Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Sumpah Pemuda dan Akar Sejarah Bahasa Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Suci Wulandari Putri
Museum Sumpah Pemuda di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Hari Sumpah Pemuda diperingati pada 28 Oktober setiap tahunnya.

Peringatan ini merujuk pada Kongres Pemuda II pada 27-28 Oktober 1928 dan menghasilkan sebuah ikrar Sumpah Pemuda yang berbunyi:

"Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia"

Kongres Pemuda II adalah lanjutan dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada 30 April-2 Mei 1926.

Kongres ini menjadi tonggak bersejarah karena para pemuda berhasil mengukir babak baru dalam perjalanan perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada butir ketiga Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan bangsa.

Lantas, bagaimana sejarah lahirnya bahasa Indonesia?

Baca juga: Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2024, Apakah Tanggal Merah?

Berawal pada era Kerajaan Sriwijaya

Dilansir dari Kompaspedia, akar bahasa Indonesia sendiri telah muncul sejak abad ketujuh yang berakar dari bahasa Melayu.

Kebahasaan indonesia yang berakar dari bahasa Melayu dijabarkan oleh Sahril dalam artikel ilmiahnya berjudul Bahasa Melayu: Antara Barus dan Malaka.

Bahasa Melayu telah menjadi lingua franca (bahasa perantara utama) dan berkembang pesat di Indonesia.

Cikal bakal bahasa Melayu berasal dari masa Kerajaan Sriwijaya yang berdiri pada abad ketujuh di Sumatera.

Sejarah peradaban Kerajaan Sriwijaya sendiri tertulis dalam Prasasti Talang Tuo di Palembang dan Prasasti Karang Brahi di Jambi.

Baca juga: Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda 28 Oktober

Menurut Sahril, prasasti-prasasti yang telah ada sejak tahun 680-an Masehi tersebut menggunakan 70 persen kosa kata Melayu kuno dan 30 persen meminjam dari bahasa Sansekerta.

Kerajaan Sriwijaya menggunakan bahasa Melayu kuno yang dekat dengan Sansekerta sebagai bahasa pembelajaran kebudayaan utama.

Namun, kerekatan kedua bahasa tersebut semakin menurun seiring kemunduran Kerajaan Sriwijaya. Banyak daerah-daerah yang melepaskan diri dan membentuk kerajaan-kerajaan kecil.

Sejak itu, bahasa Melayu kian dipengaruhi oleh pengaruh dari luar, terutama bahasa Arab dan Persia. Hal itu seiring masuknya agama Islam di Nusantara.

Salah satu perkembangan bahasa Melayu yang cukup signifikan terjadi pada masa sastrawan Hamzah Fansuri pada abad ke-16.

Sastrawan sekaligus ulama sufi ini banyak memberikan pengaruhnya di Pasai, Aceh.

Baca juga: Sejarah Tugu Triangulasi di Indonesia, Berjasa dalam Pemetaan Nusantara

Masa perjuangan era kolonialisme

Mengacu pada karya ilmiah Tiga Fase Perkembangan Bahasa Indonesia (1928-2009): Kajian Linguistik Historis yang ditulis Sudaryanto, bahasa Melayu semakin berkembang pesat pada era kolonialisme.

Sejumlah pemuda pada Kongres Pemuda I menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan mereka saat itu.

Setelah penolakan yang terjadi, tokoh pemuda M Tabrani mengusulkan agar bahasa Melayu diganti dengan istilah bahasa Indonesia.

Pada Kongres Pemuda II, melalui ikrar Sumpah Pemuda, eksistensi bahasa Indonesia pun diterima di masyarakat Indonesia.

Baca juga: Isi Teks, Tujuan, dan Makna Sumpah Pemuda

Hal ini memberikan pandangan bahwa bahasa Indonesia merupakan wujud bahasa persatuan bangsa, sekaligus menegaskan perbedaannya dengan bahasa Melayu.

Jejak sejarah bahasa Indonesia tidak berhenti sampai pada Sumpah Pemuda. Pada 25–28 Juni 1938, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia (KBI) I di Solo.

KBI I diselenggarakan atas prakarsa Soedarjo Tjokrosisworo, seorang wartawan harian dari Suara Umum Surabaya.

Tjokrosisworo kerap menciptakan istilah-istilah baru karena tidak puas dengan pemakaian bahasa dalam surat-surat kabar China.

KBI I mengangkat beragam topik kebahasaan, termasuk penyerapan dari kata asing, penyusunan tata bahasa, pembaruan ejaan, pemakaian bahasa dalam pers, dan pemakaian bahasa dalam undang-undang.

Baca juga: Siapa yang Menulis Naskah Sumpah Pemuda?

Sebagai hasil dari KBI I, sejumlah tokoh kongres juga menyampaikan hal-hal penting dari bahasa Indonesia.

Sanusi Pane menuliskan, bahasa Indonesia saat itu telah disadari tak semata sebagai simbol persatuan politik, tetapi juga dalam arti kebudayaan yang seluas-luasnya.

Sementara menurut Ki Hadjar Dewantara, kehadiran bahasa Indonesia adalah hasil dari bahasa Melayu yang telah mengalami penyesuaian menurut keperluan zaman.

Pembaharuan bahasa ini menunjukkan bahwa secara esensial, bahasa Indonesia hadir dalam konteks kebangsaan untuk memudahkan orang Indonesia.

Baca juga: Sejarah dan Lirik Lagu Indonesia Raya 3 Stanza, Penuh Doa bagi Tanah Air Tercinta

Masa awal kemerdekaan Indonesia

Babak baru mengenai kebahasaan Indonesia pun dimulai pada 18 Agustus 1945, setelah prokalamasi kemerdekaan Indonesia.

Setelah pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan Mohammad Hatta, Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi negara keesokan harinya.

Hal ini termaktub dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar (UUD) Indonesia tahun 1945 yang berbunyi: "Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”.

Seiring dengan ketetapan tersebut, Bahasa Indonesia yang semula hanya bahasa persatuan, memasuki fase sebagai bahasa resmi negara.

Baca juga: Nilai-Nilai Luhur yang Terkandung dalam Sumpah Pemuda

Dengan status barunya sebagai bahasa resmi, Kongres Bahasa Indonesia II (KBI II) pun digelar di Medan pada 28 Oktober hingga 2 November 1954.

KBI II diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia melalui Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.

Kongres ini membuahkan sejumlah keputusan, termasuk penyusunan Panitia Pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.

Panitia ini pun berhasil menghasilkan cikal bakal Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang diresmikan pada 1972.

Baca juga: Sejarah Pramuka di Indonesia, Kini Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib Sekolah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi