KOMPAS.com - Seorang pengemudi mobil arogan berinisial SW (60) diamankan Polres Demak pada Kamis (19/9/2024).
SW diamankan usai menembaki ban mobil pengemudi lain di Jalur Pantura Trengguli, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah pada Kamis (19/9/2024).
Penembakan oleh SW tersebut menyebabkan ban depan dan belakang mobil yang dikemudikan Ahmad Laili Dimyati (40) bocor.
Kasi Humas Polres Demak AKP Jarno mengatakan, SW kesal karena terjebak macet dan gagal menyalip mobil yang dikendarai Dimyati saat itu.
"Mobil pelaku berada di bahu jalan karena mau menyalip tidak bisa sehingga pelaku emosi dan mengeluarkan senjata," kata Jarno dikutip dari Kompas.com, Jumat (20/9/2024).
Aksi "koboi" yang dilakukan SW membuat kita sadar, macet bisa bikin marah. Lantas, bagaimana cara mengatasi marah saat macet?
Baca juga: Technostress Disebut sebagai Stres Saat Akan Mengakses Aplikasi, Apa Penyebabnya?
Cek skala marah yang dirasakan
Dokter spesialis kesehatan jiwa di RS Siloam Bogor Jiemi Ardian membenarkan bahwa kemacetan bisa sebabkan seorang pengemudi marah.
Cara mencegah marah saat macet pertama-tama yakni dengan mengetahui tingkat atau skala emosi tersebut.
“Kita bisa membayangkan angka 0 sampai 10, 0 netral dan 10 adalah marah paling besar,” ujar Jiemi kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2024).
Jika dirasa kemarahannya sudah di atas angka 7, maka umumnya seseorang akan kehilangan kendali.
Maka seseorang perlu beristirahat sejenak dengan meregangkan otot dan mengatur napas rasa marahnya mereda.
Jangan langsung bereaksi dan menepi sejenak
Hal serupa juga diungkap oleh Ketua Ikatan Psikolog Klinis (PK) Indonesia wilayah Jakarta, Anna Surti Ariania mengungkapkan bahwa terdapat cara sederhana untuk mengatasi amarah atau mengendalikan emosi di jalan.
"Yang bisa kita sampaikan secara singkat-padat, kalau ada kejadian tertentu, jangan langsung bereaksi,” ucap Anna kepada Kompas.com, Selasa (17/1/2023).
Baca juga: Pria Ini Nyaris Dihajar karena Serobot Antrean di SPBU: Yang Lain Juga Gak Marah!
“Tunda dulu reaksi kita. Cara menundanya itu, antara lain, yang tercepat adalah dengan menarik napas panjang," sambungnya.
Seorang pengemudi juga bisa memberhentikan sejenak kendaraannya di pinggir jalan sebelum bereaksi.
Hal tersebut, menurut Anna, mampu memberikan kesempatan untuk pengemudi agar bisa berpikir jernih atau rasional.
“Ketika kita bisa mengaktifkan kemampuan berpikir rasional kita, yang terjadi kita tidak reaktif tapi jadi berpikir, respon apa yang akan kita lakukan," tutur dia.
Setelah perasaan lebih tenang dan pikiran jernih, pengemudi bisa memikirkan jalan keluar lain yang bisa diambil.
Nina juga menekankan pentingnya pengemudi untuk waspada saat sedang berkendara. Sebab, bisa jadi justru pengemudi itu sendiri yang menjadi penyebab konflik atau permasalahan di jalan raya.
“Kita jadi berpikir hal-hal yang bisa jadi (berasal) dari diri kita, atau orang lain. Dan bisa memutuskan sesuatu yang lebih matang, tanpa harus terlibat konflik,” pungkasnya.
Baca juga: Wanita China Ini Stres Bekerja, Obesitas, Berat Badannya Naik 20 Kg
Jangan terburu-buru saat berkendara
Tips lain diungkap Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana.
“Setiap berkendara pasti melibatkan emosi sekecil apapun, itulah pentingnya saling menjaga toleransi dan mengalah kepada sesama pengguna jalan,” ujar Sony kepada Kompas.com, Senin (10/2/2020).
Sony menyampaikan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan pengemudi untuk mengatur emosi saat berkendara.
Cara pertama, yakni jangan terburu-buru saat berkendara untuk menuju lokasi tujuan. Hal itu bisa dilakukan dengan memperhatikan manajemen waktu.
Berkendara terburu-buru secara psikologis bakal membuat pengemudi lebih emosi, terlebih jika jalan yang dilalui terhambat.
“Jadi berangkat lebih awal membuat emosi lebih stabil, lebih tenang. Sebab kondisi macet pasti membuat stres,” terang Sony.
Kemudian, tutur Sony, pastikan untuk tidak membuat berbagai masalah sebelum atau saat berkendara.
Hal itu dilakukan agar pengemudi tetap fokus mengemudi. Menghindari provokasi dari pengendara lain juga penting untuk menjaga emosi.
Berikutnya, selalu upayakan untuk berpikir positif saat mengemudi. Tak luput, selalu patuhi peraturan lalu lintas dan tertib selama berkendara.
Baca juga: Wanita Ini Keluar dari PNS untuk Jadi Peternak Babi agar Tidak Stres
(Sumber: Kompas.com/Nur Zaidi, Gilang Satria, Dio Dananjaya | Editor: Sari Hardiyanto, Aditya Maulana, Azwar Ferdian)