Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Indo Bharat Rayon, Perusahaan yang Bikin Sritex Pailit

Baca di App
Lihat Foto
Dok. PT Indo Bharat Rayon
PT Indo Bharat Rayon perusahaan yang melaporkan Sritex agar pailit
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com- Mahkamah Agung (MA) menolak kasasi PT Seri Rejeki Isman Tbk (Sritex) terkait status pailit yang sebelumnya diputuskan oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang.

Putusan Sritex pailit berawal dari gugatan PT Indo Bharat Rayon ke Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang pada 21 Oktober 2024.

Indo Bharat Rayon menggugat Sritex karena dinilai tidak mampu membayar utang dan lalai memenuhi kewajiban pembayaran.

PN Niaga Semarang pun menerima permintaan Indo Bharat Rayon agar Sritex dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya.

Lantas, siapa itu perusahaan Indo Bharat Rayon yang membuat Sritex pailit?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kasasi Ditolak, PT Sritex Tetap Pailit, Apa yang Sebenarnya Terjadi?


Indo Bharat Rayon perusahaan apa?

PT Indo Bharat Rayon (IBR) merupakan perusahaan yang memelopori produksi serat stapel viscose (VSF) di Indonesia.

Serat stapel viscose adalah serat buatan biodegradable dari serat kayu dan memiliki karakter mirip kapas. VSF dipakai dalam pembuatan benang untuk pakaian dan perlengkapan lain.

Dikutip dari laman resminya, Indo Bharat Rayon berdiri pada 1980 dan memulai produksi komersial pada 1986 dengan kapasitas sederhana sebesar 16.500 tpa.

Indo Bharat Rayon termasuk salah satu lini usaha yang terafiliasi dengan konglomerasi bisnis asal India, Aditya Birla Group.

Baca juga: Demi Selamatkan 50.000 Karyawan, PT Sritex Akan Ajukan PK Usai Kasasi Ditolak MK

Aditya Birla Group merupakan perusahaan konglomerat multinasional asal India bernilai 35 miliar dollar AS (Rp 568 triliun) di bidang tekstil, logam, semen, keuangan, telekomunikasi, dan sebagainya.

Aditya Birla Group beroperasi di 40, di antaranya Australia, Austria, China, Bahrain, Bangladesh, Brasil, Kanada, Mesir, Prancis, Jerman, Hungaria, India, dan Indonesia.

Perusahaan ini dipimpin oleh Kumar Mangalam Birla. Sementara, Bharath Kumar adalah Presiden Direktur PT Indo Bharat Rayon.

Keduanya merupakan pengusaha asal India yang mempekerjakan 187.000 karyawan dari 100 negara berbeda.

Indo Bharat Rayon melayani pelanggan domestik dan luar negeri seperti di AS, Eropa, Turkiye, Jepang, Korea, China, Maroko, Filipina, Malaysia, dan lokasi global lainnya.

Baca juga: Siapa Pemilik Sritex, Perusahaan Tekstil yang Dinyatakan Pailit?

Produk Indo Bharat Rayon

Perusahaan Indo Bharat Rayon saat ini memiliki pabrik modern yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat.

Pabrik tersebut memiliki kapasitas terpasang lebih dari 200.000 tpa dan kini menjadi produsen VSF terbesar kedua di dunia yang berada di satu lokasi.

Indo Bharat Rayon memproduksi berbagai macam serat stapel viscose (VSF) dengan merek Birla Cellulose. VSF ini memiliki spesifikasi rekayasa untuk aplikasi tekstil dan non-woven.

Produk VSF juga memiliki spesifikasi rekayasa untuk aplikasi tekstil dan VSF antibakteri, serta bebas klorin dan logam berat untuk aplikasi non-woven.

Baca juga: Disebut Picu Sritex Pailit, Pemerintah Akan Revisi Permendag 8/2024?

Perusahaan ini juga memproduksi bahan kimia, seperti natrium sulfat anhidrat dan asam sulfat yang digunakan dalam industri deterjen, kaca, pewarnaan tekstil, serta pulp dan kertas.

Sementara itu, dalam laporan tahunan Sritex 2014, Indo Bharat Rayon dan PT South Pasific Viscose disebut sebagai dua pemasok serat rayon terbesar di Indonesia.

IBR mengeklaim memiliki pabrik pengolahan air limbah canggih dan sistem pembuangan limbah ilmiah yang diakui Kementerian Lingkungan Hidup.

Perusahaan ini pun menyatakan sebagai produsen VSF pertama yang meraih sertifikasi ISO 9002, ISO 14001, serta sertifikasi OEKO-TEX dari BTTG, Eropa.

IBR telah memenangkan Penghargaan Mutu Nasional Ramkrishna Bajaj IMC pada 2008.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi