Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Microburst" atau Hujan Mirip Air Terjun Sangat Berbahaya, Apakah Bisa Terjadi di Indonesia?

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Common/Couch-scratching-cats
Fenomena microburst, hujan mirip air terjun.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan video yang menunjukkan fenomena hujan mirip air terjun turun dari langit, ramai di media sosial X (Twitter).

Disebutkan, peristiwa itu adalah fenomena microburst.

Rekaman berdurasi 15 detik tersebut diunggah ulang oleh akun @hasami**, Kamis (3/10/2024).

"Microbursts adalah fenomena ketika air hujan yang terlihat seperti air terjun yang menghujam dari langit. Ini dapat membahayakan apapun yang ada di bawahnya. Bagaimana fenomena ini bisa terjadi?," tulis pengunggah.

Dalam video, tampak air hujan turun dengan sangat deras dan cepat. Pengunggah bahkan menggambarkan guyuran hujan microburst seperti air yang tumpah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu fenomena microburst? Apakah bisa terjadi di Indonesia?

Baca juga: Pulau Jawa Alami Hari Tanpa Bayangan 8-14 Oktober, Akankah Suhu Makin Panas?


Mengenal fenomena hujan microburst

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ida Pramuwardani menjelaskan, microburst adalah fenomena cuaca saat aliran udara yang sangat kuat, turun dengan cepat dari awan cumulonimbus ke permukaan bumi.

Sebagai informasi, awan cumulonimbus adalah jenis awan cumulus yang terkait dengan badai petir dan hujan lebat

Setelah menyentuh tanah, udara lalu menyebar dengan kecepatan tinggi ke segala arah. 

Ida melanjutkan, microburst terbagi menjadi dua jenis, yaitu microburst kering (dry microburst) dan basah (wet microburst).

"Dry microburst biasanya tidak diiringi dengan air hujan atau hanya sedikit hujan yang menguap sebelum mencapai tanah," paparnya kepada Kompas.com, Jumat (4/10/2024).

Sementara microburst basah, umumnya disertai dengan hujan deras yang sangat kuat dan terjadi pada cuaca dengan kelembapan tinggi. Pada situasi ini lah hujan akan tampak seperti air terjun.

"Dalam kasus wet microburst, di mana aliran udara turun membawa serta hujan deras, yang bisa terlihat seperti air terjun yang menghujam tanah dengan cepat," tambah Ida.

Baca juga: Ramai soal Citra Wilayah Jatim Memerah Saat Awal Musim Hujan, Ini Kata BMKG

Penyebab microburst

Lebih lanjut, Ida mengungkapkan, microburst bisa terjadi karena udara di bagian bawah awan mengalami pendinginan secara cepat.

Selain itu, fenomena ini bisa disebabkan oleh tingkat kelembapan yang tinggi dan tidak stabil di atmosfer.

"Itu karena massa udara panas dan dingin bercampur secara tidak stabil," kata Ida.

Faktor penyebab microburst lainnya adalah terbentuknya awan cumulonimbus. Pasalnya, microburst sering terjadi dalam kondisi atmosfer yang terdapat awan ini.

Hujan microburst berbahaya

Ida membenarkan bahwa hujan microburst sangat berbahaya, karena bisa menimbulkan angin dengan kecepatan sangat besar.

"Angin yang ditimbulkannya sangat besar, bisa mencapai lebih dari 150 km/jam," pungkasnya.

Kecepatan angin tersebut akan mengancam pesawat terbang, terutama ketika sedang lepas landas atau mendarat.

Arah dan kecepatan angin yang berubah secara tiba-tiba dapat menyebabkan pesawat kehilangan daya angkat dan mengalami kecelakaan.

Baca juga: Warganet Mengeluh Gerah Sebelum Hujan, Apa Penyebabnya? Ini Penjelasan BMKG

Apakah hujan microburst bisa terjadi di Indonesia?

Ida mengungkapkan, fenomena ini bisa terjadi di Indonesia, karena merupakan kawasan tropis.

"Sangat mungkin terjadi. Indonesia adalah kawasan tropis, di mana pembentukan awan cumulonimbus cukup sering terjadi di wilayah Indonesia," ucapnya.

Berdasarkan laporan Kompas.com (17/11/2022), hujan lebat mirip dengan air terjun pernah mengguyur Stadion Wibawa Mukti, Kabupaten Bekasi, Selasa (8/11/2022).

Namun, menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, peristiwa itu memang menyerupai microburst, tetapi untuk memastikannya perlu dilakukan analisis lebih lanjut.

Di sisi lain, Ida mengatakan, pemberitaan fenomena microburst di Indonesia selama ini tidak disebutkan secara spesifik. 

"Beberapa laporan tentang kerusakan akibat angin kencang dan hujan deras mendadak mungkin saja dapat disebabkan oleh microburst, tapi fenomena itu seringnya disebut hanya sebagai angin kencang atau badai lokal," ujarnya.

Baca juga: Kenapa Hujan Sering Terjadi Sore dan Malam Hari? Ini Penjelasan BMKG

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi