KOMPAS.com - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus pada Senin (4/11/2024) dini hari.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Fredy Moat Aeng mengungkapkan, setidaknya sepuluh orang meninggal dunia akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
“Sembilan korban adalah warga Desa Klatanlo dan satu korban dari Desa Dulipali. Lima korban laki-laki, sisanya perempuan,” ujarnya, diberitakan Kompas.com, Senin (4/11/2024).
Gunung Lewotobi Laki-laki erupsi setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan statusnya dari Level III Siaga ke Level IV Awas mulai Minggu (3/11/2024) dini hari.
Lalu, bagaimana status gunung api di Indonesia per November 2024?
Baca juga: Kronologi Gunung Lewotobi Meletus, 10 Orang Meninggal Tertimpa Bangunan dan Batu Besar
Status gunung api Indonesia
PVMBG mengelompokkan gunung api di Indonesia menjadi empat status atau level, yaitu Level I (Normal), Level II (Waspada), Level III (Siaga), dan Level IV (Awas).
Dikutip dari laman MAGMA Indonesia, berikut status gunung berapi Indonesia per November 2024 diurutkan dari level yang paling berbahaya.
1. Level IV (Awas)Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2011, gunung api dengan Level IV (Awas) berarti memiliki peningkatan aktivitas vulkanik berdasarkan hasil pengamatan visual dan/atau instrumental.
Gunung api dengan level ini dapat mengalami erupsi yang mengancam pemukiman di sekitarnya.
Gunung api Level IV memiliki jarak aman sejauh 7 km dari puncak. Warga pun dilarang berada dalam radius tersebut.
Gunung Level Awas dapat mengalami peningkatan aktivitas vulkanik berupa letusan diikuti semburan abu, uap, serta erupsi dalam kurun 24 jam sejak diberi status tersebut.
Hingga 4 November 2024, tercatat hanya ada satu gunung yang mendapat status Level IV Awas, yakni Lewotobi Laki-laki di Flores.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, 3 Kecamatan Terdampak Paling Parah
2. Level III (Siaga)Gunung api dengan Level III teramati secara visual dan/atau instrumental mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Gunung ini bisa erupsi dan mengancam daerah sekitar puncak, tapi tidak mengancam pemukiman di sekitarnya.
Status gunung api Level III memiliki jarak aman sejauh 3-5 km dari puncak. Warga dilarang beraktivitas dalam radius tersebut.
Gunung Level III mengalami peningkatan seismik, serta perubahan visual dan aktivitas kawah. Kondisi itu dapat diikuti letusan utama atau erupsi besar dalam kurun dua minggu.
Pada 4 November 2024, terdapat tiga gunung api dalam Level III Siaga. Berikut rinciannya:
- Awu - Sulawesi Utara
- Ibu - Maluku Utara
- Merapi - Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, 9 Warga Tewas dan 10.295 Orang Mengungsi
3. Level II (Waspada)Gunung api dengan Level II (Waspada) mulai teramati dan terekam mengalami gejala peningkatan aktivitas vulkanik secara visual dan/atau instrumental.
Gunung Level II dapat mengalami perubahan visual di kawah, gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal.
Beberapa gunung api pada level ini dapat mengalami erupsi. Namun, dampak erupsi hanya menimbulkan ancaman bahaya di sekitar pusat erupsi dan tidak mencapai pemukiman warga.
Hingga 4 November 2024, terdapat 19 gunung api Level II Waspada. Berikut rinciannya:
- Anak Krakatau - Lampung
- Banda Api - Maluku
- Bromo - Jawa Timur
- Dempo - Sumatera Selatan
- Dukono - Maluku Utara
- Gamalama - Maluku Utara
- Ili Lewotolok - Nusa Tenggara Timur
- Iya - Nusa Tenggara Timur
- Karangetang - Sulawesi Utara
- Kerinci - Jambi, Sumatera Barat
- Lokon - Sulawesi Utara
- Marapi - Sumatera Barat
- Raung - Jawa Timur
- Rinjani - Nusa Tenggara Barat
- Ruang - Sulawesi Utara
- Semeru - Jawa Timur
- Sinabung - Sumatera Utara
- Slamet - Jawa Tengah
- Soputan - Sulawesi Utara
Masyarakat dan pengunjung gunung api Level II dilarang mendekati kawah dalam radius 2 km, dilarang menginap di kawasan kawah, dan dilarang mendekati lubang gas kawah.
Baca juga: UPDATE Korban Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, 10 Orang Meninggal
4. Level I (Normal)Gunung api Level I (Normal) dapat menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkanik berdasarkan pengamatan visual dan/atau instrumental. Namun, tidak ada peningkatan aktivitas berdasarkan karakteristiknya.
Meski begitu, tetap ada ancaman bahaya berupa gas beracun yang dapat terjadi di puncak gunung.
Gunung api berstatus normal tidak menunjukkan letusan, hasil visual, kegempaan, dan kondisi vulkanik lainnya dalam kurun waktu tertentu.
Terdapat 45 gunung api di Indonesia yang berstatus Level I Normal hingga 4 November 2024.
- Agung - Bali
- Ambang - Sulawesi Utara
- Anak Ranakah - Nusa Tenggara Timur
- Arjuno Welirang - Jawa Timur
- Batur - Bali
- Batutara - Nusa Tenggara Timur
- Bur Ni Telong - Aceh
- Ciremai - Jawa Barat
- Colo - Sulawesi Tengah
- Dieng - Jawa Tengah
- Ebulobo - Nusa Tenggara Timur
- Egon - Nusa Tenggara Timur
- Galunggung - Jawa Barat
- Gamkonora - Maluku Utara
- Gede - Jawa Barat
- Guntur - Jawa Barat
- Ijen - Jawa Timur
- Ile Werung - Nusa Tenggara Timur
- Ili Boleng - Nusa Tenggara Timur
- Inielika - Nusa Tenggara Timur
- Inierie - Nusa Tenggara Timur
- Kaba - Bengkulu
- Kelimutu - Nusa Tenggara Timur
- Kelud - Jawa Timur
- Kie Besi - Maluku Utara
- Lamongan - Jawa Timur
- Lereboleng - Nusa Tenggara Timur
- Lewotobi Perempuan - Nusa Tenggara Timur
- Mahawu - Sulawesi Utara
- Papandayan - Jawa Barat
- Peut Sague - Daerah Istimewa Aceh
- Rokatenda - Nusa Tenggara Timur
- Salak - Jawa Barat
- Sangeangapi - Nusa Tenggara Barat
- Seulawah Agam - Daerah Istimewa Aceh
- Sirung - Nusa Tenggara Timur
- Sorikmarapi - Sumatera Utara
- Sumbing - Jawa Tengah
- Sundoro - Jawa Tengah
- Talang - Sumatera Barat
- Tambora - Nusa Tenggara Barat
- Tandikat - Sumatera Barat
- Tangkoko - Sulawesi Utara
- Tangkuban Parahu - Jawa Barat
- Wurlali - Maluku
Masyarakat tak boleh mendekati bagian bibir kawah puncak gunung api dengan Level I dalam radius 200 meter sampai 1 km, terutama saat mendung dan hujan pada musim hujan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.