KOMPAS.com - Intermittent fasting atau puasa intermiten dikenal efektif membantu menurunkan berat badan.
Namun, diet yang membatasi jam makan dalam sehari ini juga dapat memperlambat pertumbuhan rambut di kepala.
Temuan tersebut berdasarkan studi terbaru oleh tim peneliti dari Westlake University di Zhejiang, China, yang diterbitkan dalam jurnal Cell pada Jumat (13/12/2024).
Intermittent fasting adalah metode diet yang mengatur pola makan dengan cara membatasi waktu makan atau berpuasa dalam durasi tertentu.
Diet ini tidak menekankan pada jenis makanan yang boleh dikonsumsi, tetapi berapa lama seseorang boleh makan dalam sehari.
Dilansir dari Medical News Today, para peneliti menemukan, intermittent fasting dapat memberikan manfaat kesehatan, seperti menurunkan berat badan, risiko diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan penyakit Alzheimer.
Namun, penelitian lain juga menunjukkan potensi kerugian diet ini, seperti risiko lebih tinggi terkena batu empedu, kematian kardiovaskular, dan kanker usus besar.
Kini, sebuah studi terhadap manusia dan hewan terbaru turut melaporkan, puasa intermiten dapat memperlambat pertumbuhan rambut.
Baca juga: Apa Itu Intermittent Fasting yang Bikin Berat Marshanda Turun 17 Kg?
Intermittent fasting perlambat pertumbuhan rambut
Peneliti memulai studi terhadap hewan uji tikus yang dicukur lalu diberi makan dengan menggunakan metode intermittent fasting 16:8, yakni waktu makan 8 jam dan berpuasa 16 jam.
Sebagai perbandingan, peneliti juga menyiapkan kelompok kontrol berupa tikus yang dicukur tapi diberi akses tak terbatas ke makanan atau tanpa puasa intermiten.
Setelah dianalisis, para peneliti menemukan, tikus-tikus yang menjalani puasa intermiten hanya mengalami pertumbuhan rambut sebagian setelah 96 hari.
Sementara, kelompok kontrol yang makan dengan normal menumbuhkan kembali rambutnya setelah 30 hari.
Tim menilai, pertumbuhan rambut yang melambat pada hewan yang berpuasa intermiten disebabkan oleh stres pada sel induk folikel rambut atau hair follicle stem cells (HFSC).
Pada dasarnya, sel induk folikel rambut tidak mampu mengatasi stres yang terkait dengan peralihan dari penggunaan glukosa ke lemak.
Proses pertumbuhan rambut terjadi saat folikel rambut berada pada fase aktif. Pada kelompok kontrol, folikel menjadi aktif sekitar hari ke-20 dan tetap aktif untuk menumbuhkan rambut.
Namun, pada kelompok tikus yang menjalani intermittent fasting, periode puasa yang lama menyebabkan folikel mati, sehingga pertumbuhan rambut terhambat.
Baca juga: Diet Water Fasting Disebut Ampuh Turunkan Berat Badan, Aman untuk Kesehatan?
Hasil uji klinis pada 49 orang dewasa muda
Tim peneliti menindaklanjuti penelitian pada tikus dengan uji klinis kecil yang melibatkan 49 orang dewasa muda sehat.
Hasilnya menunjukkan, diet dengan cara berpuasa selama 18 jam setiap hari mengurangi pertumbuhan rambut rata-rata sebesar 18 persen.
Akan tetapi, perlu dicatat, studi ini hanya menawarkan ukuran sampel yang kecil dan periode pengujian yang singkat.
Para peneliti berpendapat, hasil penelitian yang berbeda mungkin ditemukan pada sampel yang lebih besar.
"Populasi manusia sangat heterogen, jadi efeknya mungkin berbeda untuk setiap orang," kata asisten profesor dan peneliti utama di School of Life Sciences di Westlake University, Bing Zhang, dikutip dari BBC Science Focus, Jumat.
Zhang melanjutkan, tikus juga memiliki tingkat metabolisme yang sangat tinggi dibandingkan dengan manusia.
Oleh karena itu, menurut dia, intermittent fasting dan pergantian metabolisme memiliki efek yang lebih parah pada sel induk folikel rambut tikus.
Baca juga: Selain Menurunkan Berat Badan, Ini 6 Manfaat Intermitten Fasting bagi Kesehatan
Tim pun berencana menindaklanjuti penelitian ini dengan bekerja sama dengan rumah sakit untuk menyelidiki bagaimana diet intermittent fasting memengaruhi jenis sel punca lain.
Salah satu fokus utama tim peneliti adalah mengidentifikasi hubungan antara intermittent fasting dan kecepatan penyembuhan luka.
"Kami melihat efek yang lebih ringan pada manusia. Masih ada sel induk yang mengalami apoptosis (mati), tetapi banyak HFSC yang bertahan hidup. Jadi, masih ada pertumbuhan kembali rambut, hanya saja sedikit lebih lambat dari biasanya," pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.