Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Sembuhkan Luka dengan Menempelkan Besi Panas, Dokter Ingatkan Bahayanya

Baca di App
Lihat Foto
X
Tangkapa layar video memperlihatkan penyembuhan luka metode kauterisasi dengan besi yang dipanaskan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan penyembuhan luka dengan menempelkan besi yang dipanaskan, viral di media sosial.

Video tersebut diunggah oleh akun X (sebelumnya Twitter) @TopRandomVideos pada Selasa (17/12/2024).

Dalam video, tampak sebatang besi pipih dipanaskan menggunakan alat welder atau las.

Setelah dirasa cukup panas, besi tersebut kemudian ditempelkan ke luka yang ada di kaki seorang pria.

Pengunggah menyebut, metode itu disebut kauterisasi, yaitu cara untuk membakar atau menghancurkan jaringan kulit yang rusak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Dia mencoba menutup lukanya dengan metode Kauterisasi menggunakan besi yang dipanaskan,” bunyi keterangan dalam unggahan.

Lantas, apakah metode itu aman dilakukan?

Baca juga: Ramai soal Pengobatan Tulang dengan Terapi Dipukul Palu, Dokter Ingatkan Bahayanya

Apa itu kauterisasi?

Dokter spesialis kulit dan kelamin di RST Wijayakusuma Purwokerto, Ismiralda Oke Putranti membantah bahwa kauterisasi bisa digunakan untuk menyembuhkan luka.

Ia menjelaskan, kauterisasi merupakan prosedur medis dengan menggunakan panas maupun kimia untuk menghancurkan atau membakar jaringan.

“Kauterisasi tidak diindikasikan untuk mengobati luka, justru kauterisasi membuat luka baru dengan cara menghilangkan (menghancurkan) terlebih dulu jaringan-jaringan yang tidak normal,” katanya kepada Kompas.com, Kamis (19/12/2024).

Setelah jaringan tidak normal itu menghilang, akan muncul luka baru yang nantinya akan berposes menuju penyembuhan.

Jaringan abnormal di kulit yang bisa dihilangkan dengan kauterisasi adalah seperti kutil, granuloma pyogenik, kanker, atau skintags.

Ia menambahkan, ada dua jenis kauterisasi dalam dunia medis, yakni elektrokauterisasi (bedah listrik) dan kauterisasi kimia (lebih dikenal dengan bedah kimia).

Baca juga: Ratusan Orang di Uganda Bergoyang Tak Terkendali akibat Penyakit Dinga Dinga, Apa Itu?

Namun Ismiralda menekankan, kauterisasi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Melainkan harus dilakukan oleh dokter berkompeten.

“Tidak boleh dilakukan oleh orang awam apalagi menggunakan alat-alat yang tidak terjamin keamanan dan keselamatannya,” ujar dia.

Ismiralda mengungkapkan, terdapat beberapa bahaya dari metode kauterisasi yang dilakukan sembarangan.

Setelah tindakan kauterisasi dilakukan, proses perawatan juga harus dilakukan dengan baik oleh orang yang ahli.

Hal tersebut agar tidak menimbulkan infeksi atau munculnya jaringan parut yang justru membuat tampilan kulit menjadi semakin buruk.

“Risiko luka bakar, infeksi, dan (kesalahan) perawatan malah jadi luka yang tidak sembuh-sembuh,” ucap dia.

Baca juga: Mitos atau Fakta, TWS Bahaya Bagi Otak hingga Bisa Sebabkan Kanker?

Bagaimana pengobatan luka yang benar?

Lebih lanjut, Ismiralda menyampaikan bahwa terdapat beberapa pengobatan yang benar sesuai dengan tingkat keparahan luka.

Apabila lukanya baru dan ringan, sebaiknya segera dibersihkan terlebih dahulu dengan NaCl. Kemudian dikeringkan lalu diberi krim antibiotik dan ditutup plester.

“Kalau lukanya dalam dan kotor, harus dibawa ke fasilitas kesehatan,” papar Ismiralda.

Hal tersebut dilakukan untuk dibersihkan lebih intensif, dievaluasi apakah bisa langsung dibalut atau harus dijahit terlebih dahulu.

Kalau luka yang diderita terhitung sudah cukup lama, Ismiralda meminta untuk berhati-hati dan segera dibawa ke dokter.

“Dicari tahu penyebabnya apa, selama penyebabnya tidak tertangani ya lukanya akan kambuhan,” tutur dia.

Ia menambahkan, luka lama terkadang perlu tindakan debridement operatif atau prosedur bedah minor untuk mengangkat jaringan kulit mati atau terinfeksi.

Bahkan, luka lama harus ditutup menggunakan metode tandur kulit, suatu prosedur bedah dengan memindahkan kulit sehat untuk menutupi luka atau defek kulit.

Baca juga: Ramai soal Video Kaki Balita Dipukuli dengan Belut agar Cepat Berjalan, Dokter Anak Ingatkan Risikonya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi