Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 20 Mar 2020

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Terjun di Pasar Kripto? Pahami Segi Psikologisnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/CHINNAPONG
Jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 20,16 juta orang per April 2024.
Editor: Sandro Gatra
Oleh: Jolieo Stivel Christie Palit, Fira Khumairoh, dan Bonar Hutapea, S.Psi., M.Psi*

“Remember that the stock market is a manic depressive,” ~Warren Buffett

MENGAPA mata uang kripto (cryptocurrency) dan pasar kripto (crypto market) begitu menarik, khususnya bagi orang muda?

Apakah karena media memberitakan banyak orang menjadi kaya, bahkan menjadi konglomerat karena kripto?

Kripto adalah mata uang virtual yang keamanannya dijamin dengan algoritma kriptografi atau dilindungi sandi rahasia sehingga tidak mungkin dipalsukan atau dibelanjakan secara ganda, yang akan merugikan pemiliknya.

Selain itu, sebagai aset yang diperdagangkan demi memperoleh keuntungan karena nilai fluktuasinya yang sangat tinggi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak pertama kali dibuat tahun 2008, oleh Satoshi Nakamoto dengan meluncurkan Bitcoin, minat terhadap kripto sangat besar, terutama karena pergerakan masyarakat ke arah sistem pembayaran tanpa tunai (cashless). Pasar kripto semakin populer.

Bitcoin, adalah salah satu jenis dari cryptocurrency sekaligus pionir yang paling populer, yakni mata uang virtual berteknologi rantai blok (blockchain).

Blockchain adalah semacam buku besar digital yang mencatat semua transaksi kripto secara publik dan disimpan dalam blok di mana setiap blok terhubung satu sama lain semacam rantai yang membuatnya sulit dimanipulasi.

Tertarik dengan investasi kripto? Tak hanya istilah-istilah khas terkait yang harus dipahami semisal HODL, To the moon, Public and Private Key, DeFi, NFT, dan lainnya. Anda perlu tahu seluk beluknya secara rinci.

Di antaranya adalah tipe, jenis, dan kategorinya. Apalagi begitu banyak mata uang kripto di pasaran. Misalnya, apakah untuk utilitas, transaksi, tata kelola semisal hak suara, mendukung platform atau aplikasi tertentu, atau untuk sekuritisasi.

Daya tarik kripto terutama pada likuiditasnya yang tinggi utamanya bitcoin, etherium dan theter selain terbebas dari batas-batas negara sehingga bisa mencairkannya di manapun.

Namun, minimnya regulasi membuat jaminan keamanan rendah dan seringkali terjadi transaksi ilegal. Apalagi tidak semua negara ramah terhadap kripto, bahkan masih kontroversial karena dianggap mengganggu sistem perbankan.

Di Indonesia, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengatur perdagangan aset kripto. Namun, tidak ada jaminan perlindungan seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang melindungi simpanan di bank. Pasalnya, kripto dianggap sebagai komoditas dan bukan alat pembayaran yang sah.

Belum lagi sifatnya yang sangat fluktuatif, sehingga sangat potensial mengalami kerugian kapan pun.

Selain perlu perangkat komputer yang khusus dan canggih, jaringan internet yang kuat dan konsumsi energi yang tinggi untuk kegiatan menambang (mining), yakni serangkaian proses untuk mengeruk aset kripto baru.

Selain itu, tidak bisa diabaikan adalah risiko kripto dimanfaatkan untuk kejahatan atau penggunaannya terkait kegiatan kriminal.

Segi psikologis pasar kripto

Dampak pasar kripto terhadap kesehatan mental semakin menjadi perhatian. Segi psikologis menjadi sedemikian penting karena selain fisik, tidak jarang kondisi mental investor terganggu.

Dirangkum dari berbagai penelitian dan pandangan para pakar, di antaranya Kaur dan kawan-kawan pada jurnal Quality & Quantity tahun 2024, Littrel dan rekan-rekannya dalam jurnal PLoS ONE tahun 2024, dan Delfabbro dan teman-temannya dalam Journal of Behavioral Addictions tahun 2021, berikut beberapa di antaranya:

Euforia dan Fear of missing out (FOMO). Seperti disinggung sebelumnya, volatilitas harga kripto sangat tinggi sehingga investor ketakutan akan ketinggalan momen, takut kehilangan peluang untuk mendapatkan keuntungan besar saat periode kenaikan harga (Bull Run).

Fenomena FOMO ini sering memaksa orang untuk membeli aset dengan harga yang tidak rasional karena berharap harganya akan selalu naik (fase bullish).

Secara psikologis, rasa terlalu yakin (euforia) yang ekstrem menimbulkan bias optimisme, terlalu percaya diri (overconfidence bias), optimistik tak rasional, merasa tidak mungkin salah, ikut-ikutan (herding) meningkatkan risiko pengambilan keputusan yang buruk.

Selain itu, keterlibatan emosional yang terlalu dalam selama kenaikan harga dapat mengarah pada burnout, kelelahan emosional berkepanjangan, terutama jika investor terus-menerus memantau pasar tanpa jeda.

Ketakutan menghantui pikiran. Bayangkanlah sedang bersantai di malam hari, lalu sebuah berita muncul: "Pemerintah akan melarang semua transaksi cryptocurrency."

Seketika, pikiran investor dipenuhi kecemasan, apakah investasinya akan hancur atau haruskah menjual semuanya.

Inilah yang disebut ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan (fear, uncertatinty and doubt, FUD) yang melumpuhkan logika investor.

Fenomena FUD sering kali dipicu oleh rumor atau berita negatif, seperti kasus bangkrutnya FTX, salah satu pasar kripto atau isu regulasi yang ketat.

Bahkan pemilihan presiden Amerika Serikat cukup membuat ketar-ketir investor kripto.

Efeknya tidak main-main. Banyak investor mengambil keputusan dengan panik seperti menjual aset mereka di harga rendah, lalu menjadi sangat menyesal di kemudian hari ketika harga kembali naik.

Dampak terjebak siklus FUD ini antara lain adalah cemas berlebihan, merasa panik dan terus memeriksa ponsel setiap menit untuk memantau harga.

Seringkali disertai dengan gejala fisik seperti sulit tidur, sakit kepala, atau bahkan detak jantung tak menentu.

Gangguan psikologis lainnya. Pasar kripto dapat menciptakan kondisi yang dapat memperburuk atau memicu gangguan kesehatan mental tertentu seperti stres yang tinggi.

Kerugian besar yang dialami dalam waktu singkat, terutama selama crash pasar, dapat meninggalkan dampak psikologis yang mirip dengan trauma dan tendensi depresi.

Tak jarang investor mengalami mimpi buruk dan perasaan putus asa setelah kehilangan aset yang signifikan. Kerugian yang tidak terduga dapat menciptakan perasaan gagal, kehilangan harga diri, dan bahkan pikiran untuk menyerah.

Saran untuk intervensi

Mengacu pada sejumlah implikasi penelitian dan rekomendasi para pakar investasi dan keuangan, berikut beberapa rekomendasi untuk mereduksi dampak buruk psikologis pasar kripto:

Literasi keuangan. Pasar kripto dapat diibaratkan pertarungan yang tidak hanya menguji dompet, tetapi juga kesehatan mental.

Dari FUD hingga FOMO, dari stres hingga euforia berlebihan, semua ini adalah bagian dari perjalanan seorang investor kripto.

Karenanya, penting memahami semua risiko: risiko pengguna, risiko regulasi, risiko pemrograman, kehilangan semua investasi, risiko manajemen, dan lainnya.

Manajemen Stres. Teknik relaksasi seperti meditasi, olahraga, dan menjaga pola tidur yang teratur dapat membantu mengurangi tekanan emosional.

Batas toleransi risiko. Investor disarankan untuk menetapkan batas kerugian yang dapat ditanggung tanpa memengaruhi stabilitas emosi dan berhenti ketika sudah melewati batas toleransi.

Bantuan profesional. Jika stres atau kecemasan terus-menerus dirasakan, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.

Perlukah menjadi kriptosis?

Jumlah investor aset kripto di Indonesia mencapai 20,9 juta menurut OJK. Menurut studi oleh Cambridge Centre for Alternative Finance, lebih dari 40 persen investor kripto berusia 18-35 tahun yang juga lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental.

Maka, perhatian khusus diperlukan untuk membantu mereka dalam menghadapi tekanan ini.

Seperti pernyataan Warren Buffett yang dikutip di awal tulisan ini, tak hanya dunia yang menyesuaikan dengan pasar kripto, tapi paling utama adalah investornya.

Bila tak siap dengan konsekuensi keuangan dan psikis sebaiknya berpikir ulang memasukinya.

Bahkan Christina Lynn, seorang konsultan keuangan dalam Journal of Financial Planning edisi Januari 2024 menyatakan bahwa konsultan keuangan pun bingung dan kesulitan dalam mengevaluasi secara obyektif untuk membantu klien disebabkan bias dan kekhawatiran nyata tentang investasi kripto.

Sebelum menjadi investor tampaknya terlebih dahulu perlu menjadi kriptosis (cryptosis), yaitu orang yang sangat ingin mempelajari semua informasi tentang kripto karena antusiasme yang tinggi untuk memiliki aset kripto.

Tentu mencakup pemahaman mengenai segi psikis yang terkait dan kesiapan mental sebagai investor dalam pasar kripto, dunia yang sangat dinamis dan penuh kejutan.

*Jolieo Stivel Christie Palit dan Fira Khumairoh, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Bonar Hutapea, S.Psi., M.Psi, Dosen Tetap Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi