KOMPAS.com - Pasukan pemberontak berhasil menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada Minggu (8/12/2024) setelah menguasai beberapa kota penting.
Mereka kemudian mengibarkan bendera berwarna hijau, putih, hitam dengan tiga bintang merah di tengahnya. Bendera itu memang kerap digunakan oleh pasukan pemberontak di Suriah.
Diberitakan Reuters, Minggu (8/12/2024), pasukan pemberontak mencopot bendera Suriah berwarna merah, putih, dan hitam dengan dua bintang hijau di tengahnya yang berkibar di berbagai tempat
Dengan menggunakan bendera tersebut, para pemberontak menekankan kembalinya nilai-nilai kebebasan dan otonomi di Suriah.
Lantas, bagaimana sejarah penggunaan bendera Suriah?
Baca juga: Profil Presiden Suriah Bashar al-Assad yang Diduga Kabur, Pemberontak Kuasai Damaskus
Sejarah bendera Suriah
Bendera oposisi Suriah atau dikenal juga sebagai bendera Tentara Pembebasan Suriah (FSA) berkibar beberapa jam setelah pemberontak mengumumkan telah merebut ibu kota Damaskus.
Ini menandakan berakhirnya kekuasaan Presiden Bashar al-Assad yang kini disebut berada di Rusia untuk mencari suaka.
Berkibarnya bendera hijau putih hitam ini mengembalikan simbol Suriah saat negara itu merdeka.
Dikutip dari Britannica, Raja Husayn ibn Ali yang memimpin Hijaz (sekarang Arab Saudi) menggunakan Bendera Pemberontakan Arab pada 1917 untuk mewakili semua wilayah Arab.
Bendera ini terdiri dari tiga garis horizontal berwarna hitam, hijau, dan putih dengan segitiga merah di bagian sisi sebelah kiri, mirip dengan bendera Palestina saat ini.
Keempat warna dalam bendera tersebut menunjukkan warna dinasti besar dalam sejarah Arab, yakni Abbasids, Fatimids, Umayyah, dan Hashimites.
Pada Maret 1918, Bendera Pemberontakan Arab dikibarkan di Damaskus saat deklarasi kemerdekaan Suriah yang terdiri dari Suriah modern, Lebanon, Palestina, dan Yordania.
Bintang putih tunggal ditempatkan pada segitiga merah di bendera tersebut sebagai tanda negara Arab pertama yang merdeka setelah Hijaz.
Namun, empat bulan kemudian, Perancis menguasai Suriah. Bendera Pemberontakan Arab pun hanya dipakai dalam perang gerilya melawan otoritas Perancis.
Baca juga: Mengenal Hayat Tahrir al-Sham, Kelompok yang Kini Kuasai Aleppo Suriah
Penetapan bendera nasional Suriah
Suriah memproklamasikan kemerdekaan dengan bendera warna hijau, putih, hitam, dengan tiga bintang merah di tengahnya pada 17 April 1946.
Diberitakan Roya News, Minggu, bendera hijau, putih, hitam milik Suriah yang dipakai sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan Perancis itu memiliki arti berikut:
- Warna hijau mencerminkan perjuangan, kedaulatan, serta kekayaan sejarah budaya dan agama Suriah
- Tiga persegi panjang mewakili kekhalifahan Islam, yakni Rasyidin, Umayyah, dan Abbasiyah
- Tiga bintang merah melambangkan wilayah Suriah.
Setelah merdeka penuh, Suriah berjuang untuk persatuan Arab. Suriah lalu bergabung dengan Mesir mendirikan United Arab Republic pada 1958.
United Arab Republic menggunakan Bendera Pembebasan Arab dari revolusi Mesir 1952 yang berwarna merah, putih, hitam dengan dua bintang hijau untuk lambang kedua negara bagian.
Dilansir dari NDTV, Minggu, bendera tersebut memiliki arti sebagai berikut:
- Merah melambangkan darah perjuangan dalam revolusi untuk kebebasan warga Suriah
- Putih menunjukkan masa depan yang damai
- Bintang hijau di tengah melambangkan Suriah dan Mesir sebagai dua negara pendirinya
- Hitam untuk penindasan yang dialami orang Arab.
Suriah kemudian memisahkan diri dari United Arab Republic pada 1961. Sejak itu, ada dua bendera yang digunakan.
Namun, pada 29 Maret 1980, pemerintah Suriah resmi mengadopsi bendera United Arab Republic yang berwarna merah, putih, hitam dengan dua bintang hijau sebagai bendera nasional.
Baca juga: Suriah Kembali Memanas, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.