Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 182 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Usai Pesawat Jatuh di Sri Lanka

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi pesawat MH370.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Tepat 50 tahun yang lalu, pesawat yang mengangkut 182 jemaah haji Indonesia mengalami kecelakaan di Colombo, Sri Lanka pada 4 Desember 1974.

Kecelakaan tersebut menewaskan seluruh jemaah haji yang terbang menggunakan pesawat milik maskapai Martin Air dari Surabaya, Jawa Timur dengan tujuan Jeddah, Arab Saudi.

Insiden terjadi ketika pesawat Martin Air jatuh setelah meledak dan menabrak gunung di kawasan Adam’s Peak di sebelah timur Bandara Bandaranaike, Colombo.

Pesawat Martin Air yang mengalami kecelakaan berjenis DC-8 55F buatan perusahaan dirgantara McDonnell Douglas pada 1966.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat tersebut dicarter oleh maskapai Garuda Indonesia khusus untuk penerbangan haji.

Baca juga: Kronologi Mesin Pesawat Trigana Air Keluarkan Api di Bandara Sentani

Kisah pesawat jemaah haji Indonesia jatuh di Sri Lanka

Dilansir dari Kompas.com, Senin (4/12/2020), kecelakaan Martin Air yang menewaskan 182 jemaah haji Indonesia terjadi 15 menit sebelum pesawat mendarat di Bandara Bandaranaike.

Colombo yang menjadi lokasi kecelakaan pesawat Martin Air sebenarnya bukanlah tujuan akhir para jemaah haji Indonesia.

Pesawat tersebut mendarat di Colombo untuk untuk mengisi bahan bakar sebelum melanjutkan perjalanan ke Jeddah.

Namun, perhentian di Colombo berubah menjadi petaka ketika petugas menara salah mendengar ucapan pilot.

Baca juga: Malaysia Berencana Lanjutkan Pencarian Pesawat MH370, Akan Dilakukan di Area Baru

Berdasarkan kontak terakhir, pilot mengatakan, jarak pesawat dengan bandara adalah “fourty miles” atau 40 mil.

Namun, ucapan tersebut salah didengar oleh petugas menara yang menangkapnya sebagai “fourteen miles” atau 14 mil.

Kesalahan pendengaran membuat petugas menara memberi instruksi agar pilot bisa mendaratkan pesawatnya.

Instruksi tersebut diterima oleh pilot dengan menurunkan ketinggian pesawat. Namun, ia terkejut setelah menyadari perintah yang diberikan salah.

Ia segera menaikkan ketinggian pesawat, tapi upayanya untuk menyelamatkan para jemaah haji gagal.

Pesawat Martin Air akhirnya menabrak gunung hingga seluruh penumpang dan awak pesawat meninggal.

Berdasarkan laporan kecelakaan, pesawat Martin Air berada di ketinggian 10.200 kaki, sementara gunung yang ditabrak memiliki ketinggian sekitar 4.600 kaki.

Baca juga: Ramai soal Hilangnya Pesawat MH370 Terlihat di Satelit Spionase AS, Ini Kata Pengamat

Daftar jemaah haji korban kecelakaan pesawat Martin Air

Kecelakaan maut pesawat Martin Air lima dekade yang lalu menewaskan jemaah haji dari berbagai daerah.

Dilansir dari Kompas.id, Kamis (6/12/2018), pesawat tersebut mengangkut 111 orang dari Blitar, 16 orang dari Lamongan, 1 orang dari Kota Surabaya, 2 orang dari Kabupaten Surabaya, 49 orang dari Sulawesi Selatan, dan 3 orang dari Kalimantan Timur.

Selain itu, sembilan awak pesawat yang ikut dalam penerbangan Martin Air yaitu tujuh orang warga negara Belanda, dan dua Warga Negara Indonesia yang masih mahasiswa.

Lokasi jatuhnya pesawat Martin Air sulit untuk diakses. Warga di sekitar tempat kejadian menyebut lokasi kecelakaan pesawat Martin Air sebagai Perbukitan Tujuh Dara atau tujuh puncak bertebing yang curam dan berbahaya.

Karena medan yang begitu sukar dijangkau, tim pertama yang ditugaskan untuk melakukan proses pencarian kembali tanpa membawa hasil.

Baca juga: 10 Tahun MH370 Menghilang, Ilmuwan Kembangkan Cara Baru Lacak Pesawat Menggunakan Hewan Laut

Selain itu, tim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Colombo dan tim dari Belanda juga diterbangkan ke Sri Lanka untuk menangani kecelakaan.

Meski pada saat itu sistem komunikasi belum secanggih sekarang, kabar kecelakaan pesawat Martin Air membuat Indonesia berduka.

Media nasional mulai dari radio, televisi, hingga koran mulai menyiarkan berita kecelakaan tersebut pada 6 Desember 1974.

Soeharto yang masih menjabat sebagai presiden segera mengirim tim khusus yang terdiri dari perhubungan, Ditjen Haji dan Umrah, serta dari pihak Garuda Indonesia.

Pihak Garuda ikut diberangkatkan karena maskapai inilah yang mencarter delapan pesawat untuk 214 kali penerbangan haji dengan jumlah 54.340 tempat duduk.

Salah satu pesawat yang dicarter adalah MD-8 55F yang sebenarnya adalah pesawat angkut tapi diubah untuk penerbangan haji.

Baca juga: Ilmuwan Klaim Temukan Pesawat MH370: Jatuh di Broken Ridge, Bukan Kecelakaan tapi Kesengajaan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi