Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Benarkan Video Viral Banjir di Sungai Gendol, Adakah Korban Jiwa?

Baca di App
Lihat Foto
X
Tangkapan layar video seseorang berlari menjauhi banjir yang datang di Sungai Gendol, Sleman, DI Yogyakarta/
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Lini masa X (sebelumnya Twitter) diramaikan oleh unggahan video memperlihatkan orang berlarian menghindari banjir di sungai.

Dalam keterangan unggahan video tersebut, lokasi kejadian berada di Sungai Gendol, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta.

Video itu diunggah akun X (sebelum Twitter) @merapi_uncover pada Kamis (5/12/2024).

Dalam video, tampak sejumlah penambang pasir berlarian menjauhi banjir yang tiba-tiba datang dari hulu Sungai Gendol.

Selain itu, sejumlah truk pasir yang berada di lokasi juga mencoba untuk menjauhi datangnya banjir bandang itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengunggah menyebut, kejadian tersebut terjadi di hari yang sama dengan video itu diunggah. Tepatnya, peristiwa itu terjadi pada sore hari.

“Detik detik banjir di sungai gendol sore ini , video Seko konco sopir,” bunyi keterangan dalam unggahan.

Hingga Jumat (6/12/2024), unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 81.200 kali dan mendapat 554 likes.

Kompas.com melakukan penelusuran mengenai kebenaran video tersebut. Berikut keterangan Polres Sleman, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman.

Baca juga: 4 SPBU di Yogyakarta yang Curang Ternyata Milik Swasta, Bagaimana Cirinya?

Polisi benarkan kejadian itu

Humas Polres Sleman, DI Yogyakarta, Iptu Salamun membenarkan adanya kejadian tersebut.

“Betul ada banjir karena atas (daerah hulu Sungai Gendol) hujan deras. Namun tidak disertai lahar,” tutur dia kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2024).

Dia menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (5/12/2024) sekitar pukul 16.00 WIB sore.

Meski demikian, Salamun memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dan luka akibat peristiwa tersebut.

“Polres Sleman melalui Bhabinkamtibmas yang mempunyai wilayah yang dilalui sungai selalu patroli rutin,” katanya.

Pihaknya juga rutin mengimbau kepada para penambang pasir dan warga setempat untuk selalu waspada dan memperhatikan cuaca terkini.

Salamun juga mengimbau agar para penambang pasir tidak melakukan kegiatannya untuk sementara waktu ketika cuaca sedang mendung atau hujan.

Baca juga: Viral, Video Polisi Tidur di Yogyakarta Dikeluhkan, Ini Kata Dishub

Banjir disebabkan curah hujan tinggi di hulu sungai

Kepala Seksi Gunung Merapi di BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso juga mengatakan bahwa banjir tersebut bukan dikarenakan material vulkanik Gunung Merapi.

Menurut Agus, banjir tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di wilayah hulu Sungai Gendol pada saat itu.

“Curah hujan yang tinggi 49 mm/jam selama 1 jam 46 menit,” ujar Agus kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2024).

Kepala Pelaksana BPBD Kabuapaten Sleman, Makwan menjelaskan, hujan deras melanda puncak Gunung Merapi sekitar pukul 12.20 WIB.

Sementara hulu Sungai atau Kali Gendol ini berada di puncak Gunung Merapi sisi tenggara.

Makwan menilai, banjir di Sungai Gendol tersebut masih tergolong aman untuk warga di sekitar aliran.

"Aman untuk pemukiman. Bagi penambang pasir yang beraktivitas di alur sungai, berbahaya," ucap Makwan kepada Kompas.com, Jumat.

“Saat ini, air banjir sudah tidak ada,” sambungnya.

Baca juga: Penghasilan Manusia Silver di Yogyakarta Rp 600.000 Sehari, Forpi: Sebulan Bisa Rp 18 Juta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi