KOMPAS.com - Transplantasi total seluruh organ mata pertama kali dilakukan pada seorang pria asal Amerika Serikat, Aaron James pada 2023.
Dilansir dari The Conversation, Senin (30/9/2024), James tersengat kabel listrik bertegangan tinggi yang membuat sebagian wajah, termasuk mata hingga lengannya terbakar pada Juni 2021.
Dua tahun kemudian, dia menjalani transplantasi sebagian wajah dan seluruh matanya di NYU Langone Health, New York City. Operasi tersebut berlangsung selama 21 jam dan melibatkan 140 tenaga kesehatan.
Menurut laporan dari jurnal medis Jama pada Senin (9/9/2024), setelah satu tahun berlalu, James mengalami kemajuan yang luar biasa.
Meski dia belum dapat kembali melihat melalui mata hasil transplantasi, setidaknya mata tersebut menunjukkan tekanan dan aliran darah yang normal.
Sebab, berdasarkan studi pra-klinis yang dilakukan pada hewan, mata hasil transpantasi bisa saja menyusut.
Kendati demikian, para dokter mengatakan bahwa operasi ini menjadi dasar akan ada kemajuan lebih lanjut dan dapat membantu penelitian yang sedang berlangsung.
Sebagai informasi, transplantasi seluruh mata telah lama menjadi impian dalam dunia medis. Pasalnya, selama ini transplantasi pada mata umumnya hanya dilakukan pada bagian kornea saja.
Baca juga: Umur 40 Tahun ke Atas Disebut Rentan Alami Mata Plus, Benarkah?
Prosedur yang rumit
Saraf optik menjadi tantangan tersulit yang membuat transplantasi mata tidak mudah dilakukan. Saraf ini bertugas membawa informasi ke korteks visual otak dan merupakan perpanjangan dari sistem saraf pusat.
Mencangkok satu mata secara utuh akan membuat saraf ini sulit tumbuh kembali dan terhubung ke otak.
Di samping itu, jumlah saraf juga tidak sedikit, terdapat sekitar 1,2 juta sel saraf yang berkontribusi pada saraf optik.
Menghubungkan masing-masing saraf itu dengan saraf optik dan korteks visual otak orang lain hampir tidak mungkin dilakukan. Ditambah, ada kemungkinan perbedaan jumlah saraf pada setiap orang.
Selain itu, sel-sel retina di dalam mata juga membuat proses tranplantasi menjadi semakin rumit.
Sel-sel tersebut sangat halus dan membutuhkan suplai darah yang konstan. Tanpa oksigen yang dibawa oleh darah, sel akan mati hanya dalam waktu 12 menit.
Pada kasus James, untungnya dokter bedah dapat memastikan suplai darah ke mata yang didonorkan tetap terjaga.
Baca juga: Apa Saja Vitamin dan Suplemen untuk Menjaga Kesehatan Mata?
Apakah mata hasil transplantasi bisa melihat kembali?
Meski sangat sulit terjadi, tetapi masih terdapat kemungkinan kecil apabila merujuk pada penelitian yang terbit dalam jurnal Communication Biology tanggal 30 September 2023.
Studi tersebut menunjukkan, jalur sinyal embrionik yang kembali aktif dapat membantu memperbaiki saraf.
Jalur embrionik akan mendorong sel punca berkembang menjadi sel tubuh yang berbeda, salah satunya sel retina. Perbaikan sel retina itu telah terbukti pada beberapa hewan, seperti kadal, ikan, dan zebra.
Dilansir dari jurnal National Center of Biotechnology Information pada 18 Agustus 2023, sel punca memiliki peran penting untuk memperbaiki kebutaan yang disebabkan oleh kerusakan kornea atau lapisan luar mata.
Sel punca dari mata yang sehat bisa diambil dan ditumbuhkan di laboratorium, lalu dipindahkan ke mata yang rusak.
Pada kasus James, sel retina mata hasil donor dapat merespons cahaya dan memproses informasi di sepanjang jalur visual. Sayangnya, itu tidak bisa diterjemahkan ke dalam bentuk penglihatan.
Baca juga: 5 Gangguan Mata yang Bisa Jadi Tanda Diabetes
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.