulai takut akan gagal pada rintangan terakhir.

Ia mengaku, pendarahannya cukup deras namun bersabar untuk melakukan prosedur secara perlahan.

Rogozov merasa semakin lemah dalam operasi itu. Sehingga, setiap empat hingga lima menit operasi, ia beristirahat selama 20-25 detik.

“Akhirnya ini dia, usus buntu terkutuk itu! Dengan ngeri saya melihat noda hitam di dasarnya. Itu berarti tinggal satu hari lagi dan itu akan meledak.

Jantung saya berdegup kencang dan terasa melambat, tangan saya terasa seperti karet. Saya pikir, ini akan berakhir dengan buruk dan yang tersisa hanyalah mengeluarkan usus buntu," ungkap Rogozov dalam jurnalnya.

Baca juga: Kisah Penerbangan Aloha Airlines 243, Atap Pesawat Robek di Udara, 1 Pramugari Terlempar ke Angkasa

Operasi pemotongan usus buntu berhasil dilakukan

Setelah hampir dua jam, Rogozov telah merampungkan operasinya hingga jahitan terakhir selesai.

Meski demikian, Rogozov masih harus memberi arahan kepada para asistennya untuk mencuci peralatan bedah sebelum ia beristirahat usai menjalani operasi kepada dirinya sendiri.

Setelah ruangan operasi telah dibersihkan dan dirapikan, Rogozov meminum antibiotik dan obat tidur.

Itu adalah pencapaian yang mengejutkan. Rogozov kembali bekerja seperti biasa dua minggu kemudian.

Rogozov mengaku bahwa dirinya khawatir kehilangan kontak dengan dunia medis. Secara pribadi, ia terjebak di tempat di mana dirinya mengalami pengalaman terburuk dalam hidup.

Rogozov dan 11 orang lainnya dalam tim itu berhasil pulang dengan selamat. Ia pulang ke rumah sebagai pahlawan nasional.

Baca juga: Cerita Surya Hardjono, 3 Tahun Lebih Berburu Ratusan Tugu Triangulasi di Jawa-Bali

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi