KOMPAS.com - Azerbaijan Airlines menghentikan sementara penerbangan ke tujuh kota di Rusia setelah salah satu pesawatnya yang menuju Rusia jatuh di dekat Kota Aktau, Kazakhstan pada Rabu (25/12/2024).
Keputusan ini diambil setelah adanya laporan yang menyebut Pesawat Embraer 190 milik Azerbaijan Airlines tersebut kemungkinan ditembak jatuh oleh rudal pertahanan udara Rusia.
"Kami mempertimbangkan hasil awal penyelidikan atas kecelakaan tersebut dan risiko keselamatan penerbangan," kata Azerbaijan Airlines pada Jumat (27/12/2024), dikutip dari AFP.
Terpisah, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan tidak akan memberikan komentar mengenai insiden pesawat Azerbaijan Airlines jatuh sampai proses penyelidikan selesai.
“Investigasi sedang dilakukan dan sampai kesimpulan dari investigasi tersebut, kami tidak merasa memiliki hak untuk memberikan komentar dan kami tidak akan melakukannya,” ujar Peskov.
Baca juga: Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Azerbaijan Airlines: Ada Ledakan, Saya Kena Pecahan Peluru
Pesawat Azerbaijan Airlines diyakini ditembak oleh rudal Rusia
Pesawat Azerbaijan Airlines dengan nomor penerbangan J2-8243 seharusnya terbang ke arah barat laut dari Ibu Kota Azerbaijan, Baku, menuju Grozny di Chechnya, Rusia selatan.
Namun, dalam perjalanannya, pesawat tersebut malah berbelok arah melintasi Laut Kaspia.
Para pejabat yang tidak disebutkan namanya meyakini rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S telah menjatuhkan pesawat yang membawa 67 penumpang tersebut.
Sementara itu, Anggota Parlemen Azerbaijan, Rasim Musabekov mendesak Rusia untuk meminta maaf atas insiden tersebut.
“Mereka harus menerima ini, menghukum mereka yang bersalah, berjanji bahwa hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, menyatakan penyesalan dan kesiapan untuk membayar kompensasi,” katanya.
Musabekov menyebut, sebelum kecelakaan, pesawat Azerbaijan Airlines sempat mengalami kerusakan saat berada di atas langit Grozny dan diminta untuk melakukan pendaratan darurat.
Akan tetapi, pesawat tidak diizinkan mendarat di Grozny atau bandara-bandara Rusia di dekatnya dan malah “dikirim jauh” melintasi Laut Kaspia menuju Kazakhstan dengan GPS dimatikan.
"Jika pertahanan udara beroperasi di dekat bandara Grozny mereka seharusnya menutup ruang udara. Pesawat itu seharusnya berbalik arah saat mendekati Grozny. Mengapa hal ini tidak dilakukan?" ungkapnya.
Beberapa ahli penerbangan dan militer juga menilai, pesawat itu mungkin telah ditembak secara tidak sengaja oleh sistem pertahanan udara Rusia karena terbang di daerah di mana aktivitas drone Ukraina telah dilaporkan.
Baca juga: Pejabat Azerbaijan Sebut Pesawat Azerbaijan Airlines Korban Rudal Rusia
Rusia singgung drone Ukraina
Sementara itu, Kepala Badan Penerbangan Sipil Rusia, Dmitry Yadrov, pada Jumat mengeklaim pesawat tak berawak atau drone Ukraina menyerang kota Grozny ketika pesawat Azerbaijan Airlines mencoba mendarat di sana, sebelum kemudian jatuh di Kazakhstan.
Dmitry Yadrov juga mengatakan melalui Telegram, bahwa ada kabut tebal di atas Grozny saat insiden terjadi pada Rabu dan kondisi hari itu dan pada jam-jam di sekitar bandara sangat rumit.
“Drone Militer Ukraina sedang melakukan serangan terhadap infrastruktur sipil pada saat itu,” kata Yadrov.
Ia menambahkan bahwa pesawat tersebut melakukan dua kali percobaan pendaratan yang gagal.
“Pilot ditawari bandara alternatif. Dia mengambil keputusan untuk pergi ke bandara Aktau di Kazakhstan," katanya.
Yadrov juga mengatakan bandara Grozny telah menangguhkan kedatangan dan keberangkatan karena serangan pesawat tak berawak Ukraina, meskipun tanpa menjelaskan kapan hal ini terjadi.
Pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan barat dan terakhir dilaporkan menewaskan 38 dari 67 orang di dalamnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.