Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Gurun Sahara Banjir, tapi Sungai Amazon Justru Mengering...

Baca di App
Lihat Foto
AP Photo
Pemandangan danau yag disebabkan oleh hujan lebat
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Gurun Sahara dan sungai Amazon mengalami kondisi yang saling bertolak belakang.

Gurun Sahara yang menjadi salah satu tempat paling gersang di dunia, kini dilanda banjir usai diguyur huja ekstrem.

Sementara, sungai Amazon yang merupakan sumber air terbesar di dunia, mengering hingga mencapai titik terendahnya dalam sejarah.

Para ilmuwan memprediksi, dampak cuaca ekstrem seperti itu masih akan berlanjut dan lebih intens pada masa depan karena perubahan iklim.

Baca juga: Pertama Kalinya dalam 50 Tahun, Danau Gurun Sahara yang Kering Kembali Terisi Air

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Gurun Sahara dilanda banjir besar

Tempat paling gersang dan tandus di dunia yang membentang dari Laut Merah di timur, Laut Tengah di utara, Samudra Atlantik di barat, dan Sahel di selatan, pertama kalinya banjir sejak setengah abad yang lalu.

Selama September 2024, hujan deras turun di beberapa bagian gurun di tenggara Maroko.

Data awal satelit NASA menunjukkan, curah hujan hampir 203 mililiter (mm) di beberapa bagian wilayah tersebut, dikutip dari CNN, Senin (14/10/2024).

Di Tagounite, sebuah desa yang berada sekitar 450 kilometer di selatan ibu kota Maroko, Rabat, mengalami curah hujan mencapai 100 mm dalam 24 jam.

Jumlah tersebut lebih dari empat kali lipat curah hujan normal selama September 2024 dan setara dengan curah hujan selama lebih dari setengah tahun di wilayah ini.

“Sudah 30 sampai 50 tahun sejak kami mengalami hujan sebanyak ini dalam waktu yang singkat,” kata Houssine Youabeb dari Badan Meteorologi Maroko.

Menurut penelitian terbaru, curah hujan yang lebih ekstrem akan terjadi di Sahara pada masa depan, karena polusi bahan bakar fosil terus memanaskan planet ini dan mengganggu siklus air.

Baca juga: Ribuan Tahun Lalu, Orang-orang Kemungkinan Berenang di Gurun Sahara

Sungai Amazon mengering pada titik terendah

Saat gurun Sahara dilanda banjir, salah satu sumber air terbesar di dunia, sungai Amazon justru mengalami kekeringan parah.

Menurut laporan dari Badan Geologi Brasil (SGB), kedalaman air pada anak sungai yang berada di lembah Amazon telah mencapai rekor terendahnya, di tengah kekeringan yang terus berlanjut.

Misalnya, ketinggian air di sungai Madeira, anak sungai utama Amazon, turun menjadi hanya 48 cm di kota Porto Velho. Sungai Solimoes juga turun ke level terendah dalam catatan di Tabatinga, di perbatasan Brasil dengan Kolombia.

Badan pemantau bencana alam Brasil, Cemaden, menggambarkan kekeringan saat ini sebagai kekeringan yang “paling parah dan meluas” yang pernah tercatat, dilansir dari BBC (18/9/2024).

Kondisi itu sangat memprihatinkan lantaran telah memburuk sejak awal musim kemarau di Amazon, yang biasanya berlangsung dari Juni hingga November 2024.

Baca juga: Spesies Baru Anakonda Terbesar di Dunia Ditemukan di Amazon

Peneliti mengatakan, perubahan iklim dapat berperan dalam memperburuk kondisi kekeringan yang terjadi di sungai Amazon.

Pada 2023, lembah Amazon juga mengalami kekeringan terparah dalam setidaknya 45 tahun terakhir, yang menurut para ilmuwan disebabkan oleh perubahan iklim.

Kekeringan diperparah oleh pola cuaca alami yang dikenal sebagai El Nino, sehingga membuat Amazon cenderung lebih hangat dan lebih kering dari biasanya.

Namun, meskipun El Nino telah berakhir, kondisi kering masih terus berlanjut.

Rendahnya permukaan air di sungai-sungai utama di wilayah Amazon juga sangat berdampak pada kehidupan masyarakat setempat, yang mengandalkan sungai-sungai tersebut untuk navigasi.

Kedua fenomena ekstrem itu, banjir di gurun Sahara dan kekeringan di sungai Amazon merupakan dampak perubahan iklim yang semakin terasa di seluruh dunia.

Hal ini mengharuskan kita tindakan nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang tidak dapat dihindari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi