Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Orang di Uganda Bergoyang Tak Terkendali akibat Penyakit Dinga Dinga, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
TikTok
Tangkapan layar video penderita penyakit Dinga Dinga di Uganda.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Ratusan orang di Distrik Bundibugyo, Uganda bergoyang tak terkendali akibat penyakit Dinga Dinga.

Dikutip dari CNBCTV18, Jumat (20/12/2024), penyakit Dinga Dinga ini muncul pertama kali pada awal 2023 dan kini masih diawasi secara ketat oleh otoritas kesehatan setempat.

Sejak awal kemunculannya, dilaporkan sudah ada 300 kasus orang terkena penyakit ini, dengan sebagian besarnya adalah perempuan dewasa dan anak-anak.

Lantas, apa itu penyakit Dinga Dinga? Dan apa penyebabnya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Dapat Ditularkan Melalui Gigitan Nyamuk, Apa Itu Virus Japanese Encephalitis?

Apa itu penyakit Dinga Dinga?

Secara lokal, istilah Dinga Dinga sendiri mempunyai arti “gemetar seperti menari”.

Sesuai namanya, penyakit Dinga Dinga ditandai dengan tubuh gemetar hebat, bergoyang, dan berguncang tak terkendali.

Hal tersebut membuat penderita Dinga Dinga tidak bisa beraktivitas dengan normal. Bahkan untuk berjalan pun, mereka memerlukan bantuan orang lain.

Selain itu, mereka yang terkena penyakit ini bakal mengalami demam tinggi, tubuh lemah secara ekstrem, hingga kelumpuhan.

Beberapa gejala fisik lain dari penyakit Dinga Dinga adalah sakit kepala, batuk, hingga hidung yang berair.

Baca juga: Jadi Penyebab Wabah di Rwanda, Apa Itu Virus Marburg yang Mematikan?

Penyebab pasti dari penyakit ini masih misterius alias belum diketahui, sehingga masih diteliti lebih lanjut oleh Kementerian Kesehatan Uganda.

Meski demikian, tidak ada kasus kematian akibat penyakit itu sejauh ini. Hingga kini, juga belum ada kasus yang dilaporkan terjadi di luar Distrik Bundibugyo.

Dilansir dari Business Today, Jumat (20/12/2024), pihak berwenang secara aktif menyelidiki apakah patogen pernapasan seperti influenza, Covid-19, malaria, atau campak mungkin bertanggung jawab atas penyakit ini.

Namun, kondisi ini masih belum teridentifikasi karena masih menunggu hasil laboratorium.

Seorang pasien berusia 18 tahun mengatakan, dia merasa lemah dan lumpuh dengan tubuhnya bergetar tak terkendali setiap kali dia mencoba berjalan.

“Itu sangat mengganggu. Saya dibawa ke Rumah Sakit Bundibugyo untuk mendapatkan perawatan, dan puji Tuhan, saya sekarang baik-baik saja,” ucapnya.

Baca juga: Virus Covid-19 Varian Baru Xec Menyebar di AS dan Eropa, Apa Saja Gejalanya?

Pengobatan penyakit Dinga Dinga

Petugas Kesehatan Distrik Bundibugyo, Dokter Kiyita Christopher menyarankan untuk tidak menggunakan obat herbal untuk mengatasi penyakit Dinga Dinga.

Pengobatan saat ini yang bisa dilakukan adalah dengan melibatkan antibiotik yang diberikan oleh tim kesehatan setempat.

“Tidak ada bukti ilmiah bahwa obat herbal dapat mengobati penyakit ini,” ujar Christopher, dilansir dari IndiaToday, Kamis (19/12/2024)

“Kami menggunakan pengobatan khusus, dan pasien biasanya sembuh dalam waktu seminggu,” sambungnya.

Untuk mencegah penyebaran penyakit ini, otoritas kesehatan setempat merekomendasikan untuk menjaga kebersihan dengan baik.

Selain itu, mereka juga menyarankan kepada masyarakat agar menghindari kontak dengan individu yang tertular dan segera melaporkannya kepada tim kesehatan terdekat jika merasakan gejala.

Baca juga: Ahli Temukan Virus Baru di China yang Bisa Menyebar Melalui Kutu, Apakah Berbahaya?

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi