Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Mewarnai Rambut Bisa Sebabkan Kerontokan, Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
instagram.com/iq9abut
Tangkapan layar video menampilkan mewarnai rambut menyebabkan kerontokan.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah video yang menampilkan narasi bahwa mewarnai rambut menyebabkan kerontokan, viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @iq9*** pada Selasa (5/11/2024), tampak seorang pria mencoba untuk mewarnai rambutnya dengan warna pirang.

“Warnain rambut ah mumpung baru lulus sekolah,” bunyi keterangan dalam video di unggahan.

Pada tayangan video berikutnya, rambut pria tersebut terlihat mengalami kerontokan usai mewarnai rambutnya.

Akhirnya, pria itu memutuskan untuk mencukur habis rambutnya sampai kepalanya botak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, benarkah mewarnai rambut picu kerontokan?

Baca juga: Pria India Terkena Stroke Usai Pijat Kepala di Tempat Potong Rambut

Penjelasan dokter

Dokter spesialis kulit dan kelamin di RST Wijayakusuma Purwokerto, Ismiralda Oke Putranti membenarkan, mewarnai rambut bisa memicu kerontokan.

Menurutnya, kerontokan usai rambut diwarnai biasanya akibat reaksi alergi terhadap bahan pewarnanya.

“Bahan pewarna yang paling sering menimbulkan reaksi alergi adalah paraphenylenediamine (PPD),” kata Ismiralda saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/11/2024).

Gejala reaksi alergi pada orang-orang tertentu, akan muncul setelah beberapa jam atau hari setelah pewarnaan rambut.

Apabila gejala alergi ini muncul, timbul reaksi peradangan yang hebat hinggu memicu kerontokan rambut.

Baca juga: Ingin Memanjangkan Rambut Lebih Cepat? Begini Caranya

“Itu sebabnya sebelum mewarnai rambut, produk-produk pengecatan rambut akan menyarankan untuk melakukan tes sedikit pewarna rambut dioleskan di belakang telinga dan dievaluasi kurang lebih selama 48 jam,” terangnya.

Adanya reaksi kemerahan atau lepuh menandakan alergi terhadap bahan pewarnanya.

Sementara, pewarnaan rambut pada orang normal, biasanya tidak menimbulkan masalah serius seperti itu.

Ismiralda menjelaskan, masalah yang dikeluhkan umumnya berupa rambut menjadi kering akibat iritasi bahan pelarut warna.

“Hal ini terjadi segera setelah tindakan pengecatan rambut,” jelasnya.

Selain itu, proses bleaching sebelum pewarnaan rambut juga dapat mengakibatkan rambut kering dan rontok.

Baca juga: Ramai soal Rambut Rontok Tanda Anemia, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter

Penyebab lain rambut rontok

Lebih lanjut, Ismiralda menyampaikan, terdapat beberapa faktor lain yang dapat memperparah kerontokan dan rambut kering, salah satunya adalah penggunaan hair dryer dan catok.

“Pada rambut yang masih basah sekali, jika langsung di-hair dryer panas atau dicatok, akan membuat air di dalam rambut mendidih,” ungkapnya.

Selain itu, menggosok rambut terlalu berlebihan dan keras juga menyebabkan rambut mudah tercabut dari akarnya.

Ia menyarankan untuk menggunakan handuk yang lembut dan menyerap air atau berbahan microfiber.

“Rambut tidak perlu digosok, cukup ditutup dengan handuk microfiber sehingga kelebihan air akan terserap di handuk,” ucapnya.

Penggunaan air terlalu panas untuk keramas, juga dapat mengakibatkan rambut kering dan kusam.

“Yang tidak boleh apabila menggunakan air terlalu panas, karena akan melarutkan lapisan lemak dan minyak alami pada kulit dan rambut,” ujarnya.

Baca juga: 9 Suplemen untuk Menumbuhkan Rambut, Apa Saja?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi