KOMPAS.com - Sekelompok anak muda Ghana menolak pemberian bantuan sosial (bansos) berupa beras yang diberikan pejabat pemerintahan.
Penolakan itu dilakukan sebagai protes atas kondisi mereka yang lama menjadi pengangguran. Daripada menerima bansos beras, mereka lebih meminta diberi pekerjaan.
Kejadian itu terekam dalam video viral yang beredar di media sosial pada 2021. Belakangan, video aksi penolakan bansos oleh pemuda Ghana kembali dibagikan di media sosial.
"Anak muda Ghana menolak karung-karung beras dari politisi, 'kami butuh pekerjaan, bukan nasi'," demikian tulisan video yang dibagikan akun media sosial X atau Twitter, @cobe***20, Minggu (17/11/2024).
Menanggapi video itu, akun @Wid****64704930 menyebut warga Ghana "lebih waras" dari warga Indonesia yang rela menukar harapan masa depan dengan bansos.
Akun lain, @Teg***i57944614 berkomentar, warga Ghana lebih cerdas sebab mereka malu menerima bansos meski tinggal di negara miskin Benua Afrika.
Lantas, bagaimana kejadian pemuda Ghana menolak bansos tersebut?
Baca juga: Alasan Bansos Disetop Sementara Jelang Pilkada 2024
Anak muda Ghana tolak bansos
Diberitakan BBC (20/7/2021), pemuda di Busunu, Damongo, Ghana menolak hadiah beras dari anggota parlemen sebagai bentuk protes atas kondisi mereka yang lama menganggur.
Sesuai kebiasaan setempat, anggota parlemen Samuel Abu Jinapor menyumbangkan makanan kepada konstituennya untuk merayakan Idul Adha pada 18 Juli 2021.
Hadiah dari politisi seperti beras, minyak goreng, kain, barang elektronik, dan uang menjadi hal wajar yang diterima di Ghana. Bansos terutama diberikan selama kampanye pemilu dan perayaan keagamaan seperti Natal dan Idul Adha.
Samuel Abu Jinapor mengirimkan beras untuk para kepala suku, imam, kepala klan, dan ibu suri. Beras itu akan dibagikan kepada masyarakat Busunu.
Tiga truk pikap lewat dalam perjalanan untuk menyimpan bansos itu di kantor ketua komisi pemilihan umum Busunu ketika para pemuda yang marah mencegatnya. Mereka dengan tegas menolak bantuan tersebut.
Pemuda Ghana bernama Seidu Sachibu mengungkapkan, dia melihat truk lewat wilayahnya. Ketika diikuti, truk itu ternyata membawa beberapa karung beras.
"Kami katakan kepadanya, kami adalah kaum muda dan Anda, para eksekutif, tahu tantangan yang kami hadapi dalam hal pengangguran. Jadi kami mengembalikan hadiah tersebut kepada anggota parlemen kami," ujarnya, diberitakan The Westside Gazette (5/8/2021).
Para pemuda Ghana mengembalikan beras hadiah itu dengan cara melempar kembali karung-karung beras ke dalam tiga mobil yang mengangkutnya.
Mereka bahkan dilaporkan menghancurkan sebagian besar beras tersebut. Bantuan itu lalu dikembalikan ke perwakilan anggota parlemen yang datang mengantarkan bantuan tersebut.
"Kami butuh pekerjaan, kami butuh pekerjaan," seru para pemuda yang marah.
Baca juga: Ramai soal Ridwan-Suswono Disebut Bagi Bansos Usai Bertemu Jokowi, Ini Kata Timses
Pembelaan pejabat dan partai
Jinapor yang kini menjadi Menteri Pertanahan dan Sumber Daya Alam mengaku tidak terbiasa mengabaikan keluhan atau tuntutan konstituennya.
“Saya menanggapinya (penolakan sumbangan beras) dengan iktikad baik. Pengangguran di kalangan pemuda merupakan tantangan di banyak wilayah Afrika," ujar dia.
"Namun, saya berharap mereka menyampaikan keluhan mereka dengan cara yang berbeda," tegasnya.
Jinapor pun membela kinerjanya dalam membangun negara tersebut. Menurutnya, pemerintah telah menciptakan lapangan kerja di seluruh Ghana.
Selain itu, dia mengaku berencana mendirikan pabrik pengolahan untuk mendukung para perempuan dan membangun sekolah menengah di Busunu.
"Saya tidak akan bertengkar dengan mereka yang memilih untuk mengekspresikan diri dengan cara seperti itu," tegasnya.
Sementara itu, Partai Patriotik Baru yang diikuti Jinapor menekankan bansos hanya diberikan kepada para imam, kepala suku, dan ibu suri saja. Pemuda Ghana tidak mendapatkannya.
"Anggota DPR tidak pernah menyumbang atau memberikan beras kepada pemuda atau kelompok pemuda mana pun di daerah pemilihannya," ujar partai itu dalam rilisnya, dilansir dari BBC (21/7/2021).
Partai itu pun tidak mengakui kabar ada banyak anak muda Ghana menolak bansos tersebut. Sebab, bansos itu bukan ditujukan kepada mereka.
Baca juga: Kata Muhadjir, Airlangga, Risma, dan Sri Mulyani soal Bansos Saat Pemilu 2024
Pemuda Ghana minta maaf
Wakil pemuda Busunu di Ghana, Seidu Sachibu mengaku mereka marah dan melempar karung beras karena bertindak spontan saat mengembalikan bansos tersebut.
“Kami memutuskan untuk segera mengirim sinyal kepada anggota parlemen bahwa dia sudah melupakan pemuda Busunu dan dia harus datang membantu kami," katanya.
Dia mengakui anggota parlemen telah berbuat banyak untuk daerah pemilihannya. Namun, mereka butuh lebih banyak pekerjaan di sektor publik.
Di sisi lain, dikutip dari Modern Ghana (23/7/2021), perwakilan pemuda Busunu meminta maaf dan mengaku menyesal atas tindakan mereka saat marah dan menolak bansos.
Aksi itu dilakukan bukan untuk mempermalukan Samuel Abu Jinapor. Mereka juga tidak dipaksa bertindak seperti itu.
Menurut mereka, tindakan itu hanya dilakukan untuk meyakinkan anggota parlemen kalau mereka butuh pekerjaan bukan beras.
Usai berunjuk rasa memprotes bansos, mereka lalu menyadari beras itu sebenarnya diberikan anggota parlemen untuk ketua adat mereka, bukan untuk para pemuda.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.