KOMPAS.com - Lini masa media sosial diramaikan dengan unggahan video yang menunjukkan mata seorang bayi yang nanahan, usai ditetesi air susu ibu (ASI).
Video tersebut viral di media sosial TikTok dan X (Twitter) dalam beberapa hari terakhir.
"Aku liat vidio anak bayi matanya ditetesin ASI. ternyata jadi ga ngebuka matanya lagi selama seminggu dan pas dibawa kedokter udah ada n4n4h nya. Memang fungsi mata ditetesin ASI untuk apa ya?" tulis akun X @tan***, Jumat (20/9/2024).
Unggahan tersebut kemudian mendapatkan banyak komentar dari warganet. Beberapa di antaranya mengecam sang ibu yang telah memberikan ASI ke bagian mata bayinya.
Lantas, apa risiko meneteskan ASI pada mata bayi?
Bisa memicu infeksi lebih serius
Dokter spesialis anak RS Universitas Sebelas Maret (UNS) Aisya Fikritama menegaskan, tak ada manfaat meneteskan ASI ke mata bayi.
Sebab, fungsi ASI adalah untuk memberikan nutrisi kepada bayi, bukan sebagai obat beleken.
"Memang saking baiknya, ASI itu mengandung antibodi. Namun, antibodi tersebut bisa berfungsi ketika ASI masuk ke saluran pencernaan, bukan diteteskan di mata," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (25/9/2024).
Menurutnya, mata bayi yang belekan tidak bisa disembuhkan dengan tetesan ASI. Alih-alih membaik, mata belekan justru bisa bertambah parah.
Aisya menyampaikan, ada beberapa penelitian yang menemukan kaitan antara mata bayi belekan dengan bahaya ditetesi ASI.
Baca juga: Penjelasan Kemenkes soal Larangan Iklan dan Promosi Susu Formula untuk Bayi
"Dari jurnal kandungan ASI yang melibatkan 23 ibu yang baru melahirkan di Amerika Serikat (AS), dilakukan observasi dan diuji efeknya terhadap bayi yang matanya belekan," jelas dia.
Hasil penelitian tersebut menemukan, meneteskan ASI ke mata bayi justru bisa menambahkan bakteri baru ke dalam mata dan memicu infeksi lebih serius.
Ia menyebutkan, penelitian lain juga membuktikan hasil serupa terkait dengan efek ASI yang diteteskan pada mata bayi.
"Jadi, ibu menyusui yang tinggal di AS pun juga sangat tertarik untuk melakukan hal yang sifatnya mitos untuk perawatan bayinya, termasuk meneteskan ASI pada mata bayi," kata Aisya.
"Kenapa kok bisa terjadi seperti itu? Dalam penelitian itu disebutkan ada satu atau dua orang ibu yang meneteskan ASI pada bayi yang matanya belekan dan berhasil, nah terus itu dijadikan pengalaman dan tolok ukur keberhasilan ASI dalam mata belekan pada bayi," tambahnya.
Baca juga: Mengapa Bayi Mengucek Mata Saat Merasa Lelah?
Mata belekan pada bayi adalah kondisi normal
Aisya mengingatkan, mata belekan adalah kondisi yang normal pada bayi dan kerap terjadi saat bangun tidur.
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 5 persen bayi baru lahir mengalami sumbatan saluran air mata, baik dari salah satu maupun keduanya matanya.
"Meski demikian, 90 persen kasus belekan pada bayi akan sembuh sendirinya pada saat bayi usia satu tahun. Jadi enggak perlu khawatir dan enggak perlu ditetesi ASI," ujarnya.
Ia menuturkan, hal yang perlu dilakukan saat mata bayi belekan adalah memberikan pijatan ringan, dimulai dari sudut bola mata sampai ke pangkal hidung bayi secara perlahan.
Pijatan tersebut bisa dilakukan secara rutin sampai kotoran pada mata bayi berkurang.
Baca juga: Kaki Bayi Sehat Disebut Menunjukkan Refleks Plantar, Apa Itu?
Selain itu, belekan pada bayi juga bisa diatasi dengan pemberian salep untuk mencegah terjadinya infeksi.
"Bisa menggunakan salep atau obat tetes mata, namun obat tetes mata topikal tidak bisa serta merta membuka sumbatan pada mata, karena obat ini bekerja untuk membuat infeksi mengiring sampai lepas sendiri," jelas dia.
Aisya menambahkan, mitos mengobati mata belekan pada bayi dengan ditetesi ASI memang melekat di benak sebagian besar masyarakat.
"Berdasarkan riset kesehatan, mitos ASI untuk mata tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lain," tuturnya.
"Jadi, ibu harus hati-hati karena bisa menyebabkan infeksi virus pada mata si kecil. Selain itu, selalu konsultasikan ke dokter kalau misalnya ada masalah," tandasnya.
Baca juga: Sains di Balik Daya Tarik Bayi Menggemaskan bagi Perempuan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.