KOMPAS.com - Hari ini, 19 Desember, diperingati sebagai Hari Trikora. Trikora merupakan singkatan dari Tri Komando Rakyat.
Peringatan Hari Trikora bertujuan untuk mengenang dan menghormati perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kembali Irian Barat (sekarang Papua) sebagai bagian dari wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hari Trikora bukan sekadar peringatan, tetapi pengingat akan perjuangan dan pengorbanan bangsa untuk mempertahankan kedaulatan.
Mengetahui sejarah ini membantu kita menjaga semangat persatuan dan cinta tanah air.
Baca juga: Isi Trikora yang Dikeluarkan pada 19 Desember 1961
Berikut sejarah Trikora yang penting untuk diketahui.
Dilansir dari buku Go Go Indonesia; 101 Alasan Bangga Jadi Anak Indonesia (2013) oleh Apri Subagio, operasi Trikora merupakan sejarak kemiliteran di Indonesia yang cukup lama.
Operasi ini memakan waktu selama dua tahun.
Tujuan operasi ini adalah mengembalikan Irian Barat ke Indonesia.
Dikutip dari buku Sejarah (2012) oleh Ignas Kingkin Teja, pada tahun 1950, Belanda menjanjikan untuk menyerahkan Irian Barat dalam waktu setahun.
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Komisi Irian memiliki perbedaan yang menyolok.
Menurut pihak Indonesia, kekuasaan Belanda atas wilayah Irian Barat merupakan kekuasaan kolonial, bukan untuk kepentingan penduduk. Meski kekuasaan Belanda sudah bertahun-tahun, keadaan penduduk Irian Barat tetap terbelakang.
Sebaliknya, menurut Belanda, penyerahan Irian Barat kepada RIS sangat bertentangan dengan kepentingan penduduk asli, yang berarti akan mengabaikan hak penduduk asli untuk menentukan nasib sendiri.
Masalah tersebut pun dibawa menjadi agenda dalam sidang Majelis Umum PBB.
Baca juga: Perbedaan Trikora dan Dwikora
Pada tahun 1954, utusan Indonesia, Sudjarwo Tjondronegoro mengemukakan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari Indonesia dan Belanda pada Konferensi Meja Bundar telah menjanjikan untuk menyerahkan wilayah itu paling lambat satu tahun,
Sebaliknya, Belanda yang diwakili M. Van Balluseck tetap bersikeras untuk mempertahankan kekuasaannya di Irian Barat.
Pelbagai jalan diplomatik seakan membentuk tembok yang keras.
Belanda tetap pada ambisinya untuk terus menjajah Irian Barat dan sama sekali tidak mau mendengar aspirasi Indonesia. Pemerintah Indonesia sampai pada kesimpulan bahwa Belanda tidak mau diajak menempuh jalan damai.
Pada 18 November 1957, diadakan mobilisasi massa untuk pembebasan Irian Barat.
Rapat itu diikuti oleh pemogokan buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda pada 2 Desember 1957.
Selain memutus jalur penyelesaian diplomasi dengan Belanda, Indonesia juga menjalin hubungan dengan USSR. Dengan mendekati USSR, Indonesia berharap Belanda akan berpikir dua kali untuk mengabaikan aspirasi Indonesia.
Strategi Indonesia memperoleh hasil yang menggembirakan.
Pada 1 Desember 1961, Belanda mendeklarasikan kemerdekaan Irian Barat. Bendera Bintang Kejora pun dikibarkan. Bahkan, lagu Hai Tanahku Papua dinyanyikan, setelah mengumandangkan lagu kebangsaan Belanda, Wilhermus.
Baca juga: Tugu Trikora di Bitung, Monumen untuk Memperingati Aksi Trikora
Soekarno mengeluarkan perintah Trikora
Menanggapi kekalutan Belanda, Presiden Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 mengeluarkan perintah yang dikenal dengan Trikora (Tiga Komando Rakyat) yang berisi:
- Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda kolonial
- Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia,
- Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa
Namun, untuk melaksanakan Trikora terjadi konflik senjata antara Indonesia dengan Belanda.
Secara militer, Operasi Trikora mengumumkan Operasi Trikora di alun-alun Yogyakarya pada 19 Desember 1961. Mayor Jenderal Soeharto diangkat menjadi panglima operasi militer ini.
Oleh Belanda, Papua Barat diklaim sebagai provinsi dari Kerajaan Belanda. Pertempuran tidak dapat dielakkan lagi.
Secara rahasia beberapa pasukan telah disusupkan masuk ke Irian Jaya. Semua angkatan ikut terlibat dalam operasi ini, seperti angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan kepolisian dengan brigade mobilnya.
Peristiwa yang menggemparkan dari Operasi Trikora adalah pertempuran di Laut Aru.
Tiga kapal laut Indonesia, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau beroperasi untuk melawan Belanda.
Satu kapal yang dipimpin Yos Sudarso, KRI Macan Tutul, tenggelam.
Konflik ini berakhir pada 1 Mei 1963.
Badan PBB, UNTEA, menyerahkan Irian Barat ke Indonesia. Selanjutnya diadakanlah Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat). Hasilnya rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan Indonesia.
Baca juga: Sarno, Veteran Trikora yang Tinggal di Bekas Kandang Ayam Gunungkidul, Akhirnya Dapat Rumah
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.