KOMPAS.com - Selama ini, masyarakat Indonesia mengenal konsep "4 Sehat 5 Sempurna" sebagai pedoman makanan bergizi lengkap.
Namun, belum banyak yang tahu bahwa konsep tersebut diganti menjadi pedoman gizi seimbang "Isi Piringku".
Konsep 4 Sehat 5 Sempurna dipopulerkan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof Poerwo Soedarmo pada 1952.
Konsep ini terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan, yang disempurnakan dengan susu.
Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), slogan tersebut tidak lagi digunakan dan telah dikembangkan menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Baca juga: Makan Nasi Telur Setiap Hari untuk Berhemat, Apa Efeknya bagi Tubuh?
Isi Piringku pengganti 4 Sehat 5 Sempurna
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, PGS dengan slogan Isi Piringku telah ada sejak 2012.
Pedoman Gizi Seimbang sebagai pengganti 4 Sehat 5 Sempurna baru resmi berlaku sejak terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.
Perubahan pedoman gizi di Indonesia tersebut merujuk pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan secara berkala oleh Badan Litbangkes Kemenkes.
"Kita masih ada beberapa permasalahan gizi seperti stunting, anemia, kanker, dan sebagainya," ujar Nadia, saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/9/2024).
Bukan hanya mengatur jenis makanan dan minuman yang perlu dikonsumsi setiap kali makan, Isi Piringku juga memberikan informasi terkait porsi untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Konsep Isi Piringku adalah panduan gizi yang mengimbau agar dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur, sedangkan 50 persen lainnya terdiri dari karbohidrat dan protein.
Setiap kali makan, dua pertiga (2/3) bagian dari setengah piring masing-masing untuk makanan pokok dan untuk sayuran.
Sementara, sepertiga (1/3) bagian dari setengah piring sisanya masing-masing untuk lauk-pauk dan buah-buahan.
Misalnya, untuk orang dewasa, piring bundar diimbau untuk diisi dengan nasi, lauk, sayur, dan buah-buahan.
Pada sisi kiri, diisi dengan nasi (dua pertiga) dan lauk (sepertiga), sedangkan sisi kanan ada sayur (dua pertiga) dan buah (sepertiga).
Isi Piringku juga memuat ajakan untuk mengonsumsi delapan gelas air setiap hari, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari, serta mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah makan.
Nadia menjelaskan, dengan mengganti konsep 4 Sehat 5 Sempurna menjadi Isi Piringku, jenis makanan pun menjadi lebih berimbang dan memenuhi asupan gizi.
"Komposisi saat ini tinggi protein, banyak sayur dan buah, dan karbohidrat hanya sepertiga piring (dua pertiga dari setengah piring) merupakan komposisi gizi yang baik dan benar untuk asupan gizi," kata Nadia.
Tidak hanya komposisi gizi yang menjadi lebih baik, konsep Isi Piringku juga memungkinkan pilihan protein lebih beragam tergantung kearifan lokal.
Baca juga: Produk Susu Nol Gula Sukrosa tapi Tinggi Laktosa, Sehatkah Dikonsumsi?
Tidak ada susu sebagai penyempurna
Berbeda dengan konsep 4 Sehat 5 Sempurna, Isi Piringku tidak mencantumkan konsumsi susu sebagai penyempurna.
Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu mengonsumsi susu selama asupan gizi hariannya telah terpenuhi.
"Sesuai Isi Piringku saja selama komposisinya terpenuhi," tuturnya.
Senada, dokter dan ahli gizi masyarakat dari Dr Tan & Remanlay Institute, Tan Shot Yen mengatakan, konsep Isi Piringku memiliki banyak perbedaan dengan 4 Sehat 5 Sempurna.
Perbedaan paling menonjol, menurut dia, terletak pada nihilnya susu sebagai penyempurna gizi.
"Tidak ada makanan atau minuman yang menyempurnakan," kata dia, saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Senin.
Tan memaparkan, sekitar 80 persen lebih masyarakat Asia Tenggara khususnya Indonesia mengalami intoleransi laktosa alias tidak mampu mencerna gula (laktosa) dalam produk susu.
Susu juga bukan bagian dari kekayaan pangan lokal Indonesia, kecuali di sebagian kecil wilayah tertentu yang mata pencahariannya beternak sapi.
Di sisi lain, Tan berujar, peternakan sapi di dunia telah menuai kritikan sebagai penyebab polusi salah satunya akibat buangan gas metana kotorannya.
"Susu berisiko menimbulkan penyimpangan karena orang Indonesia pada dasarnya tidak suka susu tawar, sehingga diimbuhkan perasa dan pemanis," lanjutnya.
Konsep gizi seimbang pengganti 4 Sehat 5 Sempurna yang dipelopori oleh Guru Besar IPB University Prof Soekirman itu menekankan kebutuhan jumlah gizi yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, kesehatan, dan aktivitas fisik.
Tan menjelaskan, gizi seimbang artinya kecukupan makronutrien, yakni karbohidrat, protein, dan lemak, serta mikronutrien, yaitu mineral dan vitamin.
"Posisi susu hanya bagian dari protein hewani yang juga bisa tercukupi dari sumber pangan lain, seperti telur, ayam, ikan, daging, serta olahannya," kata Tan.
Bahkan, menurut dia, satu-satunya kebutuhan susu untuk manusia adalah Air Susu Ibu (ASI) hingga usia 2 tahun.
Baca juga: Melihat Perbandingan Gizi Susu Ikan, Susu Hewan, dan Susu Nabati
Contoh penerapan konsep Isi Piringku
Tan menyampaikan, konsep Isi Piringku dapat disesuaikan dengan porsi makan dan kebutuhan masing-masing, kecuali balita.
Khusus anak berusia hingga 5 tahun, Kemenkes RI telah menyiapkan contoh penerapan gizi seimbang yang dapat dilihat di sini.
"Sebab, di atas balita, ukurannya bukan proporsi tapi takaran disesuaikan dengan hand eye method atau ukuran tangan orang yang makan," papar Tan.
Selain balita, berikut contoh pilihan penerapan Isi Piringku untuk sekali makan dengan total 700 kalori, seperti dikutip laman Kemenkes:
1. Makanan pokok- 3 centong nasi (150 gram)
- 3 kentang berukuran sedang (300 gram).
- 1 ekor ikan kembung (75 gram)
- 2 potong sedang ayam tanpa kulit (80 gram)
- 1 butir telur ayam ukuran besar (55 gram)
- 2 potong daging sapi sedang (70 gram)
- 2 potong tempe ukuran sedang (50 gram).
- 1 mangkok sedang (150 gram).
- 2 potong pepaya (150 gram)
- 2 jeruk berukuran sedang (110 gram)
- 1 buah kecil pisang ambon (50 gram).
Dengan mengikuti dan melengkapi asupan seperti pada Isi Piringku, nutrisi yang masuk ke tubuh diyakini akan tetap seimbang, tidak berlebihan maupun kurang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.