KOMPAS.com - Guru Besar bidang Mekanika Komputasional Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Tatacipta Dirgantara terpilih sebagai Rektor ITB periode 2025-2030.
Ia ditetapkan sebagai rektor dalam Sidang Pemilihan dan Penetapan yang dilakukan Majelis Wali Amanat (MWA) ITB di Jakarta pada Kamis (28/11/2024).
Tatacipta menyisihkan dua pesaingnya yang sama-sama mencalonkan diri sebagai Rektor baru ITB, yakni Prof Brian Yuliarto dan Prof Irwan Meilano.
“Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridai dan memberkahi dengan kesehatan, pemikiran, dan semangat untuk menjalankan amanah ini, memimpin ITB menjadi lebih baik,” ujar Wakil Ketua MWA ITB Ignasius Jonan, dikutip dari laman resmi ITB, Kamis.
Berikut profil Tatacipta Dirgantara yang terpilih menjadi Rektor baru ITB periode 2025-2030.
Baca juga: Profil Guru Besar ITB Yassierli, Calon Menteri Prabowo yang Diundang ke Kertanegara
Profil Tatacipta Dirgantara
Dilansir dari laman resmi ITB, Tatacipta yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik dan Dirgantara ITB lahir pada 24 April 1970.
Ia juga berstatus sebagai Guru Besar bidang Mekanika Komputasional Kelompok Keahlian Struktur Ringan.
Sebelum menjadi Rektor ITB, Tatacipta menempuh pendidikan di jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri ITB.
Ia lulus dari jurusan tersebut dengan predikat lulusan terbaik kedua pada Oktober 1993.
Setelah itu, Tatacipta melanjutkan studinya ke program S-2 Teknik Mesin Fakultas Pascasarjana ITB.
Ia menyelesaikan studi magisternya dengan predikat cumlaude pada April 1995.
Tatacipta kemudian mengenyam pendidikan di Inggris, tepatnya di Department of Engineering, Queen Mary, University of London pada Juli 2000.
Tak berhenti sampai di situ, ia juga menempuh pendidikan di Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) Lembaga Ketahanan Nasional pada September 2019 dan Program Profesi Insinyur ITB pada Oktober 2019.
Baca juga: ITB Minta Mahasiswa Penerima Beasiswa UKT Kerja Part Time, Dirjen Dikti Minta Rektor Klarifikasi
Perjalanan karier Rektor ITB Tatacipta Dirgantara
Selain riwayat pendidikannya yang mentereng, Tatacipta juga memiliki rekam jejak yang tidak kalah apik.
Sebagai dosen, ia pernah ditunjuk sebagai staf Damage Tolerance Technology Department di PT Dirgantara Indonesia pada Maret 1994-1995.
Perjalanan kariernya berlanjut sebagai teaching assistant pada Department of Engineering, Queen Mary, University of London pada September 1997-Juli 2000.
Tatacipta kemudian menjadi research visitor di universitas dan departemen yang sama pada September 2000-Juli 2001 dan post doctoral research assistant pada februari 2001-2003.
Di samping pekerjaannya di luar negeri, Tatacipta juga bertugas sebagai staf peneliti pada Kelompok Riset Dinamika dan Integritas Struktur Pusat Rekayasa Industri ITB sejak April 1994.
Baca juga: Ahli ITB Beberkan Penyebab PDNS Bisa Terkena Serangan Ransomware
Pada tahun yang sama, ia juga mengajar sebagai dosen pada Kelompok Keahlian Struktur Ringan FTMD ITB.
Tokyo Institute of Technology, Tokyo sempat menunjuk Tatacipta sebagai Visiting Scholar pada Graduate School of Science and Engineering, Department of Mechanical and Control Engineering sepanjang Desember 2004-Maret 2005.
ITB kemudian menugaskan Tatacipta sebagai Asisten Direktur bidang Hubungan Internasional di Direktorat Kemitraan dan Hubungan Internasional pada 2010-2015.
Setelah itu, ia terpilih menjadi Wakil Direktur bidang Hubungan Internasional Direktorat Kemitraan dan Hubungan Internasional pada 2015-2020.
Sejak 2019, Tatacipta juga menjadi Ketua Kelompok Keahlian Struktur Ringan FTMD.
Baca juga: Penjelasan ITB soal Mahasiswa Dapat Keringanan UKT Wajib Kerja Paruh Waktu
Harta kekayaan Rektor ITB Tatacipta Dirgantara
Tatacipta yang baru saja terpilih sebagai Rektor ITB memiliki harta kekayaan sebesar Rp 8.737.664.125.
Hal tersebut tercantum dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang terakhir kali dilaporkan pada 31 Desember 2024.
Dilansir dari laman elhkpn.kpk.go.id, berikut rincian harta kekayaan Tatacipta:
1. Tanah dan bangunan- Tanah dan bangunan seluas 987 m2/210 m2 di Bandung senilai Rp 6.000.000.000
- Tanah dan bangunan seluas 108 m2/183 m2 di Sumedang senilai Rp 2.000.000.000
- Tanah seluas 1.190 m2 di Bandung senilai Rp 150.000.000
- Tanah seluas 2.450 m2 di Bandung senilai Rp 200.000.000
- Tanah seluas 210 m2 di Bandung seluas 35.000.000.
- Mobil Toyota Innova 2.4 Q tahun 2016 senilai Rp 250.000.000
- Motor Honda Supra X 125 tahun 2007 senilai Rp 6.000.000
- Mobil Suzuki Katana tahun 2004 senilai Rp 65.000.000.
- Harta bergerak lainnya Rp 90.000.000
- Kas dan setara kas Rp 209.664.125.
- Hutang: Rp 468.000.000.
Baca juga: Ahli ITB Ungkap Kebiasaan Boros Listrik yang Jarang Disadari
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.