KOMPAS.com - Taste Atlas belum lama ini merilis deretan biji kopi terbaik dari seluruh dunia.
Dalam peringkat 10 teratas, ada salah satu biji kopi khas Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut.
Biji kopi asal Indonesia yang masuk dalam 10 biji kopi terenak di dunia adalah Kopi Arabika Gayo dari Aceh.
Berikut urutan 10 biji kopi terbaik di dunia versi Taste Atlas.
Baca juga: Minum 3 Cangkir Kopi Setiap Hari Bisa Tunda Penuaan, dengan Arabika atau Robusta?
10 biji kopi terbaik di dunia versi Taste Atlas
Cafe de Colombia menempati urutan pertama sebagai jenis biji kopi terbaik di dunia versi Taste Atlas.
Sementara, urutan kedua ditempati oleh biji kopi terkenal di dunia, Arabika yang berasal dari Ethiopia, Afrika.
Di urutan ketiga ada Kopi Blue Mountain yang merupakan varietas unggulan dari Jamaika, Afrika.
Dari daftar 10 peringkat teratas, Kopi Arabika Gayo yang berasal dari Aceh menempati posisi ke-8 sebagai biji kopi terbaik di dunia.
Berikut daftar lengkapnya:
- Cafe de Colombia, Kolombia
- Arabika, Ethiopia
- Blue Mountain, Jamaika
- Robusta, Republik Demokratik Kongo
- Kafae Doi Chaang, Thailand
- Cafe de Valdesia, Republik Dominika
- Huehuetenango, Guatemala
- Kopi Arabika Gayo, Indonesia
- Kopi Liar HUtan Harenna, Ethiopia
- Kafae Doi Tung, Thailand.
Baca juga: Rutin Minum Kopi Bisa Memperpanjang Umur, Berikut Penelitiannya
Mengenai Kopi Arabika Gayo
Dikutip dari Kompas.id, Minggu (3/12/2023), Kopi Arabika Gayo merupakan salah satu varietas kopi yang ditanam di pegunungan Bukit Barisan.
Kopi arabika merupakan salah satu tanaman yang dibawa oleh Belanda ke Tanah Gayo, Aceh.
Tanah Gayo cocok untuk ditanami kopi arabika karena berada di tanah dan temperatur udara yang dingin.
Warga setempat menyebut tanaman kopi arabika sebagai kahwa atau sengkawa, yang awalnya dikira dari jenis robusta.
Meskipun bernilai fantastis, masyarakat Gayo pada waktu itu banyak yang tidak mengetahui nilai ekonomi kopi arabika.
Baca juga: 6 Penyakit yang Bisa Diredakan dengan Minum Kopi Hitam Tanpa Gula, Apa Saja?
Kopi arabika bahkan dianggap sebagai tanaman belukar biasa dan hanya dimanfaatkan daunnya saja, bukan pada biji kopinya.
Dulunya, daun dari tanaman ini diracik menjadi minuman, sedangkan bijinya menjadi makanan hewan liar.
Baru sekitar tahun 1908, kopi arabika mulai dibudidayakan setelah Belanda menguasai Takengon.
Kini, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, produksi Kopi Arabika Gayo mencapai 65.793 ton pada 2020.
Jumlah tersebut bahkan mencapai 40 persen dari total produksi kopi arabika yang ada di Indonesia.
Sebagian besar biji kopi tersebut diekspor ke luar negeri, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, dan China.
Baca juga: 10 Golongan Orang yang Tidak Boleh Minum Kopi, Siapa Saja?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.