Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Biji Kopi Terbaik Dunia Versi Taste Atlas

Baca di App
Lihat Foto
Freepik.com
Ilustrasi biji kopi
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Taste Atlas belum lama ini merilis deretan biji kopi terbaik dari seluruh dunia.

Dalam peringkat 10 teratas, ada salah satu biji kopi khas Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut.

Biji kopi asal Indonesia yang masuk dalam 10 biji kopi terenak di dunia adalah Kopi Arabika Gayo dari Aceh.

Berikut urutan 10 biji kopi terbaik di dunia versi Taste Atlas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Minum 3 Cangkir Kopi Setiap Hari Bisa Tunda Penuaan, dengan Arabika atau Robusta?

10 biji kopi terbaik di dunia versi Taste Atlas

Cafe de Colombia menempati urutan pertama sebagai jenis biji kopi terbaik di dunia versi Taste Atlas.

Sementara, urutan kedua ditempati oleh biji kopi terkenal di dunia, Arabika yang berasal dari Ethiopia, Afrika.

Di urutan ketiga ada Kopi Blue Mountain yang merupakan varietas unggulan dari Jamaika, Afrika.

Dari daftar 10 peringkat teratas, Kopi Arabika Gayo yang berasal dari Aceh menempati posisi ke-8 sebagai biji kopi terbaik di dunia.

Berikut daftar lengkapnya:

  1. Cafe de Colombia, Kolombia
  2. Arabika, Ethiopia
  3. Blue Mountain, Jamaika
  4. Robusta, Republik Demokratik Kongo
  5. Kafae Doi Chaang, Thailand
  6. Cafe de Valdesia, Republik Dominika
  7. Huehuetenango, Guatemala
  8. Kopi Arabika Gayo, Indonesia
  9. Kopi Liar HUtan Harenna, Ethiopia
  10. Kafae Doi Tung, Thailand.

Baca juga: Rutin Minum Kopi Bisa Memperpanjang Umur, Berikut Penelitiannya

Mengenai Kopi Arabika Gayo

Dikutip dari Kompas.id, Minggu (3/12/2023), Kopi Arabika Gayo merupakan salah satu varietas kopi yang ditanam di pegunungan Bukit Barisan.

Kopi arabika merupakan salah satu tanaman yang dibawa oleh Belanda ke Tanah Gayo, Aceh.

Tanah Gayo cocok untuk ditanami kopi arabika karena berada di tanah dan temperatur udara yang dingin.

Warga setempat menyebut tanaman kopi arabika sebagai kahwa atau sengkawa, yang awalnya dikira dari jenis robusta.

Meskipun bernilai fantastis, masyarakat Gayo pada waktu itu banyak yang tidak mengetahui nilai ekonomi kopi arabika.

Baca juga: 6 Penyakit yang Bisa Diredakan dengan Minum Kopi Hitam Tanpa Gula, Apa Saja?

Kopi arabika bahkan dianggap sebagai tanaman belukar biasa dan hanya dimanfaatkan daunnya saja, bukan pada biji kopinya.

Dulunya, daun dari tanaman ini diracik menjadi minuman, sedangkan bijinya menjadi makanan hewan liar.

Baru sekitar tahun 1908, kopi arabika mulai dibudidayakan setelah Belanda menguasai Takengon.

Kini, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, produksi Kopi Arabika Gayo mencapai 65.793 ton pada 2020.

Jumlah tersebut bahkan mencapai 40 persen dari total produksi kopi arabika yang ada di Indonesia. 

Sebagian besar biji kopi tersebut diekspor ke luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China.

Baca juga: 10 Golongan Orang yang Tidak Boleh Minum Kopi, Siapa Saja?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi