Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai 2025, Pendakian Gunung Rinjani Bakal Terapkan “Nol Sampah”

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA
Jalur pendakian Gunung Rinjani dari Pos 2 ke Pos 3, Rabu (30/4/2023).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) bakal menerapkan kebijakan “nol sampah” atau zero waste mulai 2025.

"Tahun 2025, kami melakukan zero waste agar tidak ada lagi potensi sampah yang diangkut ke atas (Gunung Rinjani)," kata Kepala TNGR, Yarman dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (3/12/2024).

Pada bulan Januari hingga Maret setiap tahun, aktivitas pendakian Gunung Rinjani selalu ditutup.

Hal tersebut bertujuan untuk memberikan waktu pemulihan lingkungan di Gunung Rinjani.

Baca juga: Terlihat Cantik dari Bawah, Awan Melingkar di Atas Gunung Ternyata Bahaya untuk Pendaki

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan demikian, Yarman menuturkan bahwa kebijakan nol sampah akan mulai diterapkan pada April 2025.

Yarman menyampaikan, jumlah sampah dari pendakian Gunung Rinjani hingga Oktober 2024 mencapai 31 ton.

"Berdasarkan data sampah periode bulan April sampai Oktober 2024, sampah yang dihasilkan dari kegiatan pendakian berjumlah 31.156,43 kilogram," terangnya.

Baca juga: Mengapa Abu Vulkanik Erupsi Gunung Bisa Berbahaya bagi Penerbangan? Ini Penjelasannya

Mekanisme penerapan nol sampah di Gunung Rinjani

Dengan adanya kebijakan ini, pendaki dilarang membawa bungkus makanan sekali pakai saat mendaki Gunung Rinjani.

“Kami siapkan model boks makanan, sehingga potensi sampah bisa disingkirkan," jelas dia.

Nantinya, boks makanan tersebut akan disiapkan di pintu-pintu masuk sebelum pendaki memulai perjalannya menuju Puncak Dewi Anjani, nama puncak gunung Rinjani.

Jika pendaki membawa makanan dan minuman instan dari rumah, seperti mi, roti, atau kopi, harus dikeluarkan dari bungkusnya dan diganti dengan boks yang telah disiapkan.

Masyarakat sekitar akan dilibatkan untuk menyiapkan makanan-minuman dalam boks agar tidak ada lagi potensi sampah di gunung dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

"Kalau mau pendakian bersih, harus dari bawah (pintu masuk jalur pendakian), tidak ada cara lain. Konsekuensinya petugas harus keras dan itu tantangan," tegasnya.

Baca juga: Mengenal A32a, Gunung Es Terbesar di Dunia yang Mengapung dan Berputar-putar di Lautan

Tarif pendakian Gunung Rinjani

Setidaknya ada enam jalur pendakian Gunung Rinjani, yakni Sembalun, Timbanuh, Senaru, Tetebatu, Torean, dan Air Berik.

Berikut rincian tarif pendakian Gunung Rinjani:

Jalur Sembalun:

  • Wisatawan Nusantara: Rp 20.000
  • Rombongan pelajar/mahasiswa Nusantara: Rp 10.000
  • Wisatawan mancanegara: Rp 200.000.

Jalur Timbanuh:

  • Wisatawan Nusantara: Rp 10.000
  • Rombongan pelajar/mahasiswa Nusantara: Rp 5.000
  • Wisatawan mancanegara: Rp 150.000.

Jalur Senaru:

  • Wisatawan Nusantara: Rp 20.000
  • Rombongan pelajar/mahasiswa Nusantara: Rp 10.000
  • Wisatawan mancanegara: Rp 200.000.

Baca juga: Kisah Omayra Sanchez, Terjebak 60 Jam dalam Air akibat Gunung Meletus

Jalur Tetebatu:

  • Wisatawan Nusantara: Rp 10.000
  • Rombongan pelajar/mahasiswa Nusantara: Rp 5.000
  • Wisatawan mancanegara: Rp 150.000.

Jalur Torean:

  • Wisatawan Nusantara: Rp 20.000
  • Rombongan pelajar/mahasiswa Nusantara: Rp 10.000
  • Wisatawan mancanegara: Rp 200.000.

Jalur Air Berik:

  • Wisatawan Nusantara: Rp 10.000
  • Rombongan pelajar/mahasiswa Nusantara: Rp 5.000
  • Wisatawan mancanegara: Rp 150.000.

Tarif di atas berlaku untuk hari kerja. Sementara hari libur, cuti bersama, dan hari raya, mempunyai perhitungan tarifnya sendiri, berikut rinciannya:

  • Wisatawan Nusantara: 150 persen dikali tarif normal
  • Rombongan pelajar/mahasiswa Nusantara: 150 persen dikali tarif normal
  • Wisatawan mancanegara: Rp 0.

Baca juga: Penjelasan PVMBG soal Video Pendaki Berlarian Menjauhi Kawah Saat Gunung Dukono Erupsi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi